I Don't Love You

5.3K 542 270
                                    

Happy reading!

BONCHAP #2

"Doyoung, jangan di sini." Aku merapihkan kaos hitamku yang tadinya sudah terangkat setengah badan lalu, aku berdiri dari pangkuannya. Melihat reaksiku, Doyoung mengernyitkan dahi tidak puas. Kudengar ia menghela napas kasar, membuatku menggigit bibir. Doyoung selalu menghela napas seperti itu kalau dia marah.

Langkahku mengarah ke jendela floor to ceiling tak jauh dari meja kerja Doyoung. Melewati jendela itu, aku dapat melihat seluruh Kota Seoul.

Benar, aku datang ke Kantornya pertama kali setelah sekian lama. Dia jarang mengajakku ke sini, katanya dia tidak mau karyawan laki-laki memperhatikanku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kalau aku datang, siapa saja yang memandang ke arahku akan memiliki risiko dipecat atau ia akan memanggil Ten dan Mark. Sudah tau 'kan artinya kalau mereka berdua dipanggil? Yap, death sentence.

Doyoung terlalu kejam kepada karyawan-karyawan Kantornya, rata-rata dari mereka lembur hampir setiap hari. Bukan berarti aku merasa kasihan, hanya saja itu sudah risiko yang harus ditanggung kalau bekerja di sini. Doyoung selalu menuntut kesempurnaan.

"Sekretaris kamu bakal datang sebentar lagi, aku gak mau dia lihat kita melakukan itu." Aku melipat tangan di depan dada.

"Biarkan saja dia melihat kita, kenapa kamu peduli?"

"Pokoknya aku gak mau." Tanganku mengusap lengan sendiri. Suara sepatu Doyoung mendekat ke arahku. Tiap langkahnya membuatku merasa semakin dekat ke gerbang neraka.

Jina bodoh. Bisa-bisanya tidak ingat suamimu selalu mendapatkan apa yang dia mau. Tidak ada yang boleh membantahnya, tidak ada!

"Lalu bagaimana kamu akan menutupi ini?" ia menunjuk bagian leherku yang terekspos. Buru-buru aku memeriksanya pada kaca besar di sana.

Sial, seharusnya aku memakai turtle neck saja tadi.

"Kamu sengaja!" seruku. Doyoung tertawa cukup kencang melihat aku panik sendiri. Aku mondar mandir di sekitar ruangan, mencari foundation yang selalu kusimpan di dalam laci nakas di samping sofa. Benda itu tidak kutemukan di dalam tempat biasa aku meletakannya.

"Agh, Doyoung, foundation ada di mana?" laci nakas kuperiksa sekali lagi untuk memastikan.

"Maksudmu benda ini?" ia menunjukkan sebuah botol kaca berukuran sedang yang sudah habis setengahnya.

"Berikan itu kepadaku!" tuntutku seraya berusaha merebut benda itu darinya. Dia terus mengelak dan menghindar. Ditambah lagi, Doyoung tinggi sehingga aku susah meraihnya.

"Give me a kiss first." Ia memajukan tubuhnya. Foundation tersebut Doyoung sembunyikan di balik punggung. Aku merotasikan mata lalu, mengecup pipinya singkat.

"Hah ...." Ia menghela napas kasar. Dahinya mengernyit dan matanya menatapku tajam.

"Terlalu singkat dan aku tidak mau di situ."

"Cukup, kamu udah nempel sama aku selama tiga jam." Aku merebut foundation itu dari tangannya secepat mungkin.

"Omong-omong, kamu bakal pulang gak hari ini? Jihwan menanyakanmu terus," tanyaku sambil mengaplikasikan cairan berwarna kulit itu ke hampir semua bagian leherku.

IRREGULAR  | NCT mafia au [✔️]Where stories live. Discover now