3. Langkah

206 36 163
                                    

Juna menatap langit-langit kamar dengan posisi telentang. Tangan kanannya memegang ponsel. Pikirannya tertuju pada gadis pemilik bulu mata lentik, berhidung pesek yang selalu tampak cantik.

Seperti mendapat angin segar di tengah kekeringan, otaknya langsung merespons cepat. Begitu pun tangannya yang langsung bereaksi.

Dia kemudian duduk dan menegakkan punggungnya. Jari-jari tangannya dengan lincah mengetik sesuatu di benda pipih tersebut.

"Loh, kok enggak ada foto Alenan?" Dia men-scroll instagram Alena.

Yang Juna dapat dari username @alena.aqilas hanya foto-foto tentang alam sekitar dan peralatan untuk bela diri. Caption yang ditulisnya pada setiap foto selalu tentang motivasi.

Sebuah caption dengan gambar hitam seperti bayangan, yang Juna yakini itu adalah bayangan Alena. Berhasil membuatnya berpikiran.
"Aku bukan bayangan semu, hingga kehadiranku dianggap palsu 'kan?"

Juna beralih pada aplikasi berwarna hijau dengan lambang telepon. Dia mencari grup kelas kemudian mencari kontak Alena. Sayangnya tidak ada username dengan nama Alena. Ada satu kontak dengan foto profil peralatan bela diri dan Juna yakin pasti itu Alena.

Setelah meyakinkan hatinya kalau itu Alena, dia mulai mengirim pesan. Pesan yang berisikan perintah save back, Arjuna Ganteng.

Sembari menunggu balasan dari Alena, lelaki itu melihat-lihat story WhatsApp teman-temannya. Kemudian dia dikejutkan sebuah story dari Alena.

Juna langsung melihat room chat dan di chat paling atas terlihat centang berwarna biru. Meskipun Alena tidak membalas pesannya tapi Juna senang Alena mau menyimpan nomornya.

Sedetik kemudian Juna tersenyum memikirkan sebuah rencana untuk mendapatkan hati Alena.

***

Seragam berwarna putih abu-abu melekat sempurna di badan tegapnya. Suara sepatu yang beradu dengan lantai membuat dia menjadi pusat perhatian. Tangan kirinya menyugar rambut tebal berwarna hitam ke sebelah kiri. Kemudian tangan kirinya dia masukkan ke saku celana.

Tatapan datarnya menerobos setiap mata orang-orang yang melihatnya tak biasa. Terutama para perempuan yang menatapnya sambil berkedip dalam frekuensi cepat, ditambah lambaian tangan mereka.

Juna tak menghiraukan mereka. Matanya kembali fokus ke depan. Dia tak ingin menanggapi mereka. Apalagi mereka bukan tipenya. Menyerahkan harga diri hanya untuk seorang lelaki, adalah perilaku perempuan yang Juna benci.

***


"Woy! Arjuna Arsyad Pratama!" Sebuah tepukan di pundak kirinya membuat Juna menoleh dengan malas.

"Apa sih?" Juna menatap Leo sembari mengerutkan kening.

"Biasa aja kali mukanya. Jelek tau!"

"Ya, biarin. Gue juga nggak ngarep dibilang ganteng sama lo. Gue nggak homo!"

Mendengarnya membuat Leo tergelak. "Lo lagi ngapain sih?" tanya Leo saat Juna membuang muka darinya.

Karena ucapannya tak direspons, Leo mencari tahu sendiri. Setelah berhasil mendapatkan apa yang dia cari, Leo mendekatkan mulutnya pada telinga Juna.

Storia d'Amore [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang