Road to home

14K 1.8K 215
                                    

Kakiku sakit sekali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kakiku sakit sekali. Sudah terdapat banyak bekas luka, malah dipaksakan berjalan kaki untuk kembali ke markas.

Kenapa tidak pakai taksi? Aku tidak membawa uang sepeser pun.

Di sebelah kananku berdiri satu Universitas mewah Seoul. Judulnya saja sudah "mewah", jadi orang kaya saja yang dapat masuk. Universitas ini berbeda dengan Sekolahku. Secara lebih rinci, tempat ini kebalikan dari Sekolahku. Sikap murid-muridnya baik semua.

Bukan karena mereka sudah dewasa, tapi karena memang seharusnya bersikap baik.

Semua orang, tua maupun muda, pasti sikapnya beragam. Ada yang baik, ada pula yang buruk. Jangan sangkut pautkan dengan umur.

Kudengar riuh suara kaki datang dari Universitas itu. Perasaanku lega karena siapa tahu ada yang mau meminjamkan aku sedikit uang untuk membayar taksi.

Dan benar saja, seorang pria bertubuh tinggi, berambut cokelat berlari ke arahku.

"Apa kamu baik-baik aja? Perlu aku bantu?" dia memperhatikanku dari atas sampai bawah. Lebih tepatnya, matanya menelusuti tiap luka di sekujur tubuhku.

"Ta-tampan."

Sadar akan apa yang baru saja kukatakan, aku langsung menutup mulutku. Agh, pasti dia mengira aku orang aneh dan tidak jadi membantuku. Bodoh kau, Jina!

Aku siap berlari kapan saja kalau dia akan mengatai aku orang gila, tetapi kejadian selanjutnya membuatku shock. Bukannya menjauhi aku, dia malah terkekeh.

"Aku dengar tahu, gak usah tutup mulut." Dia menyingkirkan tanganku dengan lembut. Aku terpaku di tempat, tidak tahu harus berbuat apa.

"Ayo, kuantar ke Rumah Sakit."

Menurutku, aku tidak perlu ke Rumah sakit. Luka seperti ini dapat diobati oleh Renjun. Kalau ke diobati di Rumah sakit, pasti perlu keluar biaya lagi, padahal hanya perlu perban dan obat merah.

"Gak perlu, udah ada dokter nunggu di Rumahku."

"Beneran? Yaudah, kalau begitu aku anter pulang aja kamunya."

Dia ini ... memaksa atau begitu niat membantuku?

Aku tahu Daybreaker tidak memperbolehkan orang-orang mengetahui letak markas mereka. Setidaknya, aku turun di dekatnya saja, daripada aku berjalan kaki ke hutan malam-malam, ya, kan?

"Nama aku Jung Jaehyun, kamu?" tanyanya.

"Seo Jina." dia memancarkan senyum, menampakkan lesung pipi.

"Jina, pulang sama aku, ya?"

***

Berbicara dengan Jaehyun terasa santai sekali. Setiap topik yang kubicarakan selalu nyambung dengannya. Walaupun  sih, terkadang kalau sudah Jaehyun yang bicara, aku tidak mengerti, wawasannya luas sekali.

IRREGULAR  | NCT mafia au [✔️]Where stories live. Discover now