Chapter 22. Resent

2.3K 191 1
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku tau aku ragu, karena walaupun aku mengatakan yang sebenarnya. Pada akhirnya itu semua akan kembali sebagai luka.

-Magic Shop by BTS-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

'Tidak apa-apa Jungkook. Rasa sakit ditubuhmu itu tak ada apa-apanya. Bersikaplah seperti biasa nya' batin Jungkook.

Jungkook menguatkan pikirannya sendiri. Ia berusaha untuk tidak menangis lagi. Jungkook merasakan baju bagian punggungnya yang sudah basah akibat darah yang keluar. Ia terus berusaha bangun dan berjalan menuju kamarnya dengan perlahan.

"Shh.. appo" gumam Jungkook pelan seraya menaiki satu persatu tangga yang ada didalam mansionnya itu untuk menuju kamarnya yang ada dilantai 2.

Kini ia telah berada dikamar mandi dalam kamarnya itu. Ia mulai melepas satu persatu kancing bajunya dan melepaskannya. Memperlihatkan dada bidang dan abs yang sedikit terbentuk itu. Namun, punggungnya sekarang tidak sebagus dada bidangnya dan abs nya itu. Terdapat banyak luka disana, bahkan darah masih mengalir dengan pelan.

Ia mulai menyalakan showernya yang tepat berada diatas kepalanya itu. Ia meringis kesakitan ketika air mulai membasahi tubuhnya dan mengenai luka-luka yang masih basah itu.

"Arhhh.. app...o" lagi-lagi Jungkook meringis kesakitan sambil beberapa kali memukul tembok yang ada dihadapannya itu sebagai pelampiasan sakit yang ia rasakan saat ini.

Ia memejamkan matanya sesaat merenungkan semua kejadian yang telah berlalu. Air masih terus menghujani kepalanya dan masih membasahi tubuhnya. Jungkook bingung apa yang harus ia lakukan dengan semua luka-luka yang ada dipunggungnya itu. Mengobatinya? Bagaimana bisa Jungkook lakukan seorang diri? Ia tidak tau harus berbuat apa. Bahkan untuk kedepannya pun dia sama sekali tidak mempunyai rencana untuk melakukan sebuah kebohongan lagi.

Biarkan Tuhan marah kepadanya karena terus berbohong. Siapa manusia yang ada didunia ini mau tertindas? Adakah orang itu? Tidak akan ada orang yang mau tertindas walaupun dengan orang yang sangat mereka sayang. Setiap orang memiliki batas kesabarannya masing-masing. Jangan pernah melupakan bahwa perasaan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Bagaimana jika Jungkook dendam dengan semua hyung nya? Membalas semua perbuatan hyung nya dikemudian hari. Bagaimana jika semua perlakuan yang terjadi dengan Jungkook di mansion itu terbalik manjadi Jungkook yang seolah-olah berkuasa disana? Menampar, tidak mempedulikan, memukul, menyiksa. Bagaimana jika kesabaran Jungkook habis lalu membalaskan dendamnya?

Entahlah. Adalah sebuah jawaban dari semua pertanyaan itu. Balas dendam? Bagaimana caranya? Apakah itu dapat termasuk dikatakan sebagai balas dendam atau tidak? Tidak ada yang tau akan itu semua, kecuali Jungkook dan Sang Pencipta.

••♡••

Hari sudah pagi, mentaripun sudah menjalankan tugasnya. Udara yang masih segar ini tercium di hidung namja bergigi kelinci itu. Jungkook mulai melangkah kakinya berjalan memasuki sekolahnya. Tentu saja dengan bagian ujung bawah baju yang keluar 1 itu dengan kancing baju atas yang masih terbuka 1. Ia bahkan tidak mengenakan dasi yang bisa dibilang wajib disekolahannya itu.

Namun, ia mengenakan jas dan juga sebuah jaket yang mengalung ditangannya itu. Bahkan ia hanya membawa tas dengan 1 tumpuan bahu saja. Rambutnya yang sudah termasuk panjang itu membuat semua yeoja akan meliriknya setidaknya 1 kali walaupun tidak pernah bertemu atau kenal sama sekali.

"REMORSE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang