| 013 | GBGB

1.1K 98 21
                                    

013

~Good Boy Gone Bad~

Jam istirahat pertama berlangsung. Fino yang penasaran dengan kondisi Jay malam itu, sontak bertanya.

"Kemarin kamu kenapa, Jay?" tanya Fino sembari duduk di meja Jay.

"Kamu nggak perlu tau! Urus aja cewek kamu itu! Suruh dia jangan ganggu aku!" sahut Jay dengan nada memerintah, "Oh ya. Makasih sebab kamu udah nganter aku ke rumah kemarin malem!" lanjutnya, sebab ibunya memberitahu Jay bahwa Fino lah yang mengantar dirinya ke rumah malam itu.

"Ish!" Fino yang menyadari pertanyaannya tidak mendapat jawaban yang sesuai, hanya mengerucutkan bibirnya, kesal.

Fino berjalan menuju arah kantin. Ia harus melewati gedung dua dan tiga untuk menuju kantin. Ia merangkul seorang gadis setelah turun dari lantai dua.

"Lepasin!" ketus Karin menyadari Fino merangkul dirinya.

"Emang kamu udah punya cowok lain? Dulu aja kamu aku rangkul nggak ngeberontak kayak gini," ujar Fino sembari berjalan beriringan dengan Karin.

"Itu kan dulu, waktu aku masih pacaran sama kamu," ujar Karin dengan nada lirih.

"Kamu masih jomblo?"

"Kalo iya emang kenapa?"

"Enggak kenapa-napa. Hehe..."

Ada nada lega saat Fino menyadari bahwa Karin masih jomblo setelah putus darinya. Hal itu membuat Fino berusaha mendapatkan Karin kembali menjadi miliknya.

Serakah memang.

Alasan kenapa Karin memutuskannya secara sepihak dulu, ia tidak tahu alasannya.

"Kamu..." ucapan Karin terhenti saat melihat seorang pria sedang memeluk murid perempuan di taman belakang sana.

Menyadari ucapan Karin terhenti, Fino bertanya, "apa?" Ia mengikuti arah pandangan Karin di sebelah kirinya. Didapati seorang murid laki-laki yang sedang memeluk murid perempuan dari arah belakang. Ia mengenali murid laki-laki itu. Murid itu tampak familier baginya. Jay.

"Dia sedang meluk siapa? Ini kan sekolah, bukan tempat untuk pacaran? Tempat menuntut ilmu, Jay! Tingkah kamu tidak sesuai dengan kedudukan kamu sebagai ketua OSIS! Bikin malu aja!" batin Fino.

Dada Karin sempat terasa sesak. Kenapa bisa sesesak ini? Jay bukanlah siapa-siapa baginya. Kenapa Karin peduli terhadap pria yang telah membuat dirinya merasa tersakiti? Sebelum hati Karin bertambah pedih, ia melengos pergi dari sana. Menjauhi pemandangan yang tidak mengenakan itu.

Fino yang menyadari Karin mulai menjauh, mengikuti kemana perginya gadis itu.

"Kamu kenapa?" tanya Jay sembari tetap memeluk gadis di hadapannya.

"Nggak usah meluk-meluk!" ketus Salma sembari melepaskan pelukan Jay.

"Alasan kamu mutusin aku setahun yang lalu, aku belum tau alasan itu, Jay? Semenjak kamu itu menjabat jadi ketua OSIS, kamu udah nggak peduli lagi sama aku. Apa salah satu alasan kamu mutusin aku itu... agar hubungan kita nggak di ketahui oleh publik? Kalo emang iya, seharusnya kamu itu bilang aja ke aku!" ujar Salma panjang lebar. Meski ia sedang kesal dengan Jay, nada bicaranya tetap terkesan tenang.

"Alasan aku mutusin kamu bukan itu, Salma. Kalo aku tetep pacaran sama kamu, mungkin kamu akan menyesal, begitu juga aku," ucap Jay, tetap menatap bola mata Salma yang hitam pekat itu.

"Terus kenapa kamu itu selalu motong pendapat aku? Saat aku usul di organisasi OSIS? Apa kehadiran aku di sana mengganggu kamu? Kamu nggak suka kalo aku juga gabung di organisasi itu?" tanya Salma dengan arah pandangan ke taman belakang sekolah.

"Kamu kesal sama aku gara-gara hal itu?" Pertanyaan Jay tidak membuat Salma yang sedang menatap taman, menatapnya. "Sensitif banget jadi cewek!" ucapan Jay yang pedas itu membuat Salma melayangkan tamparannya ke pipi kiri Jay.

Jay memegangi pipinya yang panas itu. Ia tertawa miris saat gadis yang ada di hadapannya itu melayangkan tamparan ke dirinya. "Syukur kalo kamu itu sadar!" ujar Jay dengan nada lirih.

Salma langsung meninggalkan posisinya saat itu. Ternyata Jay bisa mengatakan hal itu pada dirinya.

"As I want," gumam Jay.


~Good Boy Gone Bad~

***

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang