Part 39

2K 268 18
                                    

Hari sudah semakin malam. Didalam sebuah ruangan yang benuansa hitam dan putih, seorang namja terlihat tengah memandangi sebingkai foto yang sengaja dipasang disana. Ruangan itu, ruangan milik Min Seungwon. Ruangan yang tak sembarang orang bisa masuk kesana.

Tap.. Tap.. Tap..

"Apa yang kau lakukan disin- woaaahhh ruangan apa ini?" ucap Sukhwan terkagum-kagum.

Yoongi menoleh "Eoh Halbeoji... Ini ruangan appa.." ucapnya seraya menaruh bingkai itu di tempatnya semula.

Sukhwan mendekat. "Kau terlihat begitu sedih.. Kau merindukan appa mu hm?"

Yoongi mengangguk "Lihatlah halbeoji.. Bahkan ruangan ini masih sama persis seperti terakhir kali appa meninggalkanku di rumah ini"

"Apa ruangan ini tak pernah dijamah orang?"

Yoongi menggeleng "Andwe. Ahjussi bahkan tak tau jika disini ada ruangan seperti ini."

"Lalu dimana ruang kerja pamanmu selama ini?"

"Ada di ruangan yang satu nya. Sebenarnya sebelum appa meninggal ia sudah menyiapkan ruang kerja untukku. Dan ahjussi menggunakan ruangan itu. Dulu, eomma juga tak pernah membolehkan para maid  atau yang lain masuk ke tempat ini. Maka itulah sebabnya kenapa aku juga tak mengizinkan siapapun masuk keruangan ini selain aku sendiri."

"Tapi bagaimana mungkin paman mu tak mengetahui tentang ruangan ini nak?"

"Appa memang selalu menyembunyikan ruangan ini. Saat aku genap berusia 5 tahun, appa membuat ruangan ini dengan hanya membuat satu pintu masuk dari kamarku."

Sukhwan mengedarkan mata nya keseluruh penjuru ruangan itu. "Didalam kamarmu hanya ada satu pintu dan itupun terlihat seperti pintu kamar mandi. Bahkan halbeoji baru tau kalau ini bukan kamar mandi."

"Kamar mandi ada disebelah sana." tunjuk Yoongi ke lain arah.

Donggun menoleh "Jadi.. Berarti setiap hari kau melewati ruangan ini untuk pergi kekamar mandi?"

"Betul sekali."

"Yang benar saja?"

"Halbeoji.... Akses menuju ruangan ini hanya bisa lewat satu pintu. Jadi jika tidak lewat sini aku mau lewat mana?"

"Apa tak ada pintu lain?"

Yoongi menggeleng.

"Jinja?! Kau cerdik sekali eoh?"

"Bukan aku yang cerdik, tapi appa. Hahahaha!!"

Sukhwan tersenyum melihat tawa lepas itu "Berjanjilah kau akan tetap sehat demi kedua orang tua mu nak..."

Yoongi duduk dikursi kebesaran appa nya. "Aku berjanji akan selalu sehat. Tapi aku tak bisa berjanji aku akan selalu selamat."

"Apa maksudmu?" tanya Sukhwan tak suka.

"Semua tentang profesionalitas dan tuntutan pekerjaan halbeoji."

Sukhwan diam. Tiba-tiba ada yang yang melintas didalam pikirannya sekarang.

"Yoongi-ya.."

Yoongi yang sempat tertarik pada beberapa kertas dihadapannya itu dibuat menoleh. "Nde?"

"Apa kau benar-benar tak mau ikut halbeoji ke Amerika?"

Yoongi menggeleng. "Ani-ya.."

"Wae? Kau sempat bilang kau ingin tinggal di Amerika kan?" tanya Sukhwan yang kembali mencoba membujuk Yoongi.

Yoongi mengangguk. "Nde, tapi itu sebelum halbeoji menjelaskan padaku bahwa tanggung jawabku disini sangatlah besar."

SyndromeKde žijí příběhy. Začni objevovat