| 079 | GBGB

347 25 9
                                    

079

~Good Boy Gone Bad~

Jay yang berdiri diantara dua orang gadis, siap-siap untuk berbicara. Ia berikan tatapan tajam pada Salma. "Alasan aku jadian dan juga mutusin kamu itu karena gadis itu."

Jay menunjuk ke arah berdirinya Karin dengan dagunya, "jadi, saat aku pacaran sama kamu, itu aku lakukan karena Karin. Alasan kenapa Karin bisa nyebabin aku ngelakuin hal itu, kamu nggak perlu tau!" Jay berjalan mendekati Karin, namun terhenti saat ia ingat satu hal penting.

"Dan satu hal lagi! Waktu aku meluk kamu di SMA. Kamu inget, kan? Masa iya hal itu nggak kamu inget? Chat-chatan waktu aku nembak kamu juga masih disimpen!"

"Kamu meluk aku juga karena Karin! Dan aku nggak perlu tau alasan kenapa Karin bisa mempengaruhi kamu untuk meluk aku," ucap Salma dengan wajah jengkel.

"Ya. Alasan aku meluk kamu juga karena Karin."

Karin yang berdiri diam di tempat, heran dengan perkataan Jay. Semua alasan Jay dekat dengan gadis itu, sebagian besar karena pengaruh dirinya. Apa Jay mendekati Salma untuk membuat dirinya cemburu?

"Dan aku bakal ngasih tau kenapa alasan aku meluk kamu itu adalah pengaruh Karin. Aku ingin Karin cemburu sama aku! Aku juga ingin ngelampiasin emosi aku ke kamu, Salma! Hal itu juga aku lakukan agar Karin merasa sakit hati! Intinya kamu itu bahan pelampiasan aja bagi aku. Sorry, kalo aku udah bikin kamu sakit hati!" Jay mulai berjalan meninggalkan posisinya. Ia mendekat pada Karin dan mengajak gadis itu pergi dari sana.

"Cowok kejam!"

Salma merasa dirinya memang sudah dipermainkan oleh Jay. Oleh pria yang bagi dirinya sangat kejam. Mungkin ia anggap perlakuan Jay itu lebih kejam dari mafia. Kejam karena telah membuat hatinya serasa di remuk-remuk.

"Dan aku juga bukan hanya bikin Salma sakit hati, mungkin kamu yang paling merasa sakit hati. Perlakuan kasar dan kejam aku ke kamu nggak pantes dimaafin, Rin! Jadi aku nggak akan pernah minta maaf sama kamu! Kamu pasti mungkin bakal maafin aku, tapi aku bakal merasa jika hal itu hanya akan membuat aku menjadi orang yang lebih kejam dan serakah," ucap Jay kepada Karin seraya berjalan beriringan. Jay berhenti ditempat, lalu menepuk kedua pundak Karin dengan kedua telapak tangannya.

"Aku nggak akan jadi orang serakah dan kejam lagi, Rin!" lanjutnya dengan kedua telapak tangan tetap di bahu Karin.

"Alasannya karena aku?" tanya Karin seraya menatap mata tajam Jay. Tatapan tajam yang tidak terlalu menakutkan sebab dilakukan bersamaan dengan senyum manis dibibirnya.

"Sebagian besar karena kamu," sahut Jay seraya melebarkan senyumannya. Hal itu membuat Karin ikut tersenyum.

Jay melepaskan peganganya dari pundak Karin dan mulai kembali berjalan disisi Karin. Niatnya untuk mengungkapkan perasaannya pada Karin tanggal 13 September nanti di Bukit Tranggulasih, ia urungkan. Ia baru sadar jika hal itu hanya akan membuat dirinya menjadi lebih kejam dan serakah. Cukup menjadi orang asing bagi Karin.

Karin sudah membuang air matanya sia-sia karena Jay. Pria yang mungkin tidak tahu dalamnya rasa cinta Karin padanya. Ia sudah disakiti berulang kali oleh Jay. Disakiti sesuka hati oleh Jay. Karin bukan manusia yang tidak memiliki akal. Dia hanya buta dan gila karena cinta.

