12. Sisi Lain Alena

70 15 90
                                    

Juna menyodorkan bunga itu pada Alena, sedangkan gadis itu perlahan mundur. Jantungnya langsung berdetak abnormal. Keringat dingin mulai bermunculan di tubuhnya. Pikirannya terus berputar tanpa kendali.

Saat Juna menggeser bunga itu lebih dekat, Alena membulatkan tekad. Dia menutup matanya perlahan, kemudian melangkah tanpa menghiraukan perasaan Juna.

Hati Juna seperti dilempari belati berkarat. Semua mata yang memandang pun telah menduga akan seperti ini hasilnya.

“Tuh, 'kan, apa kata gue juga!” decak Nisya saat melihat Alena pergi begitu saja, apalagi dia juga merasa kasihan pada Juna.

“Lo salah nembak sih, Jun, harusnya nembak gue. Coba kalau nembak gue, pasti nggak bakalan ditolak,” ujar perempuan yang menggerai rambut kritingnya. Juna tak menanggapi. Lelaki itu hanya menunduk.

Leo menatap gadis itu sengit, kemudian netranya melihat gadis bernama Amel itu hendak pergi. “Videonya jangan lo sebar, ya!” titah Leo pada Amel, yang terkenal sebagai biang gosip.

Amel menggedikkan bahu. “Tergantung,” katanya sembari terus berjalan.

Perlahan bangunan persegi itu mulai ditinggal penghuninya. Hanya menyisakan lelaki yang tengah patah hati, Leo, Nisya dan Dita.

“Ayo, pulang!” ajak Leo yang diangguki oleh kedua teman perempuannya.

Karena tak direspons Juna, Leo kemudian mengguncangkan tubuh lelaki itu. Seteleh Juna menatapnya, Leo berkata, “hayuk pulang! Lo udah tau konsekuensinya 'kan, dan sekarang lo harus terima itu.”

“Gue yakin kok, Alena nolak lo karena ada alasan yang kuat. Dia nggak mungkin putusin sesuatu tanpa alasan yang benar-benar kuat dan perlu lo tau, Alena itu terkadang orangnya ambisius,” ungkap Nisya yang diangguki Dita.

“Lo sih, Jun, lagu yang lo pilih kurang romantis. Harusnya tuh Cinta Luar Biasa atau kalo nggak Surat Cinta Untuk Starla,” tutur Leo.

“Nggak sekalian Janji Suci sama Lingsir Wengi?” tanya Juna.

Leo menggeleng dengan bibir yang berkedut menahan tawa. “Jangan mimpi, lo! Apalagi buat temen-temen kesurupan!"

Keempat makhluk itu memutuskan untuk pulang. Di tengah perjalanan menuju parkiran, Leo membuka mulutnya. “Jun, lo udah ditolak, yakin mau sama dia?”

“Iya. Ditolak itu bukan akhir dari segalanya. Gampang sih, tinggal gue yang buat dia jatuh cinta ke gue. Tanpa paksaan.”

“Caranya?” sahut Dita dan Nisya berbarengan.

“Nanti juga tau,” balas Juna yang dibalas decakan oleh Dita.


***


Juna berjalan menemui adiknya yang tengah membaca novel. Lelaki itu mendaratkan bokongnya di samping Wilda.

“Dek, kalo cewek nolak cowok, biasanya karena apa?” tanya Juna yang menatap lurus ke depan.

“Dek!” panggilnya sembari merebut novel dari tangan adiknya. Wilda langsung menatap sengit pada kakaknya.

“Kenapa sih, A?” geramnya tak terima. Wilda mendengus kesal saat novelnya dijauhkan oleh Juna.

“Balikin, A!” tegasnya yang membuat Juna menggeleng.
Setelah beberapa menit Wilda mencoba merebut kembali novelnya dari Juna, dia merasa lelah. Karena ingin novelnya kembali, Wilda memilih cara lain.

“Bunda! A Juna rebut novel aku!” teriaknya yang membuat Juna langsung melemparkan novel tersebut pada adiknya.

Wilda merintih saat novel itu membentur kepalanya. “Aduh, A, sakit tau!”

Storia d'Amore [SELESAI] ✔Where stories live. Discover now