🍀 Go to the Hell

996 101 4
                                    

"Loh sayang, kamu dateng kenapa gak bilang-bilang sih. Klo bilang kan mami bisa suruh orang buat jemput kamu di bandara" seru Yoo Inna.

Wanita itu tentu saja menyambut kedatangan sang putri dengan bahagia. Sebab jarang sekali putri semata wayangnya itu mau datang mengunjungi dirinya dan sang suami. Karena gadis itu tipe yang cenderung cuek dan tak mudah menunjukkan dirinya pada orang lain.

"Kangen mami"

Tanpa babibu Chaca segera memeluk sang ibu dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Inna. Berusaha menahan air matanya yang sudah siap meledak saat itu juga. Tapi tak mungkin ia tumpahkan karena ia tak memiliki alasan untuk tangisannya tersebut.

"Kamu sendiri nak?"

"I'm always alone if you want to know mom"

Inha merasa tertohok dengan ucapan sang putri yang ia tahu bahwa memang selalu dan terbiasa berbicara dengan sarkas tanpa di pikir terlebih dahulu adalah hal yang biasa baginya. Tapi batin seorang ibu jelas sangat kuat jika berkenaan dengan darah dagingnya sendiri.

Ia tahu betul bahwa putrinya itu sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Dan ia bisa melihat lebih jelas lagi dari manik mata putrinya yang kini tengah berusaha menatap matanya.

"Do you want to drink chamomile tea, sweetheart?"

"No thanks"

"Ok, but... I'd like you to join me for a cup of tea in the backyard to the right now!"

Inna jelas tipe ibu pemaksa. Dan sifat yang satu itupun jelas ia turunkan kepada putri satu-satunya tersebut. Maka bila sudah begitu, siapapun tidak akan bisa menolaknya. Perintah mereka seolah mutlak bagi yang mendengarkannya.

Chaca hanya bisa memandangi halaman belakang mansion milik orang tuanya dengan tatapan kosong. Padahal halaman itu cukup indah dan menyejukkan bila di pandang mata.

Sudah hampir lima belas menit keduanya duduk diam di temani dua cangkir teh chamomile

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah hampir lima belas menit keduanya duduk diam di temani dua cangkir teh chamomile. Teh favorit Inna yang konon katanya bisa membuat orang yang meminumnya sedikit lebih relaks.

"You can say whatever you want to say to me and I promise and I promise not to comment on you at all"

Wanita yang kian berpenampilan anggun di kesehariannya tersebut baru berkata setelah ia selesai menyesap teh miliknya yang sudah tandas hampir setengahnya tersebut.

"I always knew that you were having problems because I'm your mother, sweetheart"

Chaca masih tetap bungkam. Sedikitpun ia tak bergeming, masih sibuk menatap beberapa sepasang kupu-kupu yang saling berkejaran di antara bunga-bunga yang tumbuh di taman.

Bapak Seungwoo || Han SeungwooWhere stories live. Discover now