GBGB | Extra Part | 01

1.2K 45 2
                                    

GBGB | Extra Part | 01

~Good Boy Gone Bad~

Hari Minggu yang cerah. Suara burung-burung sudah mulai meramaikan pagi yang cerah itu. Karin memang sudah terbiasa bangun pagi, sekalipun itu hari Minggu atau masa liburan sekolah.

Ada perubahan dalam hidupnya saat ini. Sekarang ia sudah mendapatkan seorang pria yang di tunggu-tunggu selama kurang lebih dua tahun―menjadi kekasihnya.

Alvino Kajay pranata. Pria yang tinggal di rumah depan sana, sekarang menjadi kekasihnya. Momen saat Jay mengungkapkan perasaannya kepada Karin di atas Bukit Tranggulasih, masing terngiang-ngiang di pikirannya saat ini.

Merasa bosan jika seharian di rumah, Karin berniat keluar rumah dan mengajak Jay jalan-jalan. Setidaknya hal itu dapat mengurangi rasa bosannya saat ini.

Lebih baik berkomunikasi langsung dengan seseorang, ketimbang lewat aplikasi chat. Ekpresi dalam komunikasi itu lebih terasa ketika seseorang berkomunikasi langsung daripada menggunakan emoticon.

***

Jay merasa lega saat ini. Ia sudah mengungkapkan perasaannya pada tetangga sebelah. Ya, tetangga. Sebab rumah mereka berdekatan sekaligus berhadapan.

Mungkin di hari Minggu ini, cocok untuk sepasang kekasih berjalan-jalan santai bersama sekaligus berbincang-bincang. Pikiran itu terlintas di dalam kepala Jay. Maka dari itu, ia keluar dari kamarnya dan berniat mengajak Karin jalan-jalan.

Jay menarik handle pintu rumah.

Begitu juga dengan Karin.

Saat menyadari mereka berdua membuka pintu rumah masing-masing secara bersamaan, mereka tertawa bersama.

Berbeda dengan masa lalu, masa dimana ketika Karin membuka pintu rumah, yang akan dilihat adalah sosok Jay yang kejam selalu memperlakukan dirinya dengan kasar.

Sekarang kondisinya berbeda, Jay akan menaruh senyum kepada gadis yang satu itu. Gadis yang sekarang ini berstatus sebagai kekasihnya. Kini Jay lebih sweet.

"Mau kemana?" tanya Jay pada Karin setelah menutup pintu rumahnya.

"Mau ngajak kamu jalan-jalan. Tapi kayaknya kamu mau pergi yah? Ya udah deh nggak jadi," sahut Karin yang diakhiri dengan senyuman manis. Senyuman yang tampak saat dirinya ceria.

"Oh, maaf ya! Aku emang mau pergi!"

"Santai aja..."

Karin yang merasa Jay hendak pergi entah kemana, langsung mengurungkan niatnya itu. Niat untuk jalan bareng dengan Jay.

Saat Karin sudah berbalik, ia merasa Jay mengatakan sesuatu, hal itu membuat dirinya membalikkan badannya dan menatap Jay.

"Aku emang mau pergi. Tapi perginya sama kamu. Bukan sama yang lain," ucap Jay dengan nada menggoda.

Hal itu, membuat Karin tersipu.

"Apaan si?" ucap Karin dengan nada malu-malu.

"Pacar yang beberapa waktu lalu, sifatnya itu sangat bodoh."

Nada bicara Jay yang semula menggoda menjadi nada bicara ledekan. Membuat Karin menyunggingkan bibirnya.

"Ish."

"Kamu imut tau, kalo ekspresinya kayak gitu," ucap Jay seraya mendekati posisi Karin berdiri.

"Emang kamu suka sama orang yang imut?"

"Nggak!"

"Terus ngapain tadi kam―"

Belum sempat Karin menyelesaikan ucapannya. Jay sudah mengecup cukup lama dahi Karin yang tertutup poni. Jay merasa gemas saat melihat ekspresi Karin yang imut sekaligus cantik.

Karin sempat tersentak saat Jay melakukan hal itu pada dirinya. Sebab ia merasa tidak enak jika ia menghindar dari perlakuan Jay, ia tunggu saja sampai kecupan itu berakhir.

"Aku suka wanita imut, kalo yang imut itu Karin Alexa, bukan wanita lain!" tegas Jay yang langsung di balas dengan senyuman manis Karin.

"Aww!!"

Jay merasa kepalanya sakit saat ini. Mengapa? Sebab seorang pria dengan wajah sangar sudah berdiri di samping sana. Wajahnya sangar, menampilkan ekpresi bahwa ia akan meluapkan emosi marahnya itu. Pria dengan tindik di telinga kanan yang mencoba untuk memasang tindik di bibir tapi dilarang oleh adik perempuannya itu.

Tadi sewaktu Kevin pulang entah darimana, ia melihat Jay yang sedang mengecup dahi adiknya itu. Hal itu membuat Kevin melayangkan sandal kulitnya yang ia pakai ke arah Jay. Lemparan sandal itu tepat sasaran.

"Kamu apain adik aku, hah?! Mentang-mentang Karin itu udah jadi pacar kamu, kamu gak boleh maen nyosor gitu aja!" ucap Kevin dengan nada tegas.

Jay terkekeh seraya mengusap-usap lehernya.

Melihat ekspresi wajah Jay saat itu, membuat Karin ingin segera tertawa. Namun, ia tahan saja hal itu.

Jay tidak jera, ia kembali melakukan hal yang sama tapi kali ini di pipi Karin.

"JAY SYALAN. DUEL SINI KALO BERANI!"

Kevin berteriak dan siap menghajar Jay. Jay saat ini sedang berlari menghindari kakak kekasihnya itu.

~Good Boy Gone Bad~

***

Thanks For Reading

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang