🍀 Hello Kitty

831 97 2
                                    

Hari ini Chaca kembali kerumah sakit untuk menjenguk Kookheon di temani oleh Seungwoo. Menurut kabar terbaru dari Yohan yang semalam ikut menemani Yuvin menunggui sang kakak, Kookheon belum juga siuman.

Seungwoo memilih duduk di sofa dan tak mendekat ke ranjang Kookheon. Pria itu membiarkan Chaca memberikan perhatiannya pada pria lain yang berpotensi sebagai saingan beratnya. Meski bibirnya telah berkata boleh, tapi di hati tetap ada rasa cemburu tersemat.

Gadis itu tanpa ragu menggenggam tangan Kookheon yang masih terasa dingin seperti kemarin. Seperti sesaat sebelum ia pulang dengan Seungwoo.

Wajah yang selalu tersenyum ramah itu kini nampak pucat tak ada rona. Kedua mata bulatnya masih setia terpejam.

Ada sedikit rasa sesal di dalam hati Chaca karena sejak kejadian perjodohan itu ia nampak acuh tak acuh terhadap dirinya. Padahal kalau boleh di ingat, mereka dulu cukup dekat. Bahkan sangat akrab satu sama lain.

Andai ia tahu lebih awal, tapi meskipun begitu tetap saja ia tak mungkin bisa memilih Kookheon. Karena ia sudah memiliki Seungwoo di sisinya.

"Abang cepetan bangun dong, klo abang tidur terus kaya gini, siapa yang bakalan aku palakin lagi. Siapa yang bakalan aku isengin suruh ini-itu lagi. Soalnya si Upin sekarang udah gak asik. Nanti klo abang gak bangun gak ada yang belain aku klo Upin nakal"

Begitulah keluhan Chaca kepada Kookheon yang masih tak sadarkan diri.

Di kejauhan Yuvin hanya bisa tersenyum miris. Sejauh ini ia masih merasa bersalah karena terlambat mengetahui tentang penyakit sang kakak. Ia juga merasa bersalah kepada Chaca karena sebelumnya ia sempat marah pada gadis itu yang dengan tega memperlakukan perasaan sang kakak sesukanya.

"Chaca janji sama abang, klo abang bangun nanti Chaca bakalan temenin abang kemanapun abang mau. Chaca janji!"

Mata gadis itu sudah cukup berkaca-kaca kala dirinya menatap kondisi Kookheon yang sedemikian rupa. Ia banyak merasa bersalah pada lelaki yang sejak kecil begitu menyayangi dirinya selayaknya seorang kakak.

Andai waktu dapat ia putar kembali. Sayangnya semua itu sungguh di luar kuasanya.

Tapi kuasa Tuhan sungguh luar biasa bagi umatnya.

Chaca yang sudah ingin bangkit dari tempat duduknya di samping ranjang Kookheon di buat tersentak oleh pergerakan dari pria itu. Jari jemari yang sempat ia genggam bergerak secara perlahan.

"Vin abang sadar..." serunya.

Baik Seungwoo maupun Yuvin yang memang ada disana segera bangkit untuk menghampiri.

"Buruan panggilin dokter" serunya lagi.

Seungwoo segera keluar dari ruang rawat untuk memanggil dokter jaga yang bertugas. Yuvin sudah ikut menggenggam tangan abangnya yang satu lagi.

"Bang bangun bang, gue disini bang" panggil Yuvin.

Ia juga ikut merasakan pergerakan Kookheon dari tangannya yang ia genggam erat.

Tak lama Seungwoo kembali ke ruangan bersama seorang dokter dan orang perawat. Dokter itu meminta ketiganya untuk menyingkir sejenak agar lebih leluasa memeriksa kondisi Kookheon.

Seungwoo sudah merangkul gadisnya, berusaha menenangkan perasaan Chaca yang mulai campur aduk. Yuvin sendiri berdiri tak jauh dari keduanya. Pria itu sampai beberapa kali mengusap wajahnya sendiri. Nampak begitu kacau.

Setelah cukup lama dokter memeriksa kondisi Kookheon, dokter tersebut langsung di serbu oleh Yuvin. Di berondong dengan berbagai macam pertanyaan.

"Pasien masih belum sadarkan diri mas..."

Bapak Seungwoo || Han SeungwooWhere stories live. Discover now