From Heaven

8.1K 417 85
                                    


Pairing: HyunJeong (kapal Iyen yg lain menyusul ya aku tau kalian bosen :'))

Infos and Warnings: Alternative Universe, Angel and Human relationship AU! Minor Angst, harsh words, etc. (yang tertulis dalam cerita ini, anggap aja memang begitu.)

.

From Heaven

or in which, Jeongin believe he deserves to guard a better human.

(*)

Di mulai sejak menapaki umur yang ke seribu, para Malaikat di Kerajaan Nirwana akan berlomba-lomba memperlihatkan kelayakan mereka agar bisa di turunkan ke bumi. Malaikat-Malaikat terbaik dan terpilih akan mendapatkan tugas kebanggaan, yakni menemani seorang manusia pilihan sampai akhir hayat mereka nanti. Jika Malaikat tersebut bisa menggiring mereka sampai ke sorga, pahala keduanya akan bertambah, dan kedudukan sang Malaikat di sorga sana juga akan semakin tinggi.

Yang Jeongin merupakan seorang pangeran mahkota yang ikut merayakan hari kelahiran ke-seribunya pada hari itu.

Laksana permata murni yang agung, Jeongin benar-benar berhak akan sebutan yang membelenggunya, yakni makhluk abadi tidak memiliki kekurangan apapun. Wajahnya luar biasa tampan, pendar cahaya di tubuhnya nyaris seindah bintang-bintang. Tak hanya itu saja, gelarnya sebagai seorang pangeran membuat Jeongin terdidik hingga tumbuh menjadi pribadi yang sangat baik, pula cerdas, dan bijaksana. Apa yang Jeongin ucapkan adalah benar, dan apa yang Jeongin lakukan akan menjadi panutan.

Semua penduduk sorga berpikir, siapapun manusia yang akan di tuntun oleh Jeongin nanti, pasti dialah manusia terbaik dari seluruh manusia di muka bumi.

(*)

"Permisi, bisa saya bertemu dengan Pak Hyunjin?"

Perempuan di belakang kubikel menatap Jeongin dengan raut bingung, karena satu; pemuda dihadapannya itu bersinar bagai idola remaja, dan dua; siapa dia hingga berani menemui Pak Hyunjin dalam jam kerjanya?

"Anda mau bertemu dengan Pak Hyunjin? Sudah ada janji sebelumnya?"

Jeongin tersenyum, "Saya Jeongin. Yang mau interview hari ini."

"Oh!" Gadis itu tersentak seperti baru saja menyadari sesuatu, "Selamat pagi, Jeongin. Saya Ghea, kamu sudah tahu, kan? Saya asisten pak Hyunjin yang lama, yang akan kamu gantikan."

Jeongin mengangguk dan menyambut jabatan tangannya, "Selamat pagi, mbak Ghea."

Wanita bernama Ghea tersebut mengulas senyum ramah, "Silahkan duduk. Saya akan mulai interview nya sekarang."

"Yang interview ... bukan Pak Hyunjin?"

Ghea menggeleng sungkan, "Beliau sibuk sekali, saya yang disuruh handle semuanya."

Dalam observasi singkatnya terhadap wanita ini, Jeongin dapat membaca bahwa Ghea adalah wanita muda yang cerdas dan sangat profesional. Dia berkata ingin mengundurkan diri karena akan segera menikah, alasan logis untuk seorang wanita beragama. Namun yang membuat Jeongin bingung, cahaya di dahi wanita ini berwarna hijau dan biru, menandakan bahwa dia ragu, stress, dan sedang menyembunyikan rasa takut.

Tapi Jeongin tidak berusaha mengulik terlalu banyak, karena seperti yang ia duga, interview tadi berjalan dengan begitu mudah dan berakhir dengan Jeongin mendapatkan pekerjaan sebagai asisten Pak Hyunjin, sang presiden direktur perusahaan percetakan tempat ia berpijak sekarang.

THE CLIPSWhere stories live. Discover now