| 016 | GBGB

1K 93 14
                                    

016

~Good Boy Gone Bad~

Sabtu sore. Kevin biasa kumpul dengan teman-temannya di halaman rumah. Di RT-nya terdapat sebuah perkumpulan. Perkumpulan itu hanya beranggotakan para remaja laki-laki. Yang mereka lakukan, seperti menjadi panitia dalam perlombaan tujuh belas Agustus, membalas mereka yang telah berlaku buruk pada anggota RT-nya, dan lain sebagainya. Perkumpulan itu mereka beri nama Genk Sadar.

Sore ini ada Kevin, Fino, Jay dan beberapa lelaki lainnya. Perkumpulan itu tidak membedakan umur. Ada yang baru berumur tujuh belas, dua puluh, atau bahkan tiga puluh―mereka semua menjadi anggota perkumpulan itu. Meski mereka terpaut umur yang cukup jauh, tidak membuat mereka berhenti menganggap teman satu sama lainnya. 

Saat ini mereka sedang menikmati kebersamaan layaknya pesta di depan rumah Kevin. Teras keramik halaman rumah Kevin yang cukup luas itu, mampu menampung sekitar delapan orang.

Alunan lagu We Don't Talk Anymore mengalun dari pemutar mp3 dengan keras. Sengaja mereka menyetel lagu itu keras-keras. Sebab itu di desa, bukanlah di kota. Para tetangga tidak akan merasa terganggu karena hal itu. Justru mereka yang mendengar alunan lagu itu akan ikut menikmati.

Kevin mengangkat minuman kaleng dan mengarahkan kepada teman-temannya. Kevin menatap mereka. Hanya dengan tatapan, mereka paham apa rencana Kevin. Bersulang.

"Waktu itu muka kamu kenapa, Jay?" Fino yang masih penasaran akan penyebab muka Jay lebam-lebam tiada henti untuk bertanya kepada temannya itu.

"Jangan bahas itu lagi!" sahut Jay yang langsung meneguk minumannya kembali.

"Kalo ada masalah jangan di pendem sendiri, Jay! Kita kan udah seperti keluarga, ya nggak?" ucap Reno diikuti dengan respon setuju dari teman yang lain.

"Betul!" Fino menjentikkan jarinya tanda setuju.

"Itu ulah Geng Gaib." Akhirnya Jay mengatakan penyebab dirinya mengalami lebam di wajah.

"Tuh RT sebelah ternyata ngajak ribut mulu. Nggak ada kerjaan lain apa?" ujar pria berumur tiga puluhan sembari mengangguk-anggukan kepalanya.

"Besok kita beraksi!" ucap Kevin sembari melirik teman-temannya.

Mereka semua setuju akan ajakan Kevin untuk membalas perbuatan yang dilakukan genk RT sebelah. Jika terdapat anggota RT mereka yang mengalami ketidakadilan, sudah menjadi tugas mereka juga untuk membalas tindakan tersebut. Meski nantinya akan mendapat respon buruk dari ketua RT.

"Beraksi apaan? Aku nggak ikut-ikutan," ujar Fino sembari bergidik ngeri. Ia tidak akan ikut-ikutan dalam hal balas dendam atau hal-hal yang berbau perlawanan.

"Biarin aja! Aku juga udah baikan kok!" ujar Jay meminta kawan-kawannya itu untuk tidak melakukan balas dendam.

"Nggak bisa, Jay! Itu kekerasan," tolak Kevin.

"Terserah deh!" ucap Jay pasrah. Ia kembali meneguk minuman kaleng dan langsung beranjak dari posisi.

Salah satu anggota perkumpulan itu berdecak kesal akan tingkah Jay, "Muka ganteng. Tapi sayangnya ketus banget.".

"Kalo kalian semua mau balas dendam, hal itu cuman memperkeruh keadaan. Jadi, lebih baik selesein dengan cara damai aja! Mungkin nanti akan ada dampak yang lebih buruk kalo kita pilih jalan berantem," jelas Jay lalu masuk ke rumahnya.

"Berisik amat si," ucap Karin dengan nada kesal menyadari orang-orang di depan rumahnya sana menyetel musik keras-keras,"Mau tidur aja susah!" lanjutnya seraya menutup kedua telinga dengan bantal guling.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang