Chapter 25. Determination.

2.3K 189 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku berjalan dalam kegelapan.
Waktu kebahagian bertanya padaku,
Apakah aku tak apa seperti ini?
Oh, Tidak.

-Awake by Jin of BTS-

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jungkook langsung pergi ke kamarnya, tdiak mempedulikan teriakan para hyung nya itu. Tujuannya saat ini adalah kamar. Ia perlahan memasuki kamarnya dan menutup pintunya kembali. Ia berdiri tepat didepan cermin yang besar itu. Ia menatap dirinya dengan lekat-lekat, perubahan penampilannya itu memang cukup ketara.

Setelah merasa cukup untuk melihat dirinya dicermin itu, Jungkook memutuskan untuk membersihkan dirinya setelah itu ia hanya bersantai-santai dikamarnya. Lebih tepatnya ia pergi ke balkon nya dan menggambar seorang yeoja cantik sambil mendengarkan lagu yang ada di ponselnya itu.

Jungkook memang pandai, bahkan dapat dibilang dalam hal apapun. Ia bahkan sangat pandai melukis hanya dengan memikirkan wajah seseorang yang akan ia lukis dalam pikirannya itu. Setelah merasa lukisan tersebut benar-benar selesai, ia memandang lukisan tersebut. Air matanya perlahan menurun menatap lukisan yeoja cantik yang ada ditangannya itu.

"Eomma. Bogoshipo-yo" Jungkook terus memandangi lukisan tersebut. Ia sedikit tersenyum menatap yeoja yang juga tersenyum dihadapannya itu.

"Eomma.. maafkan aku jika aku menjadi seperti ini, apalagi tadi membentak hyung ku" Jungkook berbicara seolah-olah yeoja yang dilukisnya itu juga mendengar apa yang ia bicarakan.

Mentari akan tenggelam, menghadirkan senja yang sangat indah. Jungkook berdiri mendekati tiang balkon nya itu. Menatap pemandangan yang terlihat dari sana sambil memegang lukisan yang ia gambar tadi.

"Eomma.. lihatlah, disini indah bukan? Namun, semua akan lebih indah jika terdapat kasih sayang diantaranya dan juga andai saja eomma berada disini. Mungkin senja ini akan semakin indah melebihi keindahan dunia bagiku" ucap Jungkook bermonolog. Angin yang cukup kencang membuat surai Jungkook sedikit berantakan.

"Ayo kita masuk eomma. Angin disini mulai kencang" Mungkin jika ada orang yang melihat dan mendengarnya akan beranggapan Jungkook sudah mulai tidak waras. Namun, ia melakukan ini atas kesadaran yang penuh.

Jungkook mulai membereskan semua peralatan yang ia pakai tadi dan meletakkan lukisan eommanya itu di meja belajarnya. Ia mulai membersihkan tangannya itu yang sering kali terkena cat warna itu. Lagi-lagi sebuah ide muncul di hadapannya.

••♡••

Kini jam sudah menunjukkan waktu makan malam dikediaman keluarga Kim. Para hyung nya pun juga sudah berkumpul. Seokjin pun juga sudah pulang dari perusahaannya itu, begitupula Yoongi yang sudah kembali dari agensinya. Namun, Seokjin hanya menunggu Jungkook muncul memastikan kebenaran yang dikatakan oleh Jimin tadi siang.

Jungkook masih didalam kamarnya, tetapi ia sudah berpakaian rapi dengan celana hitam panjang, baju polos yang disertai dengan jas kulit berwarna cokelat entah kemana tujuannya itu. Ia bahkan mengambil kunci mobilnya yang sudah lama tak tersentuh itu. Jungkook berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni satu persatu anak tangga yang ada dihadapannya itu. Ia melewati meja makan dengan santai tanpa menoleh kearahnya, ia sama sekali tak iri lagi dengan semua itu. Namun, jalannya terpaksa terhenti karena panggilan sang hyung tertua disana.

"Jungkook-ah, kau mau kemana malam-malam seperti ini?" Ucap Seokjin.

"Paling dia mau clubbing dengan temannya" jawab Jimin dengan bahu yang dinaikkannya sesaat.

"REMORSE"Where stories live. Discover now