25

11.4K 3.1K 610
                                    

"Kamu Donghyun, kan?"

Donghyun dan Eunsang yang sedang kebingungan mencari raga Junho dikagetkan dengan munculnya Seungwoo yang datang secara tiba-tiba itu.

"Iya kak, kenapa ya?"

Seungwoo tersenyum lebar. "Pas banget saya ketemu kamu disini, kamu gak ketemu Yohan, kan?"

"Maaf sebelumya kak, kenapa Kak Seungwoo tanya soal Kak Yohan ke Donghyun, ya?" Sela Eunsang curiga.

"Ah itu, denger-denger si Yohan mau gabung sama Jungmo buat bunuh Donghyun."

"Hah?! Kok bisa?!"

Eunsang jelas kaget, apalagi Donghyun. Yohan yang baik padanya masa mau gabung sama Jungmo buat bunuh dia? Ada angin apa sampai Yohan berniat seperti itu.

"Gak tau juga sih, gak sengaja denger obrolan Seungyoun sama Jungmo kemaren," kata Seungwoo kemudian sambil mengedikkan bahunya.

"Kak Seungwoo tau dari mana?" Tanya Donghyun dengan tatapan mengintimidasi.

Seungwoo terkekeh saja sambil menepuk pundak Donghyun. "Hati-hati ya, disini banyak yang jahat."

Begitu katanya, sebelum pergi begitu saja, meninggalkan Donghyun yang dihampiri rasa bingung dan curiga.

"Kenapa saya gak bisa baca pikirannya Kak Seungwoo?"

































"Woi, masa gue gak sengaja denger obrolan setan itu, masa katanya rohnya Junho keluar dari badannya!" Seru Dohyun sambil berlari menghampiri teman-temannya.

Niatnya sih ingin memata-matai cermin itu, eh malah dapat berita yang tidak mengenakkan.

"Lo serius?!" Sejin yang sedang duduk santai sampai berdiri saking terkejutnya. "Berarti yang bakal bantu Donghyun makin berkurang, dong?!"

Tony menatap Sejin. "Emangnya siapa aja yang bakal bantu dia?" Tanyanya penasaran.

"Kalau itu gue gak bisa jawab. Setan-setan itu bakal denger dan bunuh mereka. Kalau lo mau tau, kita harus keluar dulu dari sini, setelah itu lo bisa lihat siapa aja yang gue maksud," jawab Sejin panjang lebar.

"Tapi, Junhonya kok gak ada disini?" Tanya Hangyul sambil celingak-celinguk mencari.

"Anak indigo beda dari yang lain. Kalau mereka keambil rohnya, mereka gak akan semudah itu masuk ke dalam cermin. Mereka bisa melarikan diri lebih dulu sebelum dibawa kesini," jelas Sejin.

"Tapi, kok lo bisa?" Tanya Wonjin dengan polosnya.

"Gue juga gak tau, waktu itu gue merasa kayak dikendaliin gitu. Kemampuan gue kalo dihitung-hitung masih level rendah, mungkin itu penyebabnya."

Tony memijat pelipisnya, dia pusing mendengar penjelasan Sejin yang tidak mampu diterima otaknya. Yang dia pikirkan hanya keluar dari cermin secepatnya lalu makan enak seperti biasa.

"Dohyun juga sama kayak lo, kan?" Tony bertanya sambil menunjuk Dohyun yang terkejut karena disebut namanya.

"Kondisi dia lagi lemah waktu itu, lo lagi sakit, kan? Udah gitu lo habis diapain tuh, semacam hipnotis bukan sih?" Jawab Hangyul lalu bertanya pada temannya itu.

Dohyun mengangguk saja.

"Tersisa satu minggu lagi, itu berarti waktu kita gak banyak," sahut Minkyu yang sejak tadi diam menyimak.

Wonjin tiba-tiba menjentikkan jarinya. "Gue ada ide!" Serunya heboh sendiri.

"Apa?"

"Gimana kalo kita keluar dari sini lebih awal dari rencana? Dengan begitu kita bisa atur rencana bareng Donghyun, terus-"

"Jangan sebut nama!" Potong Sejin, Hangyul, Minkyu, Tony, dan Dohyun serempak.

Wonjin tersentak kaget, lalu mengusap tengkuk lehernya kikuk. "Maaf ya, gue lupa, hehe," kekehnya merasa bersalah.

"Untung aja, kalo gak setan-setan itu bakal tau siapa aja yang punya peran penting selain Donghyun," ujar Sejin lega.

"Oh iya, semalem gue mimpi, ada murid sekolah kita yang meninggal tapi belom ditemuin jasadnya," sahut Minkyu memberitahu.

Wonjin jadi gelisah. "Mimpinya Minkyu sering bener dan terjadi. Gue harap yang meninggal bukan orang yang punya peran penting."

"Kalo di mimpi gue barusan, jasadnya udah ditemuin," balas Dohyun, membuat mereka saling menatap satu sama lain.

Mereka jadi khawatir, semakin lama dibiarkan, semakin banyak korban yang berjatuhan.

Mereka harus apa?






















































"Selamat siang anak-anak. Berita duka, telah berpulang saudara Hwang Yunseong, XI MIPA 1. Orang tuanya mengabarkan bahwa jasadnya telah ditemukan di hutan tak jauh dari komplek perumahan mereka. Hari ini kita pulang cepat dan menghadiri acara pemakamannya, terima kasih."

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Where stories live. Discover now