Your fiancee?

6.5K 690 189
                                    

"Hei ... uh ...." Somi berjalan cepat melewatiku untuk menghampiri Doyoung. Dia tidak berbicara sejak tadi, sedang aku hanya berjalan di belakangnya.

Pikiranku serasa diliputi kabut tebal. Aku bingung harus merasa apa melihat Somi berjalan berdampingan dengan Doyoung. Mereka tampak cocok berdua, aku tersenyum miris.

Somi cantik sekali, tubuhnya juga seperti model. Dia juga terkenal jago nyanyi di Sekolahku. Di setiap pentas seni, pasti Somi akan berada di atas panggung. Berbeda denganku, aku biasanya akan tidur di kelas karena setiap pentas seni, kelas selalu kosong.

Perlahan-lahan, aku mulai merasa menyesal. Aku seharusnya tidak menyendiri, aku seharusnya bangkit berdiri melawan orang-orang yang menyakitiku, aku seharusnya menunjukkan siapa sebenarnya Seo Jina itu. Apa talentanya, apa mimpinya.

Aku tau Somi bermimpi untuk menjadi penyanyi. Satu Sekolah mendukungnya. Mereka memuji Somi habis-habisan.

Waktu itu, aku melewati kelas Somi untuk membeli minuman dari vending machine. Banyak sekali orang-orang mengelilingi mejanya, laki-laki maupun perempuan. Suara mereka terdengar sampai di tempatku berdiri, aku ingat persis kata-katanya.

"Somi cantik ya? Kayak artis"
"Coba aja aku punya wajah kayak dia, pasti aku bakal jadi trainee agensi tiga besar Korea!"
"Somi, kita dukung kamu! Kamu cocok banget jadi penyanyi soalnya!"

"Kayak lagi banyak pikiran mukanya." Johnny berjalan di sampingku. Aku tidak tau sejak kapan dia ada di sana, pasti aku terlalu banyak berpikir sampai tidak sadar.

"Enggak kok." aku memaksakan diri untuk terenyum, tapi aku tidak tau kalau Johnny ternyata sadar senyumku itu palsu. Rasanya aku ingin mengeluarkan hatiku agar tidak perlu merasakan sakitnya melihat Somi berjalan berduaan dengan Doyoung.

Doyoung bahkan mau berbincang bersamanya. Sesekali aku melihatnya tersenyum meskipun sembunyi-sembunyi. Aku menghela napas berat, berusaha untuk menghilangkan rasa yang cukup mengganggu di dalam hati. Aku juga bisa bersenang-senang.

"Gimana rasanya bekerja untuk Jaehyun?" perutnya kusenggol sikut. Johnny menoleh dan tersenyum miring.

"Enak, dia baik, pekerjaannya juga santai, lebih banyak mainnya malah," ia tertawa kecil, aku membalas dengan senyuman. Saat itu juga, aku dapat mendengar percakapan antara Doyoung-Somi terhenti. Kesannya seperti Doyoung sedang mendengarkan apa percakapan kami.

"Lo gimana selama ini? Enak gak kerjanya?"

"Biasa aja lah."

"John, tolong fokus." suara Doyoung terdengar datar dan memerintah. Tatapannya dingin, seolah ia akan menerjang Johnny sebentar lagi. Cih, beraninya, padahal dari tadi dia sendiri bersenang-senang.

"Say that to yourself." mata Doyoung membelalak kaget. Dia benar-benar tidak mengekspetasikan jawaban Johnny, yang justru membuatku menahan tawa. Wajah kesalnya lucu sekali sekarang. Merasa tidak dapat menjawab, Doyoung berbalik dan mendengus kasar. Somi di sebelahnya hanya dapat mengangkat sebelah alis.

***

"Di mana ini?" tanyaku. Dilihat dari keadaan ruangan, tampaknya Daybreaker telah melewati tempat ini. Berantakan sekali, mayat dimana-mana dan banyak sekali barang-barang rusak.

"Seharusnya mereka ada di sini, tapi---"

"DEAR GOD, WHERE IS SEO JINA???" walkie-talkie milik Johnny memperdengarkan suara Jaehyun. DIa terdengar panik dan frustasi. Salahku, aku tidak menyalakan walkie-talkie dan lupa mengabarinya. Mereka semua pasti sudah mencari kemana-mana.

IRREGULAR  | NCT mafia au [✔️]Where stories live. Discover now