Part 8

5.1K 560 18
                                    

Pintu besar itu terbuka. Menampakkan tujuh orang namja yang baru saja mengemban sebuah tugas penting. Mereka berjalan keruang tengah dan mengistirahatkan diri disana.

Bruk!!

"Haaaaahhh lelahnya~" ucap Jungkook seraya menghempaskan tubuhnya pada sofa panjang nan empuk itu.

Taehyung yang baru saja berjalan dari dapur hanya melirik Jungkook sebal.

"Ini minum! Jangan terus-terusan mengeluh. Dasar bocah!" ucap Taehyung sembari menyodorkan sekotak susu siap minum pada Jungkook dan semua orang melihat itu.

GLUP!

'Susu? Ah Yoongi! Itu hanya susu. Kau tak suka, kau tak suka.' batin Yoongi meyakinkan dirinya sendiri.

Jungkook menikmatinya. Sekotak susu memang mampu mengobati semua lelah dan penatnya. Ia terus menikmati susu ditangannya tanpa menyadari sepasang mata yang melihatnya sedari tadi. Yoongi, pemilik mata itu menelan ludah kasar. Tegukan demi tegukan yang Jungkook ciptakan seolah membuat lehernya semakin kering. Sudah. Ini tak bisa dibiarkan. Yoongi menyerah.

"Kukiiiiiii" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Jungkook menoleh. "Eoh hyung? Wae?"

"Ugi mau kuki~ ugi mau cucunya~"
Ucap Yoongi seraya menarik-narik lengan Jungkook bak balita yang sedang kelaparan.

Jungkook mengeryit bingung. Ia mengangkat salah satu tangannya yang masih memegang sekotak susu rasa pisang itu. "Ugi mau ini?"

Mendengar pertanyaan yang Jungkook lontarkan Yoongi mengangguk pelan. "Mmm.. Mmm.."

"Ini. Minumlah" Dengan senang hati Yoongi menerima pemberian Jungkook. Dan akhirnya, sekotak susu pisang yang tinggal setengah itu pindah ke tangan putihnya.

"Maaci kuki~"

CHUP!!

"YAKK!!"

Suara itu, suara dari lima namja yang sangat memekakkan telinga. Ciuman yang tiba-tiba Yoongi berikan pada Jungkook mampu membuat semua orang yang ada disana kaget. Namun entah disadari atau tidak, teriakan spontan yang mereka lontarkan mampu membuat Yoongi ketakutan. Namja imut nan menggemaskan itu menggenggam kotak susunya erat seraya memandangi semua orang dengan tatapan yang mulai berkaca-kaca.

"Hiks hiks.."

Jungkook yang masih dalam mode kaget mendengar isakan itu, matanya teralih pada namja disampingnya"Eoh ugi kenapa menagis hm?"

"Kuki~ hiks me-meleka jahat cama ugi hiks. Ugi hiks diteliakin.."

Yatuhan apa yang sudah mereka lakukan pada bocah imut ini. Seokjin dan seluruh dongsaeng nya baru sadar jika Yoongi sekarang berada pada mode little nya. Seokjin mendekatkan dirinya pada Yoongi. Dielus-elusnya pucuk kepala namja pucat itu.

"Ugi eomma minta maaf ne, eomma tadi hanya kaget.. Mianhae ne sayang"

"Hiks eomma cama daddy jahat! Ugi hiks tadi diteliakin.. Hiks ugi malah!!"

Namjoon mendekat, jelas sekali jika ia tengah bingung sekarang. "Ugi maafkan daddy ne.. Daddy sama yang lain tadi tak sengaja.. Jangan marah ne nanti manisnya ilang lo.."

"HUAAAAA!!! DADDY JAHAT HUAAAA!! KUKIIII MACA UGI DIBILANG MANIS!! UGI KAN CWAG KUKIIII CWAG!!! HUAAAA!!!" Yoongi semakin mengguncang-guncangkan lengan baju Jungkook . Tangisnya pecah kala ia disebut manis oleh Namjoon.

"Ssssttt sini-sini kookie peluk sini.." dibawanya tubuh mungil itu kedalam pelukan Jungkook.

"Uljima ne, ugi kan namja, masa ugi nagis sih. Uljima ne, nanti eomma dan daddy biar kookie yang menghukum."

Yoongi melepaskan pelukannya. "Plomis kuki?"

Jungkook mengangguk pelan. "Promise"

"Yeayyy!! Eomma eomma!!" panggil Yoongi heboh.

"Nde?"

"Eomma nanti jangan nangis ne, nanti kuki mau nakal cama eomma. Eomma cama daddy ndak boleh nangis pokoknya. Nanti kalo eomma cama daddy nangis ugi malahnya bakal lama."

Mendengar itu kedua sudut bibir Seokjin terangkat. "Eomma tak akan menangis."

Yoongi terkikik geli "Hihihi kuki kuki eomma cudah paslah kuki hihihi"

"Eoh? Benarkah?" ucap Jungkook dengan memasang wajah seolah ia tengah terkejut.

Yoongi mengangguk mantab. "Ne"

"Yasudah sekarang ugi ganti baju dulu ne" ucap Seokjin menawarkan.

Bocah pemilik kulit pucat itu terlihat berfikir sebentar sebelum mengiyakan ajakan Seokjin dan naik kelantai atas. Dan sekarang tinggallah 5 namja dengan posisi yang berbeda-beda.

"Enak sekali menjadi kau." ucap Hoseok memandang Jungkook datar.

Jungkook tak mengerti, alisnya mengkerut bingung. "Apa maksud hyung?"

"Aku tak penah sedekat itu dengan Yoongi hyung."

Jungkook menggedikkan bahunya acuh. "Ya inilah hyung yang dinamakan rezeki anak soleh."

"Yaaa yaaa yaaa terserah kau saja lah"

"Apa kalian tak menyadari sesuatu?" ucap Namjoon tiba-tiba. Reflek semua orang menoleh.

"Yoongi hyung adalah seorang detective sama seperti kita. Dialah orang yang bisa diandalkan saat menyelesaikan sebuah misi besar sekalipun. Apa kalian tak menyadari apa yang akan terjadi jika Yoongi hyung berubah menjadi little saat dia atau kita semua berhadapan dengan para penjahat? Aku tau Yoongi hyung itu hebat, tapi hal itu mampu dijadikan kesempatan untuk para penjahat melukai atau bahkan membunuh Yoongi hyung."

Semua orang yang ada disana terlihat tengah mencerna perkataan yang Namjoon lontarkan. Benar juga, kenapa mereka baru menyadari hal itu?

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" ucap Jimin dengan nada seriusnya.

"Kita tunggu saja setelah ini.."

***

"Ugiiii jangan lari-lari nanti jatuh!!" ucap Seokjin yang masih berusaha menangkap tubuh mungil itu. Sejak setengah jam yang lalu, Yoongi tak mau mengganti baju dan memilih untuk bermain kejar-kejaran bersama Seokjin.

"Wleeekkkk ayo eomma kejal ugi.." Yoongi berlari kearah meja dan..

DUBRAK!!!

"HUAAAA EOMMAAA!!! BOKONG UGI ATIIITTTT HUAAAAAA!!" Yoongi jatuh. Kakinya tergelincir dan terpaksa harus membuat bokongnya mencium lantai dingin itu.

"Yatuhan ugi eomma kan sudah bilang tadi. Sekarang kalau sudah jatuh gimana coba"

Yoongi menunduk "Hiks cakit eomma"

Pandangan yang semula dibuat garang itu kini mulai meneduh. Seokjin berjongkok dan menyamakan tingginya dengan Yoongi.

"Ayo berdiri"

Kedua pasang kaki itu berdiri dan melangkah menuju ranjang besar milik Yoongi. Seokjin mendudukan tubuh sang dongsaeng lalu duduk disampingnya. "Mana yang sakit?"

Yoongi memiringkan tubuhnya.
"Cini" ucapnya seraya menunjuk kedua bokongnya.

"Sekarang ugi tengkurap ne.."

Yoongi mengangguk. Tubuhnya merangkak naik dan mengikuti intruksi yang Seokjin berikan kepadanya.

Puk! Puk! Puk!

Pria pemilik bahu lebar itu menepuk-nepuk bokong Yoongi pelan seraya bersenandung indah. Dirasa cukup, Seokjin menghentikan aktifitasnya.

"Masih sakit?" tanya nya pelan. Merasa tak mendapat jawaban Seokjin mengintip wajah Yoongi dari belakang.

"Eomma bertanya ken- eh? Sudah tidur? Aigo~"

Ia berdiri, tangannya menarik slimut tebal dan menutupkannya pada tubuh mungil Yoongi. Dielusnya surai itu pelan "Hyung berharap kau akan baik-baik saja yoon.."

CHUP!!











TBC..

SyndromeWhere stories live. Discover now