Reveal

9K 1.2K 249
                                    

Aku suka kalau kalian komennya bukan cuman 'next' doang 🤓

Btw, terima kasih aku udah mencapai 3K viewers huaaaaa 😭😭💚💚💚

***

Ibu belum sempat mengetuk pintu, namun tiba-tiba pintu dibuka. Ayah yang membukanya. Ia mengenakan pakaian lusuh dan tubuhnya tidak terurus, dia lemas sekali seperti orang sakit.

Terlepas dari itu, kedua matanya membelalak kaget ketika menemukan aku dan ibu di depan pintu.

"J-Jina!" ia memelukku, aku bingung dengan situasi ini. Seumur hidup, ayah belum pernah memelukku. Rasanya...begitu nyaman dan damai.

"Ayah pikir kamu sudah meninggalkan ayah selamanya setelah kejadian di Sekolahmu!" suaranya seakan ingin menangis. Aku mendekapnya kembali dengan campuran rasa gembira, sedih, dan heran.

Aku ingin waktu berhenti di sini.

Aku ingin merasakan ini selamanya. Di sini, bersama keluargaku. Untuk sekian lama aku ingin merasakan hangatnya keluarga. Dari dulu, aku tidak pernah merasakannya, dan aku ingin ini menjadi hari di mana pertama kalinya dalam seumur hidup, aku dapat merasakan belaian dari mereka.

Tapi aku tidak yakin. Aku takut ayah menanyakan ke mana saja aku pergi selama ini. Dia tidak tahu kabarku sampai berpikir kalau aku kehilangan nyawa pada kejadian yang menimpa Sekolah kemarin.

"Seo Joohyun." ayah melepaskan pelukannya. Ia mengusap mata, berusaha untuk percaya siapa yang sedang berdiri di hadapannya sekarang.

"Cho Kyuhyun, lama tidak bertemu. Apa kabar?" ibu tersenyum lembut.

"Baik, sepertinya. Mau masuk dulu?"

"Tidak perlu, pakai baju yang rapih. Kita akan makan di luar"

Ayah tadinya kelihatan tidak percaya, sekaligus ragu. Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya, tapi kuyakin dia juga memiliki banyak pertanyaan sepertiku. Ia masuk ke dalam Rumah, diikuti oleh aku dan ibuku. Kami mengambil tempat duduk pada sebuah sofa yang sudah robek-robek.

Kondisi Rumah setelah aku pergi, begini ternyata, semakin parah. Ditambah lagi, langit-langitnya banyak yang bocor dan berjamur. Lantai Rumah juga seperti tidak pernah disapu.

Ibu berdiri. Ia berjalan ke arah dapur, aku mengikutinya karena tidak mau ditinggal sendiri. Di dapur, ibu memperhatikan satu per satu barang-barang yang ada. Ia tersenyum sedih bagaikan sedang bernostalgia.

"Ibu rindu suasana Rumah ini."

"Bu...boleh aku bertanya?" ia menoleh kepadaku, siap akan segala pertanyaan yang akan kulontarkan.

"Aku dengar ibu sudah menikah lagi, apa benar?" tanyaku, sedikit menunduk. Aku terus berharap agar apa yang kutahu selama ini salah. Kuharap, ibu tidak memiliki siapa-siapa. Kuharap, ibu masih tulus mencintai ayah seorang.

"Kamu dengar dari mana?"

"Perihal tahu dari mana tentang ini, gak penting. Aku mau dengar jawabannya dari ibu, aku bakal percaya kalau ibu yang bilang. Ibu, aku ingin kita kembali lagi seperti dulu!" aku terisak. Entah sejak kapan air mata ini mulai megalir. Katakan saja aku cengeng, tapi hatiku serasa seperti diremat.

Ibu mengacak rambutku, lalu tertawa kecil. Mendengarnya, menimbulkan perasaan campur aduk yang tak dapat kudeskripsikan dalam satu kata. Aku hanya dapat memendamnya dalam hati.

"Anak Ibu masih sama saja seperti dulu, bicaranya masih suka blak-blakan,"

"Tidak Jina, Ibu masih mencintai ayahmu." katanya kemudian.

IRREGULAR  | NCT mafia au [✔️]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum