🍀 Perhatian

755 86 13
                                    

"Pagi!"

Pagi harinya seorang Chaca sudah di sambut oleh dua orang pria sekaligus. Ada Seungwoo di sisi kanan pintu kamarnya, ada jiga Doyoung di sisi kiri pintu kamarnya. Keduanya berdiri tepat di depan pintu kamar sampai menghalangi si pemilik untuk keluar dari pintu tersebut.

"Kalian ngapain sih udah standby di depan pintu kamar orang pagi-pagi gini. Awas, awas, gue mau lewat" usir Chaca.

Baik Seungwoo maupun Doyoung kompak menahan pergelangan tangan Chaca yang hendak mendorong mereka agar segera menyingkir. Keduanya sudah pasang tampang super serius dan khawatir.

"Apalagi sih" jengahnya.

"Muka kamu pucet" ucap Doyoung.

"Kamu sakit?" ucap Seungwoo.

"...."

Chaca tak bereaksi, ia hanya menatap malas keduanya. Bahkan dari tatapan matanya jelas mengisyaratkan kalimat 'apasih lo' yang begitu kentara.

"Awas deh, mending lo bedua buruan nyikir sebelum gue tampol ya" ketus Chaca menarik paksa tangannya sampai terlepas dari genggaman keduanya.

Gadis itu langsung berlalu begitu saja. Ia malah langsung menuju dapur untuk mencari makanan. Entah kenapa belakang ini Chaca jadi lebih banyak makan di banding biasanya. Ia memang doyan makan tapi tidak sampai sehari lebih dari enam kali seperti belakangan ini.

Baik Doyoung maupun Seungwoo lantas mengekori Chaca kemanapun dirinya melangkahkan kaki. Kedua pria itu sudah terbiasa seperti itu sejak sekitar dua bulan yang lalu. Sejak pertemuan pertama mereka setelah Chaca kembali dari kediaman orang tuanya bersama Doyoung.

Baik Doyoung maupun Seungwoo, sejauh ini mereka terus berusaha untuk bersaing secara sehat untuk memperoleh perhatian dari Chaca. Bahkan Chaca belakangan jadi sering membagi waktu untuk keduanya. Misalkan seharian ini ia pergi dengan Seungwoo, maka hari berikutnya ia akan meluangkan waktu untuk Doyoung.

Lalu bagaimana dengan status yang terjadi di antara mereka bertiga?

Chaca dan Doyoung tetap bersahabat seperti sedia kala eski jelas-jelas Doyoung sudah menyatakan perasaannya. Perlakuan Chaca kepada Doyoung sama sekali tak berubah. Hanya saja Doyoung yang sekarang jauh lebih lembut dan lebih perhatian lagi terhadap Chaca. Alias tidak tsundere lagi.

Sedang hubungan Chaca dan Seungwoo masih dengan status berpacaran seperti pasangan pada umumnya. Hanya saja yang membedakan sekarang Chaca lebih berusaha terlihat santai seolah Seungwoo seperti seorang sahabat baik baginya. Tak ada lagi perasaan canggung seperti sebelumnya setelah kejadian sepulang liburan dua bulan yang lalu. Atau lebih tepatnya Chaca yang berusaha untuk tidak mengingat-ingat hal tersebut. Seungwoo saja sampai tidak lagi berani untuk membahas hal tersebut karena Chaca sudah mengancam akan minta putus kalau ia kembali mengungkitnya.

"Abaaaaaaaaang~"

Teriakan Chaca yang begitu mendadak sontak saja membuat kedua pria yang masih setia berdiri di belakangnya tersentak kaget. Untungnya kedua pria tampan itu tidak latah.

"Apa sih berisik banget" keluh Jinhyuk yang baru saja keluar dari kamar dengan seragam kantor yang lengkap.

"Susu cokelat gue mana? Pasti abang kan yang abisin semuanya" tuduhnya dengan berkacak pinggang.

Chaca nampak sangat geram, bahkan sorot matanya menunjukkan kemarahan yang begitu besar kepada saudara sulungnya tersebut.

"Yaelah, ketimbang susu cokelat doang..."

"Tapi kan itu kak Doyoung yang beliin buat aku. Hikz..."

Chaca tiba-tiba saja sudah menangis tersedu. Air matanya bahkan sudah basah membanjiri pipinya yang nampak makin chubby dari hari ke hari.

Bapak Seungwoo || Han SeungwooDonde viven las historias. Descúbrelo ahora