Part 21

2.8K 316 4
                                    

Tap.. Tap.. Tap..

"Kau sudah pulang hyung?" tanya Jungkook yang datang dari ruang tengah. Ia sempat mendengar sebuah ketukan langkah kaki. Berharap itu adalah Yoongi nya, Jungkook berjalan kedepan dan menyambut kedatangan hyung pucatnya dengan sangat bahagia. Akhirnya Yoongi hyung nya mau pulang tanpa harus dibujuk dengan kekuatan ekstra.

"Nde. Dimana yang lain?"

"Sedang bersiap-siap."

"Baguslah. Aku akan mengganti bajuku sebentar."

Jungkook mengangguk. Hari ini adalah hari masuk kerja seperti biasanya. Ketujuh namja tampan itu harus datang kekantor untuk memenuhi kewajiban yang mereka miliki. Dan Jungkook sangat bersyukur karna hyung pucatnya pulang meski tembok pembatas diantara mereka masih belum hilang sepenuhnya.

Jungkook berjalan kearah ruang tengah, bermaksud untuk menunggu yang lain dan melihat Seokjin tengah menuruni anak tangga. "Kau sudah turun hyung?"

Seokjin mengangguk. Berbeda dengan Seokjin, Jungkook memiringkan kepalanya kekanan seolah ia tak paham tentang suatu hal. "Apa kau tak berpapasan dengan seseorang?"

"Seseorang? Siapa?"

'Bagaimana bisa Jin hyung tak berpapasan dengan Yoongi hyung'

"Hei bocah! Kau ini kenapa eoh?"

Lamunan Jungkook buyar seketika. Ia menggeleng cepat dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Andwe. Aku juga tak tau kenapa aku bisa menanyakan hal konyol seperti tadi."

"Dasar aneh. Dimana yang lain?" tanya Seokjin sembari duduk disebelah Jungkook.

"Mungkin hyungdeul sedang bersiap-siap."

"Kau sendiri sudah selesai dari tadi?"

Jungkook mengangguk "Nde! Maknae akan selalu lebih cepat dibandingkan dengan hyungdeul." ucapnya bangga seraya mengacungkan satu jari telunjuknya keatas.

Seokjin tersenyum cerah. Namja disampingnya ini memanglah seperti itu. Selalu saja mampu membuat orang lain tersenyum dan bahagia. "Baiklah tuan tercepat, apa kau sudah membersihkan kamarmu?"

"Belum. Nanti saja." ucap Jungkook acuh.

Sudut bibir Seokjin terangkat keatas. Akhirnya ia mendapat alasan untuk mengalahkan Jungkook. "Jadi kalau begitu bukan kau yang tercepat. Tapi aku lah yang tercepat."

Jungkok tak terima "Bagaimana bisa begitu?"

"Bisa. Aku sudah membereskan semuanya dan turun kesini. Sedangkan kau masih belum membereskan apapun. Jadi jika dilihat dari apa saja yang sudah dikerjakan aku lah yang tercepat."

"Enak saja. Yang tercepat itu aku hyung. Bukan kau!"

Seokjin mengembangkan senyum disusudut bibirnya. "Yaaa.. Yaaa.. Yaa.. Terserah kau mau bilang apa. Tanpa dijelaskan pun semua orang tau disini siapa yang tercepat."

"Kau ini! Kenapa tak mau mengalah sekali saja eoh? Kim Seokjim! Kau sangat menyebalkan!" ucap Jungkook seraya mempoutkan bibirnya kedepan.

Tiba-tiba semua diam. Tak ada lagi percakapan heboh diantara mereka. Pandangam kosong, bibir bungkam, seolah menjadi teman mereka untuk saat ini.

Disisi lain, kepala Seokjin sekarang hanyalah tentang Yoongi. Bagaimana cara ia membawa Yoongi pulang kesini? Bagaimana cara ia membujuk namja pucat itu? Seokjin bahkan belum tau tentang apa yang harus ia lakukan sekarang. Berbanding terbalik dengan Seokjin, Jungkook yang masih memikirkan bagaimana cara mengalahkan Seokjin menjadi lupa memberi tahu jika Yoongi hyung nya sudah pulang.

SyndromeNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