Part 37

2K 257 12
                                    

Tap.. Tap.. Tap..

"Selamat pagi tuan Park Hyungsik" ucap seseorang dengan nada yang begitu dingin. Hyungsik mendongak. Ia tau betul suara siapa itu.
"Kau? Untuk apa kau kemari?"

"Apa kau bodoh?" ucap Yoongi dingin.

Hyungsik mengerti "Mi-mianhae.. Silahkan duduk"

Namja pucat itu tak memberi respon apapun. Tak ada sedikitpun senyuman atau bahkan anggukan yang ia berikan kepada Hyungsik. Ia hanya menarik sebuah kursi dan duduk disana.
"Katakan."

Hyungsik sama sekali tak paham. "Apa? Apa yang harus kukatakan?"

"Katakan kalau kau memang benar-benar ayah dari Park Jimin."

Sebuah anggukan diterima oleh Yoongi. "Nde. Aku Park Hyungsik. Ayah dari Park Jimin. Bukankah kau sudah mengetahui hal itu?" ucap Hyungsik tak kalah dinginnya.

Pok!! Pok!! Pok!!

Yoongi bertepuk tangan. Wajah yang sebelumnya terlihat dingin itu kini memasang sebuah senyuman yang begitu lebar. Siapapun yang melihat itu akan berpikir bahwa ia sekarang tengah bahagia dihadapan Hyungsik. Namun apa mereka menamatkan sesuatu? Ada sebuah luka disana. Luka yang ia simpan begitu dalam hingga Hyungsik tak menyadari akan hal itu.

"Jadi tak salah jika aku memutuskan untuk mampir kesini. Selamat tuan. Kau menang."

"Apa maksudmu?"

"Kau ingin menghancurkanku kan?
Lihat! (merentangkan kedua tangannya) Aku sudah hancur. Anakmu yang menghancurkan hati dan kepercayaanku tuan PARK-HYUNG-SIK! Kau ingin mengambil semua bukti yang berkaitan dengan Jimin kan? Ambil! Ambil saja. Cepat ambil sebelum akau menjebloskan anak semata wayang mu itu ke penjara."

"Kau tak akan bisa menjebloskan Jimin ke penjara. Aku ayah nya. Aku yang lebih tau dan lebih berkuasa darimu"

Sebuah sunginggan tercipta jelas disudut bibir Yoongi "Ooohhhh... Jadi kau lebih berkuasa dariku? Mari kita lihat seberapa berkuasanya kau tuan Park-Hyung-sik" ucap Yoongi yang diberi penekanan di akhir kalimatnya.

"Jadi kau menantangku eoh?"

"Nde. Asal kau tau saja, tadinya aku sama sekali tak ada niattan untuk menantang orang seperti mu. Tapi karna kau membandingkan kedudukanmu denganku, aku semakin yakin kalau kau adalah orang yang selalu mementingkan sebuah jabatan. Dan aku tak suka orang sepert itu."

'Pamanmu lebih buruk dari aku asal kau tau'

"Kenapa kau diam?"

"Kau tak perlu tau"

Mendengar hal itu mampu membuat namja pucat utu geram. Kedua tangannya kini menarik kursi yang ia duduki dan mencondongkan tubuhnya kedepan. "Kau! (seraya menunjuk tepat di wajah Hyungsik). Melihat kedudukanmu saat ini seharusnya kau bisa membedakan mana yang benar dan yang salah. Kau bodoh! Kau tak bisa berlaku adil pada semua orang"

"Aku berlaku adil!!"

"Andwe!! Kenyataannya kau menyembunyikan pembunuh itu hingga saat ini. Apa itu yang disebut adil tuan Park Hyungsik? Dimana otakmu hah? Aku percaya pada mu. Semua informasi yang butuhkan aku bertanya padamu. Tapi sekarang apa? Dua kasus lama yang pernah menjadi tanda tanya kini sudah jelas muncul didalam kepalaku. Baiklah.. Mungkin aku akan sedikit lama menyelesaikan kasus pembunuhan berantai itu. Tapi untuk pembunuhan yang satu ini aku tak akan pernah melepaskannya."

"Kasus itu sudah ditutup. Kau tak bisa mengangkatnya lagi." ucap Hyungsik dengan hati yang sudah mulai gusar.

"Aku bisa! Kau meremehkan soal kedudukanku kan? Jadi mari kita lihat bagaimana aku menjebloskan anakmu itu ke penjara" ucap Yoongi yang diakhiri sebuah sunggingan disudut bibirnya. Ia hampir berdiri, namun sesuatu hal mampu menghentikan pergerakannya.

SyndromeWhere stories live. Discover now