GBGB | Extra Part | 03

334 30 3
                                    

GBGB | Extra Part | 03

~Good Boy Gone Bad~

Hari Sabtu, Maya sedang bekerja di bank. Maya adalah ibu dari Jay. Jay bilang ingin malas-malasan dengan Karin. Sekarang hari Sabtu dan ternyata benar. Karin datang ke rumah yang berhadapan dengan rumahnya. Ia membawa nasi goreng untuk Jay. Buatan Kevin, kakak Karin.

"Seharian kamu bakal males-malesan Jay," ujar Karin setelah keluar dari dapur. Ia melihat sosok berpakaian jeans longgar selutut dan kaos putih sedang bermain play station. Dua kakinya bersila duduk di lantai karpet, bersandar pada sofa.

"Jabatan ketua OSIS udah diganti. Gini kan gak sibuk lagi," tuturnya pada Karin.

Karin yang memakai hot pants longgar dan kaos pink, berjalan untuk duduk di sofa. "Mendingan sekarang kamu belajar aja sama Fino juga Reno."

Jay menaruh stick PS di meja lalu naik untuk duduk di sebelah Karin. "Belajar terus bosen tau gak. Sehari aja males-malesan sama kamu gak boleh ya?" Jay menatap wajah Karin dengan senyuman ringannya itu. Senyum ringan yang membuat jantung Karin berdebar.

Karin mengalihkan wajahnya seraya berdeham.

Jay bertanya, "Mas Kevin di rumah?"

"Udah pergi kerja. Dapet pekerjaan baru di bengkel," jelasnya pada Jay.

"Hanya berdua dong kita di rumah," ucap Jay dengan seringainya.

Karin bergidik. Jay laki-laki jadi pantas ia berpikir aneh-aneh. Berduaan saja di rumah? AWAS KETIGANYA SETAN.

"Terus kenapa kalo berduaan? Jangan macem-macem lho," ancam Karin pada Jay.

"Ya kali aku macem-macem sama adik macan tutul," ucap Jay lalu terkekeh.

"Mas Kevin bukan macan tutul," katanya pada Jay dengan wajah kesal.

Jay tertawa. "Iya iya. Masa cewek macam Karin cantik adiknya macan tutul."

KARIN SEMAKIN DEG-DEG-AN.

"Sewaktu kamu pacaran sama Salma seperti ini? Genit. Seneng goda. Terus apalagi setelah itu?" Karin jadi ingat akan mantan Jay itu, Salma.

Salma merupakan adik Leo. Salah satu antek Amar pemimpin Genk Gaib. Kakak Karin sendiri, Kevin adalah ketua Genk Sadar saat ini. Lalu Karin masa bodoh dengan dua geng yang terus saja bermusuhan tanpa henti.

"Jangan bahas dia. Udah masa lalu jadi jangan di ungkit-ungkit lagi, Rin." Ekspresi wajah Jay mendadak jadi dingin.

Karin tidak peduli. "Apa salahnya pengin tau hubungan kamu sama pacar kamu yang dulu."

"Udah Karin..."

"Jay."

"Hmm." Jay mengambil botol cola yang ada di meja. Lalu meneguknya.

"Sewaktu kamu nembak aku alasannya apa? Tiba-tiba ngajak pacaran. Kelakuan kamu ... waktu itu―"

Jay masih memegang botol kaleng warna kemerahan, cola. "Kamu takut sama aku?"

Yang Karin alami selama beberapa tahun itu adalah pembulian. Tentu ia merasa takut pada Jay. Apalagi tubuh Jay itu tinggi dan cukup kekar, membuat Karin tambah takut.

"E―enggak kok. Bukan itu yang aku tanyain. Aku tanya alasan kamu kenapa mau pacaran," sarkas Karin kemudian.

"Karena aku sayang sama kamu lah."

KENA MASALAH SUDAH JANTUNG KARIN.

Karin menoleh menatap Jay. "S―sayang?"

Jay mengangguk. "Anggap aja waktu aku kejam sama kamu itu, aku lagi gila. Buta sama emosi. Aku jadiin kamu sebagai pelampiasan. Aku harus minta maaf sama kamu, tapi pasti tidak akan cukup."

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang