| 002 | GBGB

3.2K 206 40
                                    

002

~Good Boy Gone Bad~

Beberapa bulan yang lalu...

"Wajah kamu kenapa?" tanya Kevin dengan nada khawatir mendapati wajah adiknya itu memiliki lebam. Bekas tamparan. Jejak air mata juga masih membekas di wajah gadis itu. Menyadari hal itu, Kevin langsung memeluk adiknya. Tampak diwajah adiknya itu terlukis sebuah rasa sakit yang mendalam.

"Karin nggak papa kok," jelas Karin dengan nada lemah. Ia mengingat-ingat kejadian tadi. Kejadian yang membuat dirinya memiliki bekas tamparan di wajahnya. Kevin yang sempat mengira Fino melakukan hal itu pada adiknya langsung lari dari dalam rumahnya.

"Mas Kevin mau kemana?" tanya Karin menyadari kakaknya itu berlari begitu saja. Karin yang masa bodoh dengan hal itu karena lebam di wajahnya menimbulkan rasa sakit, masuk ke kamar lalu menangis keras-keras. Sebelum itu, ia setel musik keras-keras. Membenamkan wajahnya ke kasur, Karin menangis tersedu-sedu karena hatinya juga sakit atas apa yang ia hadapi saat itu.

'Buk!'

Kevin memukul sudut bibir Fino dengan kepalan tangannya. Hal itu membuat tubuh Fino sampai tersungkur di jalanan aspal yang tampak sepi. Tanpa kendaraan satupun yang lewat. Hari itu masih pagi. Sekitar pukul tujuh pagi.

Fino mengelap kasar bibirnya yang merah sebab darah mulai mengalir. "Maksudnya apa hah?!" tanya Fino dengan nada ketus. Selisih umur mereka sekitar tiga tahunan. Ia mencoba bangkit dari jatuhnya dan kembali tersungkur saat Kevin memukul wajahnya.

"Maksud kamu apa hah? Wajah adik aku lebam kayak gitu?!" ucap Kevin sembari menarik kerah baju Fino.

Fino biasa jalan pagi setiap libur sekolah. Biasanya ia jalan pagi bersama Karin saat masih menjadi sepasang kekasih. Namun, gadis yang ia sukai itu telah memutuskan dirinya sekitar dua tahun yang lalu. Setelah pulang sekolah di gang sempit dekat rumahnya.

"Aku nggak tau apa-apa," jelas Fino dengan tatapan sinis. Ia bingung dengan pertanyaan Kevin itu.

Lalu, Kevin melepas cengkeraman kerah baju Fino dan menyibakkan rambutnya kasar. Kevin berdiri membelakangi Fino dan berkacak pinggang, "Kamu masih aja mengelak. Nggak usah pura-pura nggak tau deh! Muka kamu itu mungkin emang pinter akting sebab ayah kamu itu sutradara. Yang mau ngajarin kamu akting," sindir Kevin.

Fino yang sudah bangkit dari jatuhnya langsung mengernyit dan menatap Kevin sinis setelah pria itu membalikkan badannya. "Aku beneran nggak tau apa-apa," jelas Fino yang direspon dengan smirk Kevin.

Kevin mendekati Fino, menarik pundaknya cepat, ia tonjok perut Fino bertubi-tubi dengan lututnya itu. Fino yang bingung akan tingkah kakak mantannya itu hanya diam saja tanpa merespon perilaku Kevin. Sampai akhirnya Fino tergeletak di jalanan, lemas. Kevin yang melihat hal itu, berlalu begitu saja meninggalkan Fino yang kesakitan.

"Ayo pulang!" pinta Kevin sembari menarik lengan Karin yang tiba-tiba saja sudah muncul di jalanan.

"Karin mau nolongin Fino dulu!"

Karin yang sempat berpikir bahwa kakaknya itu akan melakukan hal bodoh ternyata benar. Karin mendapati pria yang sempat menjadi kekasihnya itu tergeletak lemas di jalanan. Wajahnya babak belur. Wajahnya juga sempat meringis kesakitan. Karin mencoba mencari kakaknya setelah menyadari bahwa kakaknya itu tidak akan tinggal diam menyadari dirinya terluka seperti ini.

Fino yang menyadari Karin sempat datang ke tempat dirinya babak belur, sempat kaget melihat wajah gadis itu memiliki bekas tamparan merah. Kulit putih Karin membuat bekas tamparan itu tampak dengan jelas. Gadis itu juga sempat meronta-ronta ketika ditarik kakaknya pergi meninggalkan dirinya. Dirinya yang lemas tergeletak di jalanan hanya bisa diam saja. Siapa yang berani menampar wajah gadis itu? Sampai dirinya yang dikira telah melakukan hal tersebut?


~Good Boy Gone Bad~

***

Emang sengaja ceritanya singkat
Biar ringan bacanya😊
Thanks for reading

See you next part 👇

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang