The Vampire King II

5.2K 314 38
                                    

Warning: explicit content 18+

The Vampire King II

I'm all yours, i got no control

(*)

Lee Minho sang Raja vampir menjilat bibir bagian bawahnya dengan sensual. Kedua bola mata pria imortal itu berkilat dengan warna keemasan yang menawan, berkabut memandang lekuk tubuh calon Ratunya yang telah mengangkang pasrah sambil mendesah-desah.

Tentu saja, pemuda buta yang kini sedang terlentang di atas ranjang tersebut merasakan kenikmatan yang tiada tara. Pinggul kecilnya meliuk-liuk, terlebih ketika dua jemari tebal lelaki diatasnya menyodok titik yang tepat, menggelitik gelenjar prostat dalam anus Jeongin dengan kelembutan.

Bibir yang lebih muda bergetar dan merintih, "Ahh... t-tuan Minho... rasanya enak s-sekali... a-aku..."

Tidak hanya menyumpal lubang anus perawan milik Jeongin dengan dua jari, Minho yang gembira mendengar desahan erotis itu kini menunduk untuk mengulum penis kekasihnya. Menjilat cairan-cairan cinta milik Jeongin yang muncrat keluar bersamaan dengan desahannya yang kian kencang.

Jeongin tidak sanggup melakukan apapun selain merengek, matanya terkatup dengan banjir air mata.

Seumur hidup, pemuda lugu itu tidak pernah disentuh seintim ini, pula diperlakukan se-spesial ini. Minho menyentuh seluruh jengkal tubuhnya debgan kasih sayang dan rasa hati-hati. Mengoyak dinding keraguan Jeongin satu per-satu, dan menyisakan akal Jeongin hanya dengan pemikiran tentang dia dan kenikmatan yang ia berikan saja.

kemudian Minho menghentikan aktifitasnya mengulum penis Jeongin, lantas naik untuk berbisik, "Baby, aku mau kau menjerit untukku, yah? Aku ingin semua orang mendengar bahwa kau adalah milikku, My Queen. Menjeritlah yang kencang. Tunjukan untuk siapa tubuh indahmu ini di ciptakan."

Jeongin mengangguk tanpa ragu. Entah kenapa hatinya membusung dengan perasaan bahagia yang luar biasa, sang calon Ratu memeluk leher Minho sambil menangis, "Aku mau lagi, Tuan... a-aku akan menjerit untukmu– t-tapi tolong beri aku lebih. Berikan aku milikmu."

Dan Minho-pun bergerak masuk.

Kaki Jeongin ia renggangkan hingga pandangan akan dinding rektrum sang manusia yang rapat terekspos sempurna dihadapannya. Lagi-lagi Minho menggigit bibir. Sialan, dia tidak pernah melihat manusia se erotis ini dalam hidupnya.

Walau tubuhnya ramping, pantat milik Jeongin begitu sintal dan berisi. Permukaan kulit itu begitu halus dan berwarna seputih salju. Dan diantaranya, anus Jeongin yang rapat mengintip dengan warna  kemerahan seolah malu-malu. Licin berkat pelumas yang tadi Minho balurkan melubrikasi tiap jengkal liang tersebut dengan baik. Jadi saat Minho merengsek kedalam, ia dapat melakukannya tanpa membuat kekasihnya terlalu kesakitan.

Dan seperti ikrarnya tadi, Minho bergerak menyodok batangannya ke dalam dengan sekali hentak. Jeongin menjerit. Bibirnya terbuka melonglongkan desahan yang basah nan erotis. Kedua kaki pemuda itu melebar tegang tatkala senjata tumpul milik Minho (yang ukurannya luar biasa) memenuhi lubang perawannya yang masih sempit dan ranum.

Dan dalam menit-menit pertama penyatuan mereka, Jeongin hanya bisa menangis. Tidak menemukan rasa lain selain rasa sakit dan panas disekeliling dinding anusnya. Didalam sana terasa begitu sesak, penuh, dan membakar Jeongin seolah sanggup menghancurkan pemuda itu malam ini. Sementara Minho mendesis ngilu karena lubang Jeongin meremas penisnya sedemikian rupa.

Minho bersusah payah memberi pengertian, "Sayangku, kau terlalu tega– fuck! Kau terlalu tegang sayang, aku nghh.. aku berjanji sakitnya tidak akan lama. Kau harus rileks, oke? Cobalah untuk rileks, baby..."

THE CLIPSWhere stories live. Discover now