Masih Bandel

12.2K 548 101
                                    

ini sekuel berbentuk one shotnya "Jangan Bandel". Cast masih sama semua, cuma latar belakang yg beda. Dua begundal dan cowo2nya udh bukan anak SMA lagi yaaaa

Cerita ini juga ditulis dari sudut panjang Hyunjin. Persis ala-ala chapter After Words dibuku itu. Mature content juga sayangnya huhu :(

.

Masih Bandel

Jadi, yang mana yang lebih melelahkan? Kaki yang terus mengejar, atau hati yang tak mau berhenti berharap?

((***))

"Kamu lagi dimana, sayang? Kok bising banget?"

"Aku lagi di frat party-nya temen! Suara kamu nggak kedengeran! Aku telphon lagi ntar, ya?"

"Jeongin-

tut.

Suaraku berhenti di udara. Bergeming, menatap indahnya senyumanmu dalam layar ponselku, yang menunjukan gambar kita bersama saat terakhir kali kita bertemu, kala liburan musim panas kamu tahun lalu.

"Sayangku, Kita anniv hari ini ... kamu lupa lagi, ya?"

Aku tidak ingin lagi menggantung awan kelabu di atas kepala. Bukan apa-apa, hanya saja hatiku telah terbiasa hancur kamu olah seperti ini, Jeongin.

Bukankah seharusnya aku bahagia, sayang? Bukankah harusnya aku bangga saat kejeniusan kamu bisa membekalimu dengan beasiswa sampai ke California sana? Kalau kamu bisa menjelaskan, tolong katakan mengapa perih sekali rasanya menerima kenyataan bahwa Jeongin-ku yang tengil, jahil, namun manis, dan menggemaskan telah berubah? Betapa sulitnya untukku merelakan bahwa remaja tanggung yang dulu selalu menempel di sisiku telah jauh pergi semenjak kita lulus SMA 3 tahun yang lalu.

"Jeongin," Aku terisak dalam heningnya suasana kamar yang merobek hati. Berharap sekali saja, kamu ingat soal kita dan cepat kembali.

Sebab pulangmu, adalah aku.

"Happy anniversary, sayang. Jaga hati, ya?"

(*)

Panggilan waktu itu adalah kali terakhir aku mendengar suaramu. Kata Bundamu, kamu sedang dalam masa sibuk-sibuknya. Sibuk apa, aku juga tidak tahu.

Kamu dimana, sayang? Kamu bilang kamu akan menelponku balik. Nyatanya kini sudah tiga minggu lamanya dan belum jua aku mendengar kabar darimu.

Tidak tahukah kamu aku sangat mencintaimu, Je? Aku menanti kamu dengan sabar di kampung halaman, menepis segala pikiran negatif perihal segala kelebihanmu yang mungkin menarik perhatian banyak orang. Tentu saja begitu, pacarku adalah pemuda yang paling cantik, paling lucu, dan menawan. Siapa yang tahan untuk jatuh cinta padamu?

Belum lagi sekarang kamu sudah banyak berubah. Terakhir kamu berkabar, ada tindik kecil di pusar-mu, kan? Tattoo-mu sepertinya makin lama juga makin banyak saja. Tapi tidak apa-apa. Kamu tetap Jeonginku. Apapun kamu, akan ku terima apa adanya. Aku mencintaimu tanpa batas, sayang.

Tidak masalah kalau kamu mengekspresikan dirimu seperti yang kamu mau.

Asal kamu kembali.

"Kak?" Suara Ibu terdengar bersama kedatangannya yang tersenyum sumringah,

"Ya, Bu?"

"Ada tamu. Keluar, gih. Kakak di kamar terus nggak pengap apa?"

Aku tertawa masam mendengar sindiran Ibu barusan. Bagaimana lagi, Bu. Pikirku. Cintaku tidak ada kabarnya. Apa yang harus aku lakukan di luar sementara pikiran dan hatiku sedang kehilangan arah seperti sekarang.

THE CLIPSWhere stories live. Discover now