13

14.9K 3.3K 1.3K
                                    

"Sialan! janc*k! setan!"

Eunsang yang baru saja masuk ke dalam kelas dibuat kaget oleh makian Junho yang entah ditujukan untuk siapa. Yang pasti, temannya itu terlihat kacau.

Pipi sebelah kanannya lecet dan berdarah.

"Junho, lo kenapa?!" Jerit Eunsang khawatir.

Junho memukul meja dengan keras, lalu mengerang sambil mengusak rambut cokelatnya.

"Gue nyesel pasang cermin itu!" Teriak Junho melampiaskan kekesalannya. "Gara-gara gue, banyak korban yang berjatuhan. Bukan rohnya lagi yang ke ambil, tapi nyawanya!"

"Tenang Cha, tenang. Gue yakin ada solusinya, ayo pikirkan dengan kepala dingin," ucap Eunsang menenangkan.

"Beliin gue es batu," pinta Junho tiba-tiba.

"Hah? Buat apa?"

"Katanya pake kepala dingin, berarti kepala gue harus didinginin pake es batu dulu, dong?"

Ya Tuhan, berikan kesabaran untuk Eunsang yang tampan ini. Untung Junho sahabatnya, kalau tidak sudah ia siram pakai jus mangga yang ada di mejanya.

"Semenjak mikirin cermin itu lo jadi aneh tau gak, jadi banyak omong dan kelakuan lo makin gak waras alias bobrok," kata Eunsang kesal sendiri.

"Terus masalahnya apa?"

"Masalahnya? Ya gak ada."

Junho mendengus. Ayo sabar, orang sabar jodohnya mendekat. Nah kan, Junho jadi tidak sabar bertemu jodohnya.

"Oh ya, lo gak kenal yang namanya Minhee?" Tanya Eunsang membuka topik, dan Junho membalasnya dengan gelengan kepala.

"Minhee siapa? Baru denger namanya."

"Anak kelas sebelah yang tinggi, rambutnya blonde, kulitnya pucat, dan dia suka rebahan dan lemes mulu kayak gak pernah makan."

"Hah? Yang mana dah? Emang ada?"

"Ada tau, dia temen gue. Masa lo gak pernah liat dia, sih?"

Junho menggeleng lagi. Eunsang berdecak sebal lalu membuka galeri ponselnya dan menunjukkan foto Minhee kepada Junho.

Tapi reaksi Junho di luar ekspetasi Eunsang. Pemuda itu terlihat terkejut dan merinding, aneh sekali.

"Lo kenal?" Tanya Eunsang to the point, membuat Junho menolehkan kepalanya.

"Sang, lo mau tau sesuatu, gak?" Tanya Junho serius.

"Apaan?" Eunsang menautkan kedua alisnya penasaran, dan Junho pun mendekat dan membisikkan sesuatu.

"A-APA?! Junho, lo serius?!" Seru Eunsang kaget.

"Iya, gue minta jangan kasih tau siapa-siapa soal ini. Gue takut dia marah karena kita tahu siapa dia, sementara orang lain gak tau siapa dia sebenernya."

"O-oke."













































Namanya juga Seungyoun, dia tidak pantang menyerah untuk mendapatkan uang yang banyak dari Jungmo.

Sekarang dia sedang memata-matai seseorang yang sedang termenung di bangku panjang di taman sekolah.

Sejin, laki-laki yang merupakan temannya Donghyun itu tidak tahu kalau dia sedang diawasi. Dia terlalu sibuk berpikir.

Entah apa yang dipikirkan Sejin, yang pasti Seungyoun penasaran. Apalagi dia melihat Jungmo memandang Sejin dari kejauhan.

"Sebenernya Jungmo nyuruh gue awasin Sejin tuh karena apa, ya? Gue jadi penasaran," gumam Seungyoun dari balik pohon jambu.

"Maaf udah nunggu lama, kak."

Seungyoun memundurkan dirinya ketika Donghyun datang dan duduk di samping Sejin.

"Gak apa-apa. Gimana, orang yang lo suruh jadi mata-mata lo bilang apa?"

"Katanya hantu di dalam cermin itu mulai marah. Sebenernya dia ambil roh murid-murid disini untuk nakut-nakutin aja. Yang dia butuhin adalah tumbal. Tapi dia selalu digagalin sama seseorang, makanya dia ambil roh orang dan ambil tumbal disaat si penggagal itu gak ada."

Sejin mengernyit. "Jungmo paranormal sekolah maksud lo?"

Donghyun menggeleng. "Bukan, katanya bukan dia. Yang pasti bukan saya, dia gak kasih tau lebih detail lagi karena ada urusan," jelasnya.

"Bentar, jadi maksud lo Jungmo bukan pelindung sekolah yang sebenernya?" Tebak Sejin. Tanpa diduga olehnya, Donghyun mengangguk membenarkan.

"Dia memang paranormal, namun dia hanya membantu sedikit. Ada orang lain yang bertindak ketika setan itu keluar dari cermin."

"Ngusir setannya maksud lo?"

"Lebih tepatnya, dia yang masukin setan itu ke cermin. Walaupun hanya sementara, setidaknya korban yang diinginkan setan itu gak jadi ditumbalkan. Kalau Kak Sejin mau tahu, setan itu gak bisa keluar dari sekolah."

"Ohh, ternyata begitu," gumam Seungyoun yang mulai paham. "Gue pengen tanya ke Jungmo, deh. Tapi gue gak berani, nanti kalo gue disantet kan gak lucu."

"Kak Sejin harus hati-hati, di cermin itu ada dua setan. Yang satu bertugas mengambil roh, yang satu lagi bertugas membawa orang yang akan diambil rohnya ke depan cermin. Dan kata teman saya, setan yang membawa orang itu menyamar menjadi salah satu murid disini," ucap Donghyun mengingatkan.

"Makasih banyak ya, Hyun. Gue jadi bisa lebih waspada lagi," kata Sejin sambil tersenyum.

"Sama-sama, kak. Kalau gitu saya pergi dulu, sebentar lagi bel."

"Silahkan," balas Sejin. Kemudian, dia berteriak lantang. "Yang lagi sembunyi di balik pohon gak mau pergi juga?!"

Seungyoun terlonjak kaget. Buru-buru dia lari untuk kabur karena takut diserang teman-teman Donghyun yang tak kasat mata.

"Sialan, kok dia bisa tau, sih?" Sungut Seungyoun. "Gagal dapet duit banyak lagi deh."


















Lanjut atau unpub?

Anw, tetap semangat ya One It-!

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Where stories live. Discover now