🍀 Pindahan

1.1K 120 1
                                    

Dering ponsel Chaca terus meraung sebanyak belasan kali pagi itu. Dikala sang empunya tengah asik bergelung dalam selimut tebal miliknya. Tak mau ambil pusing dengan si penelpon yang sudah dan akan segera mendobrak pintu apartemen miliknya.

Ia baru benar-benar bangun setelah panggilan tak terjawab itu berhasil masuk dalam hitungan dua puluh lima.

Chaca langsung menjawab sebelum panggilan tersebut menjadi panggilan tak terjawab yang ke dua puluh enam.

Dirinya langsung saja menjawab panggilan tersebut tanpa perlu lagi melihat siapa nama si penelpon yang tertera di layar ponselnya. Hingga sebuah suara teriakan terdengar memekikan dari ujung sana.

"Lo tidur apa mati suri sih dek. Bukain abang pintu. Kenapa juga lo ganti password gak kasih tau abang, hah?"

"Buset dah"

Hanya itu komentar Chaca yang sudah hampir melemparkan ponselnya karena kaget dengan ulah sang kakak.

"Santai dong bang" sahut Chaca yang sudah kembali menempelkan si ponsel ke dekat telinga.

"Anak gadis, kenapa sih jam segini belum bangun. Rejeki lo entar di patok ayam. Terus entar lo..."

"Abang masih perlu buat gue bukain pintu gak nih?" sambar Chaca sebelum Jinhyuk makin panjang durasi ceramahnya.

"Ya bukain lah"

"Ya gak usah ngegas juga kali"

Chaca langsung bangkit dari atas tempat tidur untuk menuju pintu depan. Membukakan pintu untuk sang kakak tersayang yang pastinya akan kembali menceramahinya setelah ini.

"Loh kok?"

Gadis itu langsung bingung lantaran bukan hanya Jinhyuk yang ia temui di depan pintu apartemennya.

Disana ada Jinwoo dan banyak koper. Ada sekitar tujuh koper besar yang mereka bawa.

"Kalian kenapa? Habis di usir sama mama-papa ya? Atau abang habis jatuh bangkrut?"

"Enak aja klo ngomong. Kamu nyumpahin abang bangkrut, hah?"

Jinhyuk sudah hendak menjitak sang adik tapi urung saat mahluk lain datang untuk bergabung.

"Loh kok ada kak Wooseok ama bang Buyung juga di sini?"

Wooseok menyusul bersama Byungchan. Keduanya datang lengkap dengan barang bawaan mereka juga yang jumlahnya tak kalah banyak dari barang bawaan Jinhyuk dan Jinwoo.

"Halo tuan putri, kita mau ikutan ngungsi di sini ya mulai hari ini"

Byungchan jelas lebih dulu nyelonong masuk ke dalam apartemen mewah milik Chaca. Dan dengan seenak jidatnya dia meletakkan berbagai macam barang bawaan miliknya di sofa dan ruang tengah secara asal. Sedang si pemilik sudah menjatuhkan diri ke atas sofa empuk. Tepatnya sih rebahan santai.

"Iiih abang, sepatunya di lepas dong! Ini sofa mahal tau!" teriak Chaca tak terima dengan kelakuan Byungchan yang memang sudah seperti abangnya sendiri.

"Ini kenapa jadi pada ngungsi kesini sih. Banyak banget lagi bawaannya. Di kira gue buka panti sosial apa" protesnya jelas-jelas sebal.

"Mendingan lo bikinin kita minum dulu deh, baru setelah itu lo lanjutin ngomelnya. Soalnya kita berempat lagi aus parah" perintah Jinhyuk sudah ikut merebahkan diri di sofa satunya.

"Kak?"

"Apa?"

Chaca keburu sewot saat tiba giliran Jinwoo yang bersuara. Buat bocah lelaki yang baru masuk masa puber itu jiper jadinya.

Bapak Seungwoo || Han SeungwooWhere stories live. Discover now