32

11.7K 3.1K 1K
                                    

"Donghyun, gue minta maaf."

Minhee tak berhenti mengucapkan kata maaf seraya memandang darah yang mengalir dari kepala Donghyun.

Andai saja dia tidak gegabah, Donghyun tidak mungkin seperti ini. Tidak seharusnya dia asal menyerang dan mengakibatkan Donghyun celaka.

Dari pintu masuk perpustakaan, ramai sekali orang yang penasaran apa yang terjadi hingga menyebabkan suara gaduh seperti tadi.

Kerumunan orang tersebut berbisik-bisik, mulai menggosip dan tentu saja apa yang mereka katakan belum sepenuhnya benar.

Mereka menyangka bahwa Minhee lah pelakunya. Cih, jinjja?!

"Tolong jangan diem aja, panggil ambulan!" Teriak Minhee marah karena tak ada seorang pun yang membantunya.

Jauh dari sana, Seungyoun terkekeh puas akan apa yang dia lakukan. Mulai dari mendorong rak buku dengan sangat keras membuatnya jatuh menimpa Donghyun.

Tapi, tidak ada yang mencurigainya, karena semua tuduhan kini mengarah pada Minhee, orang yang berusaha mati-matian melindungi Donghyun tadi.

"Minhee, gue udah telpon ambulan."

Eunsang datang tergesa-gesa entah dari mana, membuat kerumunan disana sedikit merenggang. Awalnya Minhee terkejut karena kedatangan Eunsang yang tak terduga, namun setelah itu ia mengangguk.

Tak lama kemudian, petugas dari rumah sakit datang membawa tandu. Minhee dan Eunsang ikut membantu memindahkan Donghyun ke atas tandu, sebelum para petugas membawanya ke rumah sakit.

Para murid memberi jalan, namun setelah itu mereka kembali berbisik-bisik dengan tatapan sinis kepada Minhee.

"Punya mulut jangan buat nyinyirin orang, malu-maluin nama orang tua aja," sindir Eunsang sarkas sebelum berlari menyusul ambulan yang hendak berangkat.

Tinggalah Minhee disana, yang terlihat menundukkan kepala dengan tangan terkepal.

"Liat aja nanti, gue bakal bunuh kalian," gumamnya penuh amarah seraya melirik Seungyoun yang tertawa penuh kemenangan bersama seseorang.

Han Seungwoo.













































"Aduh, gak mungkin rusak, kan?"

Yuvin bingung karena printer milik osis tiba-tiba macet. Sudah dipukul berkali-kali tapi tidak jalan juga, kan jadi kesal.

"Vin, lo ngapain?"

"Mau ngeprint surat edaran."

Yohan yang baru saja tiba itu mendekat ke Yuvin. Kepalanya mengangguk-angguk setelah tahu apa masalahnya.

"Ck, sini gue benerin," decak Yohan sembari berpindah posisi ke depan printer.

BRAK!

"ANJIR HAN, KOK LO TONJOK PRINTERNYA!" Pekik Yuvin histeris.

"Berisik, nih udah bener."

Benar saja, tak lama setelah aksi penonjokkan tersebut, printernya kembali bekerja sesuai sistem, mencetak surat edaran yang Yuvin inginkan.

Yuvin menganga tak percaya. Walaupun agak penyok, dia harus berterima kasih pada Yohan.

"Han, makasih banyak ya. Gue berterima kasih ba-"

"Gue ada satu permintaan," sela Yohan memotong perkataan Yuvin.

"Maaf ya, Han. Gue bukan jin yang bisa kabulin permintaan. Kalo jadi Jin yang di koriyah sana sih gak apa-apa. AW!"

"Gue gak bercanda, Yuvin," desis Yohan dengan mata mengkilat marah.

Sakit juga dipukul Yohan, begitu pikir Yuvin.

"I-iya, terus lo mau apa? Jangan yang aneh-aneh, ya," kata Yuvin pada akhirnya karena takut dihajar Yohan.

"Bagus." Yohan menyeringai. "Permintaan gue gak berat buat lo, mata-mata Donghyun yang ceroboh."

"L-loh, lo tau darimana, Han?! Lo-"

"Bantu gue atau lo mati, gue beri waktu satu menit untuk berpikir."

"Apa-apaan sih! Maksud lo apa?!" Seru Yuvin terpancing emosi.

"Lo pasti ngerti, Vin. Jawab sekarang sebelum waktu lo habis."

"Jelasin ke gue apa maksud lo, baru gue jawab pertanyaan lo."

Yohan mengedikkan pundak tak peduli. "Sepuluh, sembilan, delapan-"

"Kim Yohan!"

"-Tujuh, enam, lima, empat-"

"Yohan!"

"-tiga, dua, sa-"

"Oke! Gue bakal bantu lo!"

Mendengar itu, senyum Yohan merekah. "Bagus, habis ini gue bantuin lo selesain surat edaran palsunya, baru kita susun rencana."

Yuvin melongo bingung. "Hah?"

Yohan memutar bola matanya malas. "Lo pikir gue ini siapa?" Tanyanya.

"Lo asistennya Jungmo," jawab Yuvin, membuat Yohan berdecak kesal.

"Ck, bodoh."

"Loh? Kok lo ngatain gue bodoh?!"

Yohan berdecak lagi. "Ck, gue mata-matanya Wonjin! Jadi orang suudzon banget, sih!"

APA?!

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Where stories live. Discover now