Lady Killer

15K 1.8K 148
                                    

Sudah jam tujuh malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah jam tujuh malam. Aku terus menolak ajakan Renjun untuk makan malam bersama-sama anggota Daybreaker lain. Aku belum makan dari kemarin malam dan tadi siang aku tidak makan juga.

Sepertinya aku sudah kehilangan selera semenjak menginjakkan kaki di tempat ini.

"Yang lagi lo hadapin itu musuh terberat Daybreaker." Kalimat itu terus terngiang di telingaku.

Menghela napas berat, aku memutuskan untuk melihat-lihat isi kamar. Tujuanku bukan mencari sesuatu yang dapat membantuku keluar dari sini, aku sudah berada di jalan buntu, tidak ada pilihan untuk kembali.

Setiap sudut kuperiksa. Aku memiliki satu komputer, satu tempat tidur di ujung ruangan yang satu sisinya menghadap dinding, dan ... ruangan khusus untuk pakaian!

Aku membuka pintunya dan melihat ruangan besar yang dipenuhi pakaian-pakaian. Ada satu meja rias pula. Saat lacinya dibuka, isinya penuh dengan make up bermerek.

Untuk mendapatkan isi satu laci ini, aku harus bekerja selama satu sampai dua tahun. Mungkin saja tidak ada setengahnya dapat kukumpulkan karena ayah mengambil sebagian besar uangnya, lagipula aku lebih memerlukan obat daripada make up.

Tentang ayah, aku tidak tahu apakah aku merindukannya. Ada sedikit perasaan lega di hatiku karena malam ini aku tidak perlu dipukuli oleh dia dan berakhir menangis sampai bisa tidur, tapi aku juga ingin pulang. Aku tidak mau tinggal di tempat ini dan melakukan hal buruk demi mendapatkan uang.

Bagaimana nasib ayah tanpa setoran uang kepadanya setiap hari? Bagaimana ia akan makan?

"Sedang apa kau di dalam sini?" kulihat Doyoung menyandarkan tubuh ke bingkai pintu sambil melipat kedua tangannya.

"Bukannya ini kamarku? Harusnya aku yang tanya."

"Tapi, tempat ini milikku."

"Sama aja, kamu gak boleh masuk ke kamar tidur perempuan tanpa ketuk pintu dulu. Kalau aku lagi berpakaian gimana?" aku membalas tatapan sinisnya.

"Keluar."

"Apa?"

"Kubilang keluar!" dia menarikku keluar ruang pakaian dengan kasar.

Orang ini terkadang baik dan kadang kurang ajar. Aku tidak mengerti dia.

Sungguh, aku tidak takut dia meneriakiku seperti tadi. Masa bodoh dia lebih tua dariku.

"Apaan, sih?! Gak jelas!"

Plak!

"Tempat itu bukan milikmu, mengerti?! Jangan melawan aku."

"Hei sialan, tatap mataku!" dia menarik bajuku.

Air mataku mulai menetes, aku ingat perlakuan ayah kepadaku. Baru saja tadi aku merasa lega karena kupikir tidak akan pernah merasakan hal seperti itu lagi. Lalu, Kim Doyoung datang ....

IRREGULAR  | NCT mafia au [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang