Stay With Me

11.7K 1.5K 281
                                    

"Berhenti dulu," pintaku kepada Jaehyun yang menyetir. Wajahnya terlihat kebingungan setelah aku berkata demikian.

Mataku berfokus pada figur di seberang, aku melihat ayah sedang mengangkat kardus-kardus besar yang kuyakin beratnya pasti sangat menyiksa tubuh.

Keringat mengucur dari pelipis sampai ke rahangnya, kemudian ayah akan mengusap cairan itu seusai kardus yang diangkat diletakkan di dalam. 

"Dia siapamu?" 

"Ayahku."

Pintu mobil kubuka, hendak menghampirinya, aku tidak dapat melihatnya seperti ini. Sekejam-kejamnya dia, dia tetap ayahku, orang yang telah membesarkanku dengan susah payah. 

"Jaehyun, kamu duluan aja. Aku mau bantu ayah." Jaehyun menatapku iba. 

Sebenarnya aku tidak suka jika ada orang yang mengasihaniku. Aku yakin ada ribuan orang di luar sana yang lebih menderita, tapi tidak dipedulikan, sedangkan aku yang sulitnya tak seberapa malah dikasihani, serasa seperti mengambil hak mereka.

Jaehyun akhirnya membiarkanku tinggal, walaupun sedikit sulit untuk meyakinkannya. Meminta Jaehyun untuk menunggu bukan pilihanku, waktu yang diperlukan untuk mengangkat kardus segitu banyaknya membutuhkan waktu yang lama, belum lagi semuanya berat.

"Terima kasih, ya udah mengajakku pergi." Ia tersenyum simpul, memutar balik mobilnya, lalu pergi. Aku merapihkan pakaian lalu berjalan ke arah ayahku.

"Ayah," panggilku. Dia langsung menoleh sebelum kedua tangannya sempat mengambil kardus berikutnya dari dalam mobil box. Aku menghampirinya dengan sejuta harapan ia akan memelukku.

"Kau dari mana saja, hah?!" ia  menunjukku dengan telunjuk tangan kanannya. Kedua kaki miliknya yang dialasi sepatu lama yang bentuknya sudah tidak karuan tergopoh menghampiriku.

Plak!

Secepat kilat tangannya beraksi, menampar pipiku dengan keras. "Kutanya dari mana saja?! TIDUR DENGAN PRIA?!" suaranya yang diawali pelan, semakin lama semakin keras, parahnya lagi, orang-orang mengelilingi memperhatikan kami berdua. 

Anak-anak seumuranku sudah siap dengan kamera ponsel, ada juga seorang ibu mengajak anaknya jalan lebih cepat agar tidak melihat ataupun mendengar apa yang akan terjadi. Aku menggigit bibir bawahku kencang, mengkhawatirkan diriku yang sebentar lagi akan viral di internet.

Sekarang aku tahu jika kau merasa bahagia, maka setelahnya tidak akan berakhir baik. Tidak ada yang dapat kulakukan lagi, hanya menunduk, melindungi wajahku dari dunia. Di dalam lubuk hatiku, aku mengharapkan Doyoung tiba-tiba muncul dan menyelamatkanku dari mereka. 

Nasibku sudah cukup buruk. Jangan tambahkan bobot bebanku lagi, aku lelah. Terkadang ada saat di mana aku hanya ingin berbaring di tempat tidur dan tidak melakukan apa-apa, sekadar mengistirahatkan diri.

***

Bagus. Hujan turun tanpa basa-basi, langsung begitu saja dengan derasnya. Ini sudah mau gelap, tapi aku belum sampai ke markas. Tubuhku menggigil, meronta meminta kehangatan karena aku hanya mengenakan coat, kaos hitam, dan celana pendek. 

Penerangan jalan hanya ada sedikit. Kepercayaan diriku untuk melanjutkan perjalanan sudah mulai pudar. Aku berlutut di bawah pohon, tempat di mana cahaya begitu minim. Bulir air mata mulai mengalir, bersatu dengan air hujan yang sekarang telah membasahi tubuhku sepenuhnya.

Perasaanku sudah hancur, aku tidak ada lagi harganya di dalam keluarga. Ayah pasti malu memiliki anak sepertiku. Aku ini beban, tidak ada gunanya, sampah. Aku memiliki segudang ketakutan dan nol prestasi. Tidak ada yang spesial dari diriku. 

IRREGULAR  | NCT mafia au [✔️]Where stories live. Discover now