33

12.4K 3.1K 644
                                    

"Hyun, tolong bangun."

Perasaan Minhee tidak tenang karena Donghyun tak kunjung membuka matanya. Kenapa disaat semua akan selesai Donghyun celaka?

"Lo harus bangun, kita gak bisa kalahin dia tanpa lo."

Eunsang mendecih dari belakang. Raut wajahnya datar, menunjukkan ekspresi kesal namun tertahan mengingat dirinya berada di rumah sakit.

"Liat, kan? Kak Seungwoo tuh jahat, gak percaya sih," ujar Eunsang.

"Maaf Sang, gue cuma-"

"Lo tuh harusnya mikir, jangan percaya orang lain dengan mudah, lo pikir semua orang di dunia ini baik?"

Eunsang benar, seharusnya dia percaya pada Eunsang kalau Seungwoo termasuk salah satu asisten Jungmo yang bertugas untuk mengecoh orang-orang sekitar.

Mengejutkan, bukan?

"Donghyun harus pulih hari ini juga, gue yakin dia kuat. Lo jaga dia, gue ada urusan," kata Eunsang pamit untuk pergi.

"Kemana?" Minhee mengernyitkan keningnya.

"Gue mau bantu Hyeongjun. Roh Junho, Sejin, Minkyu, dan Tony harus masuk ke raga mereka sekarang juga. Kalau terlambat, mereka bisa jadi arwah gentayangan kayak kita," jawab Eunsang menjelaskan.

"Hati-hati, ya."

Pemuda dengan tahi lalat di dekat bibirnya itu tersenyum. "Makasih, Hee. Gue pergi dulu, ya."

"Kenapa gak teleportasi aja?" Celetuk Minhee.

"Gila lo, gue bisa bikin kehebohan kalo gue hilang tiba-tiba. Kalo gak ada kamera cctv sih gak apa-apa," balas Eunsang dengan mata membola, sebelum benar-benar pergi dari sana.









































"Eunsang, tunggu!"

"Apa lagi, Minhee?"

"Katanya Kak Yuvin mau kesini, tapi kok gak dateng-dateng, ya?"




























































"Nah, itu raga kalian. Cepet masuk sebelum si La sama Li dateng buat ngambil roh kalian."

Hyeongjun menunjuk empat raga temannya. Beruntung keempatnya berada di tempat yang sama, jadinya ia tidak perlu bersusah payah kesana kemari seperti mencari alamat.

Apa sih.

"Makasih banyak, ya. Hyeongjun," ucap Minkyu mewakili tiga roh yang lain.

Hyeongjun mengangguk, membiarkan keempat temannya menghampiri raga mereka. Dia lega, dia berhasil sebelum terlambat.

Namun, dimana Yunseong? Mengapa dia tidak melihat pemuda itu semenjak bertemu Jungmo tadi?

Ngomong-ngomong, setelah memberi tahu informasi tentang Donghyun yang tertimpa lemari, Jungmo langsung pergi. Entah apa maksudnya, Hyeongjun curiga kalau Jungmo merencanakan hal yang jauh lebih buruk dari sebelumnya.

"Kenapa hidup gue begini banget, ya?" Hyeongjun berubah sendu. "Gue kangen Kak Wonjin, dia lagi apa?"

Sementara itu, orang yang dimaksud Hyeongjun sedang rebahan bersama Dohyun dan Hangyul setelah dikejar si La.

Kakinya pegal-pegal dan sakit. Beruntung La pergi ketika Li memanggilnya untuk keluar cermin.

"Kak Wonjin, kita beneran bisa keluar dari sini?"

"Menurut lo?"

Dohyun menggeleng. "Gak tau, gue takut aja gitu."

"Optimis dong, jangan berpikiran negatif. Lo harus yakin mereka bakal keluarin kita dan yang lain dari sini," balas Wonjin menyemangati.

"Eh, tadi setannya lagi pergi, kan?" Tanya Hangyul seraya berdiri dari duduknya secara tiba-tiba.

"Iya, kenapa?"

"Berarti gak ada yang jagain pintu keluarnya, dong?"

Kedua mata Wonjin membola. Benar juga, kenapa dia tidak memikirkan hal itu sejak dulu?!

"Ayo ke cermin sekarang, jangan buang-buang waktu lagi," ajak Wonjin sembari berlari menuju pintu keluar cermin disusul Dohyun dan Hangyul.

Benar saja, tidak ada yang berjaga disana. Tapi, mereka tidak yakin dapat keluar.

Takutnya ada sesuatu yang tak kasat mata dan melukai mereka ketika hendak keluar. Benar, kenapa mereka tidak memikirkan hal itu terlebih dahulu?

"Tunggu sebentar, ini tali apa?" Dohyun melangkah maju dengan mata menyipit curiga. Dengan hati-hati ia menyentuh tali yang hampir tak terlihat tersebut, namun setelahnya ia mengaduh keras.

"Sialan, rasanya kayak kesetrum dan kebakar," umpat Dohyun sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Terus, kita harus gimana?" Tanya Hangyul yang tak tahu harus berbuat apa.

"Butuh bantuan?"

Seseorang tiba-tiba muncul dari pintu keluar tersebut. Tangannya melambai memberi sapaan disertai senyum lebarnya.

"Hai, mantan ketua osis kalian datang."

"Kak Jinhyuk!"

Jinhyuk terkekeh pelan. "Gak cuma gue, kok. Ada Wooseok dan Dongpyo yang bakal bantu kalian keluar dari sini. Jadi, tunggu apa lagi? Ayo keluar dan selamatin sekolah kita."

































Jadi, bagaimana teori yang kalian pikirkan untuk cerita ini? :)

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang