6

18.2K 3.9K 1K
                                    

Seungyoun terkekeh puas ketika jebakan yang dia pasang berhasil. Saat ini, dia mengawasi seseorang yang terjebak jaring yang dia pasang.

Song Hyeongjun, pria berwajah imut itu tampak tak peduli dengan jaring yang menjebaknya. Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah terambil rohnya, mana mungkin dia tahu kalau dia sedang dijebak.

"Aha! Kena lo, sekarang saatnya gue bawa lo ke Jungmo!"

Dengan gembira Seungyoun menghampiri Hyeongjun yang diam saja dengan tatapan kosongnya.

"Gue harap si Jungmo beneran tau dimana rohnya Hyeongjun. Dengan begitu kan Hyeongjun bisa kasih tau apa aja yang ada di dalem cermin itu."

Seungyoun merangkul pemuda yang lebih pendek darinya itu sambil tersenyum lebar. Dengan santai dia membawanya menuju tempat dimana Jungmo sudah menunggunya.

"Asik, dapet duit lagi nih, ahay! Sorry ya, Hyeongjun. Hari ini lo jadi kelinci percobaan kita," bisik Seungyoun.

Kemudian dia tertawa. Bodoh sekali dia mengobrol dengan orang yang sudah keambil rohnya. Tentu saja dia tidak akan meresponnya.

"Aduh, serem banget muka lo, tapi lebih serem lagi kalo lo natap gue," kata Seungyoun yang malah bercanda.

Tapi setelah itu, Hyeongjun benar-benar menatapnya dan mencekiknya.

"Lebih baik kamu mati, kan? Dengan begitu, roh kamu akan tetap terkurung di dalam cermin, haha!"

Oh tidak, ini bahaya.

"Le-lepas..."

Hyeongjun memperkencang cekikannya, membuat Seungyoun megap-megap, berusaha menghirup nafas sebanyak-banyaknya.

Seungyoun tidak tahan lagi. Dengan sekuat tenaga dia mendorong Hyeongjun untuk menjauh dan berhasil!

Dia langsung kabur karena ketakutan. Dia masih sayang nyawa.

"Aduh, kenapa hari ini nasib gue sial banget, sih!" Gerutu Seungyoun selama berlari.































"Hyeongjun, kenapa lo jadi begini?" Gumam seseorang dengan sedih dari balik tembok, sambil menatap Hyeongjun yang tertawa sebelum akhirnya ambruk tak sadarkan diri.

Dia menundukkan kepalanya sejenak, kemudian kembali mendongak untuk membawa Hyeongjun ke uks sekolah.

Namun dia mengurungkan niatnya, karena ada yang berusaha membangunkan Hyeongjun dengan wajah paniknya.

Dia terkejut, dia jelas tahu siapa orang itu.

Geum Donghyun, si pemuda indigo yang katanya dapat membuat semuanya kembali seperti semula.

Tapi Donghyun tidak tahu, kalau dia ingin semuanya kembali seperti semula, harus ada yang ditumbalkan.




































Donghyun menghela nafas lega setelah berhasil membawa Hyeongjun ke uks sekolah.

Beruntung disana ada Hangyul yang sigap membantu ketika melihatnya susah payah menggendong Hyeongjun.

"Gue Hangyul, dia Dohyun, dan dia Yohan," kata Hangyul memperkenalkan diri juga teman-temannya.

"Saya Geum Donghyun, kak." Balasan Donghyun yang begitu kaku membuat Hangyul tertawa.

"Aduh, kaku amat sih lo, santai aja kali. Muka gue emang galak, tapi gue gak kayak yang lo pikirkan, kok."

Donghyun tersenyum kikuk. Dia tidak suka dengan aura Hangyul. Auranya sangat buruk, berbeda sekali dengan aura Dohyun yang sedang tertidur. Kalau Yohan, ehm, entahlah. Dia tidak bisa merasakannya.

"Kenapa Hyeongjun bisa pingsan?" Tanya Yohan memecah keheningan.

"Tadi saya lihat dia tertawa di koridor dekat perpustakaan. Saat saya hendak menghampirinya, dia tiba-tiba pingsan," jelas Donghyun yang lagi-lagi membuat Hangyul tertawa.

"Kaku amat sih kayak berdiri di deket doi," celetuknya lalu tertawa lagi.

Donghyun hanya bisa mengusap tengkuk lehernya canggung. Dia tidak nyaman dengan situasi seperti ini.

"Dek, kalo lo ngerasa ada yang aneh, lo cepet-cepet pergi dari tempat itu, ya," ucap Yohan penuh peringatan.

Donghyun mengangguk. Tapi dia menatap wajah Yohan dengan serius, begitu juga wajah Dohyun. Mereka berdua kan yang ada di masa depan saat dia masuk ke cermin tadi.

"Oh ya, kalo ketemu sama yang namanya Wooseok jauhin aja. Orangnya galak kayak macan," celetuk Hangyul sambil cekikikan.

Hangyul terus bercanda sampai tidak sadar kalau Donghyun memejamkan matanya sembari berpegangan pada meja yang ada di sampingnya.

Namun Yohan sadar akan hal itu, dia langsung beranjak bangun dan mendekati Donghyun.

"Dek, lo gak apa-apa?" Tanyanya khawatir.

Tiba-tiba, mata Donghyun terbuka lebar. Dia menjauhkan tangannya dari meja dengan segera.

"Dek, lo kenapa?"

Donghyun tidak menjawab.

Saat tangannya tak sengaja menyentuh meja, sekelebat pengelihatan muncul.

Di waktu sebelum mereka berempat ada disana, ada Dongpyo yang terlihat ketakutan sambil bersandar pada meja yang dia sentuh.

Di depannya, ada orang lain yang wajahnya tidak terlihat jelas berusaha mencelakai Dongpyo. Sebelum akhirnya, orang itu mengatakan sesuatu yang membuat Dongpyo langsung kejang-kejang, kemudian ambruk tak sadarkan diri.

"Woi, lo kenapa sih? Jangan bikin kita panik dong!" Seru Hangyul yang membuat pemuda yang dimaksud tersadar dari lamunannya.

Donghyun dengan cepat berdiri menghadap ke meja dan menaikkan kain yang menutupi kolongnya. Perbuatannya itu berhasil membuat Hangyul dan Yohan sangat terkejut.

Karena Dongpyo ada disana, dalam kondisi tidak bernyawa dengan kedua tangan dan kaki terikat, dan lakban hitam yang menutup mulutnya.

















































"Saya ingatkan, jangan berjalan sendirian di sekolah ini. Lalu, jika kalian suka mematikan lampu saat tidur, saya minta nyalakan. Supaya dia nggak datang ke kamar kalian dan mengambil roh kalian."





















Ngetik hyungjun jadi hyeongjun asing banget bagiku T_T

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Where stories live. Discover now