Part 20

3K 320 7
                                    

Drrtt.. Drrtt..

Sejak 5 menit yang lalu. Ponsel yang berada disebelah tangan putih Yoongi terus saja bergetar. Namun sang empu tak sedikitpun memiliki niat untuk menjawabnya ketika ia tau siapa yang sedari tadi mengganggu waktu istirahatnya.

"Tuan.. Ponsel anda bergetar.." ucap seorang pelayan yang mengantarkan sebuah minuman padanya.

"Biarkan saja. Itu hanya dari orang-orang yang tak jelas." jawab Yoongi enteng.

Pelayan itu mengangguk dan mencoba memahami pola pikir yang dimiliki oleh Yoongi. Mungkin saja tuan muda dihadapannya ini tengah memiliki masalah. Jadi dari pada ia mendapat semprotan pedas dari majikannya lebih baik ia pergi sekarang.

"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu tuan muda.."

Ucap seorang wanita paruh baya itu sopan. Kaki rapuhnya dibawa pergi meninggalkan Yoongi sendirian. Dan seperti apa yang kalian tau, sekarang tinggallah Yoongi sendiri diruang tengah dengan secangkir kopi hitam dan ponsel yang dari tadi terus saja bergetar.

Merasa tak tahan dengan getaran yang dari tadi menggangunya, akhirnya Yoongi memutuskan untuk mengangkat panggilan itu meski hatinya masih mengatakan enggan.

PIP!!

"Yatuhan hyuuungggg!! Kemana saja kau ini hah?" ucap seseorang dari seberang sana. Suara itu terdengar heboh sekali ditelinga Yoongi.

"Bukan urusanmu." jawab Yoongi dingin.

Namja pucat itu menempelkan ponsel kesalah satu telinganya. Dan dapat ia dengar bahwa Jungkook tengah menghela nafas kasar diseberang sana. "Haaahhh.... Apa kau juga marah padaku hyung?"

Tak ada respon. Yoongi hanya diam dan tak menggubris pertanyaan yang Jungkook lontarkan. "Hyung maafkan aku nde?"

Krikk.. Kriikk..

"Baiklah-baiklaaahhh... Kau boleh saja tak memafkanku. Tapi apa kau lupa dengan kasus yang menimpa keluarga mu hyung? Hei hyung ayolaaahhh... Ini bukan waktunya untuk saling bertengkar. Dengarkan penjelasan kami dan mari ungkap kasus ini bersama-sama."

"Kau jangan sok bijak bocah!"

"Ck! Kau bilang aku sok bijak? Terserah kau saja lah. Yang jelas sekarang pulanglah dulu. Ada banyak sekali sesuatu yang harus kita bahas."

Yoongi terlihat tengah berpikir sejenak. Benar juga apa yang dikatakan Jungkook. Bisa saja penjahat-penjahat itu memanfaatkan situasi ini untuk mengelabuhi mereka. "Baiklah aku akan pulang. Tapi tidak untuk hari ini. Aku akan pulang besok."

"BESOK?! Hei kau akan tidur diamana hyung?!" ucap Jungkook kaget.

"Aku pulang kerumah lama ku. Aku ingin istirahat sebentar disini. Jika kau tak bisa bersabar maka jalankan sendiri kasus itu dan jangan lagi menghubungiku."

PIP!!

Sambungan telfon dimatikan oleh Yoongi secara sepihak. Ia ingin mengistirahatkan otaknya sebentar. Semua yang terjadi kepadanya seolah benar-benar menguras akal pikirnya.

"Telfon dari siapa Yoon?" tanya Donggun yang tiba-tiba saja muncul dari belakang.

"Eoh ahjussi? Mari duduk." ajak Yoongi pada ahjussi kesayangannya. Seperti apa yang diperintahkan oleh Yoongi, Donggun duduk tepat disebelah keponakannya.

"Kau dapat telfon dari siapa?" tanya Donggun sekali lagi.
"Dari Jungkook ahjussi. Wae?"

"Ani."

Yoongi mengangguk. Tangannya mengambil secangkir kopi dihadapannya dan menyeruputnya pelan.

"Yoon.."

SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang