| 035 | GBGB

588 48 10
                                    

035

~Good Boy Gone Bad~

"Kamu lagi ngapain disana?!" bentak Maya menyadari putranya itu sedang merokok di pos ronda bersama Fino.

"Kamu juga lagi ngapain?!" Sandra juga membentak putranya itu.

"Lari. Lari. Lari," ujar Jay dengan nada lirih seraya bangun dari duduknya. Mereka berdua memakai sandal masing-masing dengan cepat dan mulai berlari kencang menghindari omelan ibunya itu.

Maya dan Sandra hanya diam saja tanpa bisa mengejar putranya itu. Sekarang mereka berdua sedang duduk di jok motor matic milik Maya.

Jay dan Fino masih dalam kondisi setengah berlari menghindari omelan ibunya masing-masing. Sampai akhirnya mereka berhenti ketika beberapa orang menghalangi jalannya mereka berdua. Kawanan Genk Gaib.

"Lari!" ucap Jay dan Fino serentak.

Mereka berdua berbalik arah dan mulai berlari menghindari kejaran geng itu. Mungkin lebih baik menghindari kejaran geng itu ketimbang menghindari omelan ibunya. Omelan seorang ibu tidak akan membuat mereka menjadi babak belur. Kejaran geng akan membuat mereka mengalami hal parah ketimbang nasehat yang masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

Di desa tidak ada hukum untuk sekumpulan geng yang melanggar wilayah perbatasan RT. Tidak seperti di kota-kota besar. Mungkin melanggar wilayah yang tidak seluas wilayah RT, akan ada hukum tersendiri. Jay dan Fino berlari sampai mendahului kecepatan gerak motor Maya. Menyadari kedua putranya berlari mendahului motor yang di kendarai Maya, membuat kedua ibu itu merasa heran. Apa yang dilakukan bocah itu sampai harus berlari sekencang maling yang di kejar-kejar warga?

"Hehe..." Jay dan Fino terkekeh sembari melirik ibunya sekilas.

"Heiiiiii!!!" ucap kedua ibu itu bersamaan menyadari tidak hanya putranya saja yang menyalip motornya itu, pasukan Genk Gaib juga menyalip motor itu. Hal itu membuat Maya ngerem mendadak.

"Ka rin―" panggil Fino kepada Karin dengan nada terbata-bata sebab dirinya sudah tidak kuat berlari menghindari kejaran geng itu.

Menyadari Jay dan Fino di kejar oleh sekelompok orang, Karin yang sedang duduk di teras rumah Kiki, berdiri memberi sinyal kepada Jay dan Fino untuk menuju posisinya sekarang. Kiki siap-siap untuk menutup pintu rumah, Karin sudah masuk ke rumah itu duluan diikuti oleh Jay dan Fino. Kiki kunci rumah itu rapat-rapat dan menunggu beberapa waktu sampai sekumpulan geng itu pergi. Mereka tidak akan pergi jika bukan warga yang mengusir mereka semua.

"Kalian lagi ngapain? Bubar sana! Ganggu warga ajah!" ujar salah satu warga meminta anggota Genk Gaib untuk pergi dari hadapan rumah Kiki. Mereka semua langsung pergi setelah diusir oleh salah satu warga.

Di dalam rumah sana, keempat orang itu merasa lega. Sebab geng itu sudah pergi. Jay menatap Karin dengan tatapan aneh. Setelah ia menatap Karin, tatapan itu beralih kepada Kiki. Apa yang gadis ini lakukan bersama anak baru itu? Mungkin seperti itu perkataan yang ada di pikiran Jay.

"Kenapa natapnya kayak gitu?" tanya Fino pada Kiki yang memandangi dirinya dengan tatapan sinis.

Tatapan Kiki di tujukan pada Jay dan Fino bergantian. Kiki hanya mengalihkan pandangannya ke arah bawah. Ke arah dimana lantai rumahnya menjadi kotor lagi setelah di pel.

"PEL BALIK!" bentak Kiki.

"Aish," gerutu Jay dan Fino bersamaan.

Jay menyadari bahwa dirinya dan Fino masuk ke rumah itu tanpa melepas sandal terlebih dulu. Lantai yang masih sedikit basah sebab baru saja di pel, meninggalkan bekas kotor dari sandal yang Jay dan Fino kenakan.

"Pel balik!" pinta Kiki dengan ketus pada Jay dan Fino.

"Ogah! Masa iya aku ini disuruh ngepel?!" sahut Jay menolak permintaan Kiki. Ia langsung keluar dari rumah itu tanpa membersihkan lantai yang kotor.

Fino hendak mengikuti Jay keluar dari rumah itu dan berhenti ketika tangan Kiki menghalangi dirinya untuk keluar.

"Hehe..." Fino terkekeh,"iya aku pel," lanjutnya.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang