Angel

14K 822 206
                                    

Pairing: HyunJeong

major fluff!

Angel

bila sudah tiada, baru terasa ...

(((*

"Lihat, Jeongin datang lagi!"

Seruan bahagia yang terlontar dari partner kerja Hyunjin, membuat dokter muda itu mau tidak mau ikut mengikuti arah pandangannya.

Doctor Han sampai berhenti mebolak-balik file yang tadi ia tekuni dan malah bergumam kecil, ikut menyanyi bersama Jeongin dan pasien-pasien kurang sehat di sekeliling pemuda itu.

"Menyenangkan, ya, mendengar dia bernyanyi di sini?" Komentar Jisung kemudian, belum menyadari bahwa Doctor lain di sampingnya sama sekali tidak memiliki pemikiran yang sama, "Suaranya memancarkan kebahagiaan, dan kebahagiaan itu menular ke semua orang. Tidakkah kau juga berpikir begitu?"

Semua orang yang Doctor Han maksud, adalah pasien-pasien dengan IV drips tergantung di belakang punggung mereka, dalam lobi rumah sakit pagi itu. Mereka yang sedang bernyanyi bersuka cita bersama Yang Jeongin, si musisi jalanan yang selalu menyempatkan diri datang ke rumah sakit sekali dalam seminggu.

"Dia berisik sekali." Hyunjin membantah.

"Oh, ayolah, H. Dia tidak seburuk itu."

Hyunjin mengabaikan argumen Jisung, kerutan di dahinya terlihat semakin dalam setiap ia mendengar si Jeongin itu tertawa. Hyunjin tidak membencinya, dia hanya tidak suka bila orang yang tidak berkepetingan datang ke rumah sakit dan melakukan hal-hal tidak berguna seperti bernyanyi-nyanyi dan bermain gitar.

Rumah sakit adalah tempat untuk merubah ilmu sains menjadi keajaiban. Tempat untuk menyebuhkan orang sekarat, tempat sejuta do'a terpanjat dengan harapan agar penyakit di tubuh mereka segera diangkat. Bukan arena bermain yang hanya digunakan orang tidak berguna untuk tertawa-tawa.

Baik, sepertinya Hyunjin memang harus mengakuinya.

Dia memang membenci pemuda itu. Dalam jarak beberapa meter saja, Hyunjin bisa mengobservasi laki-laki itu dengan mudah. Tidak ada pandangan hidup, tidak memiliki komitmen, tidak disiplin, dan pastinya tidak punya uang. Entah siapa yang memunculkan ide di kepala dungunya bahwa ia bisa datang ke rumah sakit ini seperti dialah pemiliknya.

Sungguh, Hyunjin tidak pernah bisa membayangkan jika dia hidup seperti Jeongin. Ia sangat pintar dan disiplin sejak usia muda. Karirnya dalam bidang kedokteran melambung fantastis bersama jejeran Surgreon paling dihormati di Korea. Tidak salah jika pemuda ini dijuluki dewa-nya teater operasi. Sucsess rate-nya 99,99 per sen. Nyaris tidak pernah gagal sejak karirnya bermula sebelas tahun yang lalu.

"Berisik! Aku tidak tahan lagi." Ucap Hyunjin setelah itu. Langkah-nya panjang-panjang membelah kerumunan para pasien yang sakit di sekeliling pemuda tidak berguna tersebut. Membuat ia berdiri menjulang dihadapan Jeongin dengan wajah tidak bersahabat, seperti biasa.

"Hyunjin! Hai!"

Hyunjin mencebik kian kesal. Amarahnya membuncah setelah berhadapan langsung dengan senyum bodoh dari pemuda berambut merah muda ini.

THE CLIPSOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz