Flashback

2.2K 294 9
                                    

Disebuah malam yang gelap.. Seorang namja pemilik tubuh mungil itu terlihat tengah menunggu seseorang didalam sebuah cafe. Tangannya mengotak-atik layar ponselnya seraya tersenyum cerah dihadapan layar canggih itu. "Aku tak sabar bertemu denganmu Hyesun.."

"PARK JIMIIIINNN!!" Teriak seorang gadis cantik yang tiba-tiba saja datang menghampiri Jimin.

"Yak!! Tak usah berteriak pabbo!!"

Hyesun menarik kursinya. "Apa kau sudah lama menungguku bantet?"

"Aissshhh hilangkan kata bantetmu itu.. Ayolah.. Aku ini tampan tau!!"

"Yaaa.. Yaaa.. Yaaa.. Terserah kau sajalah."
Ku Hyesun, seorang gadis pemilik paras cantik yang mampu menarik perhatian seorang Park Jimin. Hyesun adalah gadis yang Jimin kenal dari tempat dimana eomma nya biasa membeli roti. Hyesun adalah anak dari pemilik toko roti tersebut. Dengan begitu ramahnya, Hyesun selalu menyapa pelanggan ayahnya termasuk juga Jimin. Sejak saat itulah, Jimin merasa bahwa Hyesun adalah gadis yang cocok untuk ia jadikan teman.

Jimin menyodorkan segelas jus jeruk kepada Hyesun "Ini minumlah. Aku tau kau pasti haus."

"Gomawo.." diteguknya habis minuman itu. Hyesun berkeringat. Bukan karna cuaca yang membuatnya seperti ini, namun kekhawatiranlah yang sekarang tengah berkecamuk didalam hatinya.

"Aku memiliki kabar bagus untuk mu."

"Apa?"

"Sekarang aku sudah bisa meraih impianku. Aku sudah bisa menjadi seorang detektif. Setelah ini akan kuperkenalkan juga kau dengan teman-temanku. Apa kau mau?"

Hyesun mengangguk. "Kapan kau akan memperkenalkan keluargamu pada mereka juga? Jim, kurasa sekarang sudah waktunya kau mengungkap identitasmu."

Jimin mengangguk antusias. "Nde! Setelah aku memperkenalkanmu pada mereka."

Hyesun tersenyum kecut.
"Ada apa dengan mu hah?" tanya Jimin kala ia melihat gestur Hyesun yang terlihat tengah gelisah.

Hyesun menggeleng "Ani."

"Kenapa kau berkeringat?"

"Andwe."

Jimin mendengus. "Terserah kau saja lah. Aku ingin ketoilet sebentar. Kau jangan kemana-mana." ucap Jimin seraya melenggang pergi dari tempatnya.

Berbeda dengan Jimin, Hyesun mulai mengambil sesuatu dari saku jaketnya. Ia memasukkan bubuk putih itu kedalam minuman dingin dan mengaduknya menggunakan sedotan. "Maafkan aku jim.. Ini demi keselamatan ayahku.. Maafkan aku.."

Tak lama kemudian Jimin datang. Ia duduk dan menatap Hyesun dengan begitu heran. "Pekerjaan hari ini sungguh membuatku lelah. Dan emmm... Kau kenapa?"

"Ada yang ingin kubicarakan padamu."

Sebelum mendengarkan apa yang sikatakan oleh Hyesun, Jimin meneguk habis minuman dihadapannya. "Bicaralah.."

"Mianhae jim.."

"Wae? Kenapa kau meminta maaf padaku?"

Hyesun menunduk. "Andwe. Setelah ini kau boleh membenciku. Bahkan kau juga boleh memutuskan tali pertemanan kita."

"Sebenarnya kau ini bicara apa hah? Ssshhh..." ucap Jimin yang sudah mulai merasakan pening dikepalanya.

'Efek obat itu benar-benar cepat.' monolog Hyesun dari dalam hati.

"Kau tak apa-apa jim?"

"Ke-kepalaku ssshhh... sakit.."

Cairan liquid mulai memenuhi mata Hyesun. Jauh didalam lubuk hati yang paling dalam Hyesun merutuki kesalahannya sendiri. "Mianhae jim.. Mianhae.. Aku tak bermaksud menyakitimu.. Mianhae Jimin-ah.."

SyndromeWhere stories live. Discover now