Airplane

4.5K 614 47
                                    


Happy reading!

"AGHHHH!"

Hutan tidak memberi jawaban, angin pun tak ada beda, hanya bertambah kencang saja setiap detiknya.

Ujung sepatu Doyoung mengenai sebuah batu berukuran sedang. Pada detik berikutnya, batu itu melayang dan terjatuh jauh darinya setelah ditendangnya sekencang mungkin.

Dia benci Jung Jaehyun.

Ia ingin sekali menghapus perasaannya terhadap Jina. Cinta itu sungguh menyakitkan. Ini jauh lebih menyiksa daripada sebuah peluru ditembakkan ke dalam dagingnya.

Kenapa cinta itu diciptakan? Kenapa semesta membiarkannya dekat dengan Jina?

Apa memang dirinya ditakdirkan untuk merasakan, tetapi tidak memiliki?

Tapi Doyoung selalu mendapatkan semua yang dia mau. Semuanya tidak pernah sesulit ini. Tidak perlu sampai mengeluarkan air mata. Doyoung menjadi lemah karena perempuan itu.

Rasanya ia ingin merebut Jina kembali, tapi perkataan Jaehyun sudah merasuki.

"Doyoung!" laki-laki itu menoleh ke belakang, melihat seorang perempuan cantik berambut hitam panjang mengenakan pakaian seadanya.

"Jina?" ia tertawa dengan air mata menggenang. Jalannya tertatih menghampiri gadis itu.

"Kenapa kamu lepas cincinnya?" ia menghentikan langkahnya tak jauh dari Jina, cukup jauh sehingga tangannya belum dapat meraih tubuh ringkih gadis itu.

"Aku tidak rela, aku tidak rela melihat kamu pergi dengan Jaehyun, cincin itu hanya akan membuatku semakin membencinya!"

"Apa aku tidak penting lagi?"

"Ti-tidak, bukan itu maksudku." kali ini, ia berlari begitu cepatnya menghampiri Jina.

"I still love you, Jina." tangannya merengkuh gadis itu, namun gambaran Jina dalam pelukannya hilang bagai debu terbawa angin.

Doyoung menemukan dirinya memeluk diri sendiri, Jina tidak ada. Gadis itu tidak di sini bersamanya, dia tidak pernah di sampingnya lagi. Semua ini ilusi, tidak ada kebenaran di dalamnya.

***

"Apa? Kita pulang ke Korea hari ini?" wajahku suntuk. Aku baru saja bangun tidur, tapi langsung disuguhi rencana dadakan.

Untung saja aku tidak membawa apa-apa ke tempat ini, jadi aku tidak perlu repot-repot merapihkan pakaian. Waktu itu Taeyong bilang-ah tidak jadi, aku tidak mau terlalu memikirkannya lagi.

Aku jadi tidak terlalu produktif semenjak kesedihan kembali menimpaku. Heran, hidup itu terlalu berliku, aku tidak dapat menebak ke mana sebuah jalan akan membawaku.

Jika harapanku kebahagiaan, terkadang hidup malah membawa bencana. Begitu pula sebaliknya. Tidak ada yang dapat kulakukan tentang konsep dunia, aku ikuti saja alurnya.

"Nih, hoodie sama celana trainingku, nanti di pesawat bakal dingin loh." Jaehyun menyerahkan pakaiannya, sebuah hoodie berwarna hijau tua dan celana training warna abu-abu. Ketika aku menerimanya, aku dapat mencium wangi Jaehyun melekat pada pakaian itu. Ya tidak heran sih, ini kan memang milik Jaehyun.

Sejujurnya aku tau aku akan tampak seperti orang baru bangun tidur kalau keluar menggunakan ini, tapi yasudahlah, aku tidak membawa apa-apa ke Rusia. Aku juga belum sempat membeli pakaian karena hari ini kita sudah pulang.

IRREGULAR  | NCT mafia au [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang