🍀 Prolog

5.8K 414 4
                                    

Sebuah mobil yang berisikan dua orang ayah-anak berhenti di lampu merah yang berada di depan sebuah kampus elit. Jalanan kebetulan tidak terlalu ramai malam itu. Keduanya juga tengah asik meributkan hal sepele seperti.

"Pindah depan dong dek, masa daddy di jadiin kaya supir ojol gini" protes seorang pria dewasa yang duduk di balik kemudi.

"Males ah dad, adek tuh capek. Butuh selonjoran" balas sang anak yang emang asik selonjoran di kursi belakang.

Sampai pada akhirnya si ayah batal menyahuti akibat kaca mobilnya mendadak di ketuk secara kasar oleh seseorang. Membuat si anak bahkan terlonjak dari posisi nyamannya. Si ayah dari anak ini berinisiatif untuk menurunkan sedikit kaca mobilnya untuk melihat wajah si pelaku yang tidak begitu jelas karena malam hari.

Belum sempat protes si pelaku yang ternyata merupakan seorang gadis lebih dulu berseru dengan hebohnya. Dari raut wajahnya ia nampak terlihat begitu panik.

"Mas, bang, eh pak, apa om..." serunya gusar. "Tolongin saya dong, kasih saya tebengan sampai halte terdekat deh. Atau sampai agak jauh dati sini juga gak apa kok" lanjutnya seperti sedang tawar menawar dengan pedagang yang akan di beli dagangannya.

Tentu saja si ayah-anak itu hanya mengernyitkan kening mereka dan saling tatap satu sama lain. Belum juga menjawab si gadis sudah lebih dulu berusaha membuka pintu mobil dengan caranya sendiri yang entah bagaimana berhasil.

Si gadis langsung saja merangsek masuk kedalam mobil dan duduk tepat di samping si pengemudi yang menatapnya tak percaya.

"Buruan jalan om, lampunya udah merah tuh!" jeritnya heboh membuat si pria mengalihkan perhatiannya sejenak kepada traffic lights yang memang sudah berubah warna menjadi hijau.

Dan si pria terpaksa melajukan mobilnya karena kendaraan yang berada tepat di belakangnya sudah memberikan klakson dengan tak sabaran.

"Huwaaa untung aja" seru si gadis penuh kelegaan sembari menatap keluar jendela yang membuat orang di sampingnya menoleh kearah pandangnya melalui kaca spion. Dimana di sana ia bisa melihat seorang pria yang terlihat kesal karena tidak berhasil mengejar gadis di sebelahnya tersebut.

"Kakak siapa?" celetuk si anak yang berhasil mengalihkan perhatian si ayah dan penumpang aneh barusan.

"Eh... Oh... itu... anu... hmm saya..." kaget si gadis jadi salah tingkah mendapat tatapan penuh tanya dari orang asing yang ia mintai tebengan.

Tapi gadis itu berusaha sebaik mungkin menguasai diri agar kembali bereaksi setenang mungkin. Berekspresi sewajar mungkin. Membuang semua kepanikannya tadi.

"Hai, kenalin nama saya Chaca" sapa si gadis dengan cengiran khasnya di ikuti dengan pose v sign di samping wajahnya yang cantik sekaligus imut itu.

"Hai juga kak Chaca, nama aku Dongpyo" sambut si bocah lelaki di kursi belakang tak kalah imut yang membuat gadis itu gemas sendiri.

"Iiih, kamu imut banget sih" kata Chaca refleks nyubit pipinya yang kenyal kaya pantat bayi itu. Untungnya si Dongpyo gak protes dan justru malah seneng.

"Ehemm..."

Dehaman itu berhasil membuat keduanya menoleh serempak pada pak supir yang seolah berubah transparan. Karena mereka mendadak jadi akrab.

"Jadi, kamu itu siapa?" tanyanya sekilas menoleh sebelum kembali fokus mengemudi.

"Saya? Saya Chaca" jawabnya kelewat polos.

"Iya tau, tapi kamu ini siapa? Kenapa tiba-tiba naik ke mobil saya?" tanya si pria gemas sendiri.

"Ooh... saya tadi lagi kabur dari mantan saya yang bajingan. Oops..." kata si gadis segera membekap mulutnya sendiri dan melirik bocah di belakang tempat ia duduk.

Bapak Seungwoo || Han SeungwooWhere stories live. Discover now