Saat Karin dan Jay sampai di hadapan rumah mereka berdua. Lagu yang dinyanyikan oleh grup band Geisha―Jika Cinta Dia mengalun dari pemutar mp3 yang berasal dari rumah Karin. Mungkin kakaknya yang menyetel lagu itu.

Terlampau sedih kau buang air mataku

Tak pernah kau tau dalamnya rasa cintaku

Tak banyak ingin ku jangan kau ulangi

Menyakiti aku sesuka kelakuanmu

Ku bukan manusia yang tidak berfikir

Berulang kali kau lakukan itu padaku

Karin dan Jay hanya saling diam. Mereka tidak bisa berbicara dengan akrab seperti dulu lagi. Saat dimana mereka menjadi teman akrab yang kemudian pertemanan itu dihancurkan oleh sebuah rasa yang memiliki dampak besar. Rasa cinta yang mampu mengubah sikap maupun sifat seseorang.

Karin masuk ke rumahnya seraya mengingat-ingat bahwa Jay melakukan tingkah kejam itu bukanlah karena ia menyukai orang lain. Tetapi karena emosi buruk yang ada di dalam dirinya mampu membuat ia menjadi sosok monster. Setidaknya hatinya sedikit lega, bahwa pria itu memperlakukan Karin sesuka hatinya bukan karena seorang gadis lain.

Jika cinta dia jujurlah padaku

Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu

Jika cinta dia ku coba mengerti

Lagu yang mengalun semakin terdengar dengan jelas ketika Karin masuk ke rumahnya. Di dapati kakaknya itu sedang molor di atas sofa. Televisi yang menyala tidak ia tonton, melainkan televisi itu yang menonton kakaknya yang tertidur pulas. Dengkuran terdengar dari kakaknya yang sedang tertidur.

Jay masuk ke kamarnya dan langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur. Kasur empuk yang berukuran sekitar 125 x 225 cm berada di ruangan yang memiliki dinding berwarna putih polos. Jay memandangi langit-langit kamarnya yang berwarna putih seperti tembok kamarnya. Saat ia memejamkan matanya, bayang-bayang dirinya saat memperlakukan Karin dengan kejam melintas begitu saja. Hal itu membuat air mata mengalir keluar dari mata Jay. Perasaannya semakin sedih saat suara lagu yang disetel tetangganya bertambah keras.

Teramat sedih kau membuat patah hatiku (patah hatiku)

Kau datang padanya tak pernah ku tahu

Kau tinggalkan aku disaat ku butuhkan mu

Cinta tak begini selama ku tahu

Tetapi ku lemah karna cinta ku padamu

Mengapa Jay sampai membuat gadis itu merasa patah hati. Cukup ia perlakukan Karin sekasar itu, tidak perlu berpacaran dengan Salma. Hal itu hanya akan membuat Karin semakin patah hati. Namun, semua itu sudah terlambat. Karin sudah tahu semuanya dan merasakan sakit hati. Gadis itu menjadi lemah sebab dibutakan oleh rasa suka pada dirinya.

Karin ingin menikmati lagu yang kakaknya setel itu. Sehingga ia keraskan lagu itu sampai terdengar ke rumah tetangga. Ia tidak akan kena marah jika menyetel lagu sekeras itu. Hal itu sudah biasa dilakukan dirinya maupun semua warga disana.

Televisi yang menyiarkan siaran berita siang, tidak sesuai dengan makna lagu yang sedang ia dengarkan. Sebab berita itu menyiarkan kasus tanah longsor di suatu daerah, lalu berganti menjadi berita banjir yang melanda Kota Jakarta. Padahal di desanya sedang tidak hujan deras atau apapun. Tetapi di Jakarta sana hujan turun dengan deras dan menyebabkan banjir. Karin matikan siaran televisi itu dan duduk di sofa seraya memainkan smartphone-nya.

Jika cinta dia jujurlah padaku

Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu

Jika cinta dia ku coba mengerti

Mungkin kau bukan cinta sejati di hidupku

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang