| 010 | GBGB

1.4K 121 11
                                    

010

~Good Boy Gone Bad~

Pagi yang cerah. Cahaya terang di pagi hari menelusup diantara pepohonan. Jam menunjukkan pukul 06.30 WIB. Namun, sinar matahari yang amat terang membuat pagi ini tampak seperti pukul dua belas siang. Jalanan pedesaan tidak tampak seperti tadi malam. Sepi dan hening. Kini jalanan itu tampak sedikit ramai.

Orang-orang yang hendak bekerja sudah berangkat dengan motor mereka. Remaja maupun anak-anak yang masih bersekolah, berangkat menuju sekolahnya masing-masing. Ada yang berjalan, ada juga yang diantar orangtua maupun kakak mereka menuju sekolah.

Jay, salah satu murid SMA Bumi Pertiwi yang sekarang berkedudukan sebagai Ketua OSIS, berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Meski masih pagi, banyak murid yang sudah berangkat ke sekolah. Terutama murid-murid yang terkenal akan kedisiplinannya.

Murid-murid yang sedang duduk-duduk di depan kelas maupun yang sedang piket halaman kelas, sempat membisikkan sesuatu ketika Jay melintasi mereka.

Adegan slowmo ketika cogan lewat koridor diiringi teriakan-teriakan alay ciwi-ciwi. Tidak seperti itu.

"Mukanya kenapa?"

"Mas Jay, 'kan Ketua OSIS!"

"Masa iya dia habis berantem sama seseorang?"

Jay yang sedang berjalan, diam tak berkata. Ia tidak peduli akan tingkah murid lain yang memperhatikan sambil berbisik-bisik membicarakan dirinya. Rambutnya yang sedikit kecoklatan berkibar-kibar sebab dirinya berjalan dengan tempo cepat. Langkahnya juga panjang.

Tatapan mata Jay yang semula tertuju ke arah depan sana, tertuju pada seorang gadis yang sedang duduk di salah satu gazebo depan kelas XII IPA I. Karin Alexa.

Hal itu membuat Jay yang sedang berjalan menyusuri koridor, berhenti sejenak. Ia perhatikan gadis itu dengan tatapan tajam. Dahinya berkerut saat memperhatikan gadis itu.

Karin sedang duduk di gazebo sembari memainkan smartphonenya. Karin juga sempat tersenyum-senyum sendiri saat memperhatikan benda pipih berukuran persegi panjang itu. Karin yang sudah tidak sibuk lagi dengan urusannya itu, memasukkan smartphonenya ke dalam saku rok.

Di hari Selasa, siswa-siswi SMA Bumi Pertiwi memakai seragam OSIS seperti hari Senin. Bagi siswi yang berjilbab, memakai setelan seragam muslim dan jilbab sebagai penutup surainya. Sedangkan siswi yang tidak berjilbab, memakai rok panjang dan dengan atasan pendek seperti siswa.

Karin memperhatikan kondisi sekitar dan menyadari pria yang selalu membuat dirinya merasa tersakiti sedang memperhatikan dirinya dari kejauhan sana. Karin yang merasa diperhatikan dengan tatapan tajam mirip tatapan elang itu, langsung melengos pergi masuk ke dalam kelas XII IPA I.

Jay yang sedang menatap Karin, membuyarkan tatapannya dari gadis di depan sana karena sudah masuk ke kelas XII IPA I. Ia melanjutkan langkahnya menuju kelas. Ia duduk di kelas XII IPS I. Kelasnya berada di lantai dua. Tangga naik menuju lantai dua tepat berada di sebelah kelas XII IPA I.

Kelas XII IPS I merupakan kelas yang paling terkenal akan siswa yang tergolong tampan-tampan. Hal itu memang benar. Sebagai contohnya ada Jay, Fino, dan masih banyak siswa lain yang memiliki ketampanan tingkat dewa. Banyak adik kelas yang mengatakan bahwa ketampanan mereka tingkat dewa. Berbeda dengan teman mereka yang sepantaran. Teman mereka yang sama-sama kelas XII menganggap bahwa ketampanan murid kelas XII IPS I tidak ada bedanya dengan teman laki-laki yang lain.

Tampan ataupun cantik, itu relatif.

"Karin!" panggil salah satu teman laki-laki Karin.

"Iya. Ada apa, Fin?" Karin menengok ke arah datangnya suara panggilan itu. Yang memanggil dirinya adalah Alfin. Lelaki yang mendapat label 'cogan XII IPA I'.

"Pinjem catetan pelajaran IPA minggu kemarin!" pinta Alfin sembari mendekat ke arah tempat duduk Karin. Tempat duduknya berada di baris ke dua dari kiri, meja ke dua dari depan.

"Bentar!" sahut Karin sembari mengambil buku catatannya dari dalam tas. Ia ambil buku itu dan berikan kepada temannya itu, "Nih!".

"Makasih!"

Karin sudah terbiasa akan kebiasaan Alfin yang sering meminjam catatan ataupun nyontek PR darinya. Resiko anak pintar seperti Karin.

Alvin

~Good Boy Gone Bad~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Good Boy Gone Bad~

***

Bersambung...

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang