The New Begining

12.7K 477 98
                                    

Pairing: KnowJeong

warning: GS (sedang bereksperimen. kalau nyaman bakal ada lagi), chapt sangat panjang dan membosankan.


The New Begining

untuk dia yang tidak pernah jujur soal luka; ibu.

(((***)))

"Ya Tuhan-ku ..." Belum ada dua menit Jeongin mengalihkan pandangan dari salah satu balita kembarnya untuk melepas pakaian yang lain, bocah cilik yang baru genap usia tiga tahun itu sudah buru-buru ngeluyur meloloskan diri, kemudian berlarian dalam keadaan bugil keluar kamar,

"Seojin, mau kemana? Mandi dulu, nak ..."

Melihat kembarannya berhasil lolos, Seokjun memekik iri dan berniat melakukan hal yang sama. Beruntung Jeongin tahu akal bulus sang buah hati dan segera mengamankan bocah itu dalam gendongan,

"Mau turun, Mama! Mau turun!" Seokjun meronta-ronta, ingin ikut serta berlari-larian bersama saudaranya.

Mendadak kepala Jeongin terasa pening, tubuhnya limbung nyaris terlentang kalau ia tidak segera bersandar pada tembok terdekat. Dan untuk Seokjun, karena merasa bahwa pelukan ibunya melonggar, balita mungil itupun kembali meronta hingga berhasil lolos sepenuhnya. Ia lantas berlari-larian mengejar Seojin dan berteriak; "Jinjin ... Tungguuuu ..."

Bagus. Sekarang ada dua tuyul bugil kelayapan di dalam rumah.

Ibu dari si kembar memijat tengkuknya yang nyeri, memaksakan tubuhnya untuk kembali bergerak walau kepalanya benar-benar pusing tak tertahankan.

Ini sudah pukul lima sore. Si kembar belum mandi, rumah acak adul dan ia bahkan belum menyiapkan makan malam. Misi terdekatnya sore ini adalah, tentu saja, memandikan Seojin dan Seokjun. Berharap dua balita yang sedang dalam masa aktif-aktifnya itu mau kooperatif untuk tidak rusuh hingga menunda pekerjaan Jeongin yang lain, setidaknya sebelum Ayah mereka datang.

"Junjun ... Jinjin ... Ayo mandi, sayang ..."

Jeongin berjongkok dan merentangkan tangannya, merasa nama mereka di panggil, Seojin, dan adik kembarnya Seokjun melengok sambil tertawa-tawa, menghentikan aktifitas kejar-kejaran mereka lalu lari dan ambruk ke pelukan sang ibu,

"Tidak mau mandi, Mama! Mau main!" Protes si sulung, yang kemudian disusul anggukan hebat dari adiknya,

"Junjun juga mau main, Mama! Mandi tidak asik!"

Jeongin mengulas senyum, wajahnya yang cantik dan rupawan begitu syarat akan kehangatan, memandang kedua putera ciliknya bergantian, lalu mengecup kening mereka satu per-satu, "Mainnya setelah mandi, sayang ... Nurut, ya? ... Kalau Junjun dan Jinjin jadi anak baik, kita makan Pizza untuk makan malam, setuju?"

Sebagai seorang ibu yang mengorbankan dirinya mengandung selama sembilan bulan sepuluh hari, melahirkan dengan bertaruh nyawa, merawat dan membesarkan kedua anak-anaknya tanpa campur tangan orang lain ... Jeongin memegang teguh prinsip untuk mendidik kedua buah hatinya itu dengan kasih sayang dan kelembutan. Pantang bagi wanita cantik tersebut untuk marah, apalagi sampai membentak putera-puteranya walau mereka berbuat nakal sekalipun.

THE CLIPSWhere stories live. Discover now