1

26K 4.6K 2.9K
                                    

Donghyun mencebikkan bibirnya kesal. Dia lelah diajak berkeliling sekolah seharian oleh Dongpyo yang terus berceloteh menjelaskan ini itu.

Hari pertama sekolah tentu tidak ada kegiatan belajar mengajar. Hal itu yang membuat semangat Dongpyo membara untuk mengajak teman barunya berkeliling sekolah.

Dari yang Donghyun lihat, tidak ada yang membuatnya tertarik. Hanya saja, dirinya menjadi pusat perhatian sejak tadi.

Mungkin karena wajahnya.

"Nah, ini kantin sekolah kita. Bagus banget, kan? Makanannya lengkap, loh. Bahkan jajanan yang biasa dijual di pinggir jalan ada. Contohnya cilok, cimin, milor, masih banyak deh."

Penjelasan Dongpyo bagaikan angin lalu baginya. Menurutnya, hal tersebut membuang waktu.

"Dongpyo, toilet di sebelah mana, ya?"

"Mau ngapain?"

"Saya mau buang air kecil."

"Ohh, lo lurus aja, terus belok kanan. Nanti ada papan petunjuknya, kok."

"Oke, terima kasih."

Buru-buru Donghyun pergi meninggalkan Dongpyo yang terlihat sedang bergabung bersama teman-temannya di salah satu meja kantin.

Sebenarnya, dia itu bukan tipe orang yang suka dengan keramaian. Dia lebih suka berdiam diri di kelas atau di perpustakaan. Karena keramaian membuatnya pusing.

Tak lama kemudian, sampailah dia di toilet pria. Begitu masuk, toilet tersebut sepi, membuatnya langsung menghela nafas lega.

"Untung sepi, kepala saya pusing di luar sana," gumamnya sambil membasuh tangannya dengan air.

Setelah membasuh tangannya, dia membasuh mukanya. Tapi, dia merasakan ada yang berjalan ke sampingnya. Dengan begitu dia cepat-cepat mendongak dan mematikan keran.

"Eh, lo murid baru, ya?" Tanya murid laki-laki asing berambut pirang. Mungkin bisa dibilang mirip vampire.

"Iya."

Laki-laki tersebut mangut-mangut sambil mencuci tangannya. "Gue Minhee, 10 Mipa 3, lo?"

"Geum Donghyun, 10 Mipa 2."

Laki-laki bernama Minhee tersebut tersenyum lebar. "Kelas kita sebelahan, dong? Kapan-kapan main ke kelas gue, ya. Gue suka gabut di kelas," ajaknya.

"Ehm, iya." Donghyun mengusap tengkuk lehernya canggung.

"Oh ya, apa alasan lo masuk sekolah ini?"

"Hah?"

"Ck, apa alasan lo masuk sekolah ini?" Decak Minhee. "Lo masuk sini bukan karena disuruh orang lain nyelidikin tentang sekolah ini, kan?"

Donghyun bingung. Minhee kenapa jadi memojokkannya begini. Memangnya ada yang salah kalau dia bersekolah disini?

"Saya gak tau maksud kamu apa. Saya sekolah disini karena saya pindah rumah." Begitu jawaban Donghyun pada akhirnya.

"Emang sebelumnya rumah lo dimana?" Cerca Minhee, terdengar mendesak.

"Amerika," jawab Donghyun. "Kamu kenapa keliatan curiga sama saya? Emangnya muka saya muka penjahat?"

"Ah enggak kok, malahan muka lo lucu," balas Minhee sambil tertawa.

Lagi-lagi, Donghyun memaksakan senyumnya. Dia ingin pergi dari sana secepatnya.

"Selamat siang, Kak Yunseong!"

Donghyun menoleh ke pintu toilet yang baru saja tertutup setelah seorang laki-laki masuk ke dalam dengan wajah super super super datarnya.

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang