Part 43

2K 267 12
                                    

"Kenapa dia berhenti disini?" ucap Jimin kala ia melihat mobil Donggun berhenti disebuah mall besar. Pria paruh baya itu turun. Berjalan masuk kedalam mall dengan langkah yang begitu santai.

"Aku harus turun."
Jimin melepas jaket hitamnya. Namja pemilik mata sipit itu sekarang tengah memasang masker, topi, dan menyembunyikan pistolnya disaku celana yang ia kenakan.

Jimin turun, masuk kedalam mall besar itu dan bergabung ke sebuah grumbulan orang agar Donggun tak menyadari keberadaannya.

Disana, didalam mall itu, Jimin melihat Donggun tengah masuk kedalam ruangan yang telah dikhususkan untuk para pegawai dan staf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Disana, didalam mall itu, Jimin melihat Donggun tengah masuk kedalam ruangan yang telah dikhususkan untuk para pegawai dan staf. Pria paruh baya itu terlihat begitu santai memasuki ruangan itu dan Jimin semakin mencurigai nya.

Jimin mendekat, berjalan kearah pintu dan menguping disana.

"Jadi tuan, apa yang bisa saya bantu?"
ucap seseorang yang sekarang tengah duduk dihadapan Donggun.

Dapat Jimin lihat Donggun tengah tersenyum kepada pegawai tersebut. "Appa pulang ke Korea. Aku berharap kalian bisa menyiapkan tempat untuk konferensi besar yang akan appa lakukan."

"Jadi presdir Min ingin menggelar pertemuan?"

"Nde. Siapkan ruang auditorium. Appa akan mengundang beberapa kolega besar kita." jelas Donggun pada orang dihadapannya itu.

'Kolega besar kita? Jadi mall ini milik keluarga Min?' batin Jimin yang baru mengetahui sesuatu hal.

"Tapi kenapa presdir Min ingin menggelar pertemuan itu disini tuan?"

"Bukan presdir, tapi aku yang merencanakan ini semua. Presdir akan mengumumkan penerus baru nya. Dan itu harus diketahui oleh khalayak ramai bukan? Maka dari itu aku ingin menggelar pertemuan besar itu disini."

"Baiklah. Kapan?"

"Besok pagi."

'Besok pagi? Tidakkah dia tau keponakannya sedang dalam bahaya eoh?'

"Baiklah tuan. Kami akan mempersiapkan yang terbaik untuk kehadiran presdir."

Donggun tersenyum "Baiklah. Aku pergi dulu. Senang mempekerjakanmu."

Donggun berdiri dan berjalan kearah pintu. Hal itu lantas membuat Jimin menempelkan tubuhnya ke tembok.

"Dasar pria jahat!" rutuk Jimin pelan kala Donggun telah berjalan melewati dirinya.
Jimin kembali mengikuti langkah Donggun. Pria itu masuk lagi kedalam mobil dan diikuti Jimin yang juga masuk kedalam mobil pribadinya sendiri. Mata Jimin menajam "Mau kemana lagi pak tua itu."

***

"Hyungdeul? Ada apa dengan kalian? Silahkan duduk." ucap Soobin kala ia melihat kelima namja dihadapannya itu tengah memasang raut khawatir yang sangat kentara.

SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang