28. Sakit

49 9 48
                                    

Entah kenapa, perasaan Juna saat ini merasa aneh. Pikirannya sedari tadi memikirkan Alena. Tubuhnya dia baringkan di kasur. Matanya dia pejamkan, tetapi bayangan Alena yang tadi menyemangatinya selalu muncul.

Lelaki itu memutuskan mengambil ponsel. Dia mengirimkan beberapa pesan pada Alena, tetapi tak ada balasan.

Juna melemparkan ponselnya ke sebelah kiri. Dia yakin, saat ini Alena pasti tengah latihan, atau  latihan. Ia mencoba memejamkan mata hingga beberapa menit kemudian, dia pergi ke alam mimpi. Tanpa tahu bahwa orang yang dipikirkannya dalam masalah.

***

Pandangan seorang lelaki tertuju pada kursi yang masih kosong. Dia melangkah pada bangku itu.

Juan langsung duduk di sebelah kursi kosong. Dia menatap pacar sahabatnya yang menatap layar ponsel. "Alena kemana, Nis?"

Nisya mendongak. Dia menatap Juna lalu menyerahkan ponsel yang menampakkan room chat dirinya dan Alena.

Lelaki berkulit kuning langsat itu meraih ponsel Nisya. Dia membaca apa yang ditampakkan layar ponsel tersebut.

"Alena sakit? Kok bisa?" tanya Juna yang langsung mengembalikan ponsel milik Nisya.

Nisya mengangkat bahunya. "Nggak tau. Mungkin karena dia kecapean pas perlombaan," kata Nisya yang membuat Juna mengangguk.

Detik selanjutnya, Juna merogoh ponsel yang ia simpan di saku. Lelaki itu mengirimkan beberapa pesan pada Alena. "Ya, udah, thanks, ya. Gue balik lagi ke bangku, takut disangka nikung," tutur Juna yang langsung terbahak.

Nisya tertawa kecil. Dia lalu mengangguk saat Juna mulai mengayunkan langkah.

Sesampainya di bangku, Juna kembali mengecek ponselnya. Dia melirik chat yang dia kirimkan pada Alena. Gadis itu tak membalasnya padahal Juna yakin, saat dirinya mengirimkan pesan, status Alena masih online. Terlihat jelas dari informasi di bawah nama Alena yang jelas tertulis jam terakhir Alena online.

"Lo kenapa ma bro?" Tepukan ringan di bahu Juna membuat lelaki itu tersentak. Dia menatap Leo yang mengagetkannya.

"Baik-baik aja kalo Alena bales chat gue," ungkap Juna dengan mata yang melirik Leo sekilas.

Leo mengernyit. "Lah emang si Ketus nggak bales chat lo? Bukannya dia sakit, ya?" tanyanya saat teringat Nisya memberitahu dirinya bahwa dia akan duduk sendiri karena Alena tak sekolah karena sakit.

Juna mengangguk. Dia menjulurkan sebelah tangannya menyentuh ujung meja. Kepalanya dia tempelkan pada sebelh tangan yang dilipat.

"Mungkin karena dia sakit kali, makanya nggak bales chat lo," celetuk Leo yang malah mendapat tatapan tak percaya dari lelaki di sampingnya.

"Dia biasanya suka bales chat gue dulu sebelum off. Lagian yang sakit zaman sekarang itu pasti pegang HP kok," lontar Juna yang diangguki Leo.

"Mungkin dia lagi bosen chatting sama lo kali," timpal Leo yang membuat Juna memutar bola matanya malas.

Dia memilih memejamkan mata dengan pikiran yang mencoba positif. Dalam hati ia juga merencanakan sepulang sekolah akan menengok Alena.

***

Sebelum Juna melangkahkan kakinya ke luar kelas, dia menghentikan langkahnya di samping bangku Nisya. "Lo mau ikut gue nengok Alena nggak?"

Setelah membereskan alat tulisannya, Nisya menatap ke arah Juna lalu mengangguk. "Boleh. Gue satu motor sama Leo. Iya 'kan, Yo?"

Storia d'Amore [SELESAI] ✔Where stories live. Discover now