9

14.9K 3.6K 635
                                    

Jujur, Wooseok tidak pernah se-syok ini sebelumnya. Garis kuning membentang di depannya, menandai batas polisi untuk melakukan penyelidikan.

Banyak warga yang berbisik-bisik, mengatakan kalimat yang tidak enak di dengar.

Lee Jinhyuk sahabatnya, meninggal karena setan sialan itu. Rohnya diambil ke dalam cermin, namun dia tidak bisa kembali lagi ke raganya.

Lantas dia harus menyalahkan siapa disini? Pihak sekolah dan kepolisian yang tidak becus menjalankan tugasnya atau Cha Junho yang memasang cerminnya di lantai tiga?

"Mohon maaf, tidak ada cermin yang anda maksud di lantai tiga."

Ucapan seorang polisi disana membuat Wooseok terkejut. Tidak ada bagaimana, jelas-jelas cermin itu terpasang disana dan tidak bisa dilepas.

"Yang kami lihat hanyalah dinding kosong dengan warna cat yang sudah pudar. Tidak ada cermin disana."

Wooseok dibuat geram karenanya. Dia ingin sekali menghampiri polisi yang sedang berbicara dengan kepala sekolahnya tersebut, tapi itu akan menghambat pekerjaan polisi.

"Namun ada yang aneh, di daerah dekat tempat cermin yang anda bilang ada lukisan, ya?"

"Iya, lukisan seorang gadis yang merupakan murid sekolah ini, sekitar 10 tahun yang lalu."

"Lukisannya bagus, tapi menyeramkan. Saya merasa matanya menatap saya dan mengikuti kemana saya pergi."

Oh tidak, pasti itu kelakuan setan perempuan itu. Ck, andai Wooseok mempunyai keberanian seperti Tony, pasti dia sudah memecahkan cermin itu.

"Wooseok, gue turut berduka cita, ya."

Tepukan di bahunya membuatnya menoleh. Ah, ternyata Seungwoo.

"Andaikan gue gak telat dateng tadi malem, pasti Jinhyuk masih hidup." Wooseok tersenyum getir.

"Semua itu bukan salah lo. Nah, daripada lo diem disini gak tau mau ngapain, ayo kita ke kafe di seberang jalan. Kita minum teh dan nenangin diri, oke?"

Wooseok menghela nafas pasrah ketika dirinya dirangkul Seungwoo dan dibawa menuju kafe di seberang sekolah.

Dari jauh, seorang pria dengan kupluk jaket yang menutupi sebagian keningnya menyeringai.

"Cermin itu gak bakalan musnah. Karena itu, gue gak bakal biarin siapapun pecahin cerminnya, termasuk anak indigo dan paranormal itu."

Setelah itu dia beranjak pergi dari sana untuk mengikuti Seungwoo dan Wooseok. Tapi, matanya yang tajam tak sengaja melihat seseorang yang tidak asing hendak menyebrang jalan.

"Hehe, boleh juga nih."

















































































Junho menilik arlojinya lalu memandangi jalan raya yang ramai kendaraan. Di tangan kanannya, ia menenteng paper bag berisi buku yang dia yakini dapat membantunya menyelesaikan semuanya.

Dari tempat dia berpijak, dia bisa melihat gedung sekolahnya. Di gerbang, ramai sekali warga dan polisi.

Sebenarnya dia penasaran, apa yang terjadi hingga ada keramaian disana? Apakah terjadi pencurian seperti dua bulan yang lalu?

"Ck, kok gak ada taksi yang lewat, sih?" Gumamnya sambil berdecak.

Dia buru-buru ingin pulang. Donghyun akan berkunjung ke rumahnya untuk membahas perihal cermin yang dia pasang itu.

Karena jenuh menunggu, dia jadi ingin pergi ke sekolahnya dan mencari tahu apa yang terjadi.

Oleh karena itu, dia menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada kendaraan yang melaju kencang. Setelah lampu merah menyala, dengan hati-hati dia berlari kecil menyebrang jalan.


TIN TIN!


BRUK!



Teriakan histeris terdengar dimana-mana. Orang-orang langsung berkerumun untuk melihat apa yang terjadi. Sementara itu, mobil yang menyebabkan kekacauan tersebut pergi begitu saja.

"Cha Junho! Cha Junho!"

Pemuda ini terus menepuk-nepuk pipi Junho yang terdiam dengan tatapan kosong. Dia syok, tentu saja! Beruntung dia sempat mendorong Junho dan terhindar dari tabrakan.

"Cha Junho, lo baik-baik aja. Sekarang lo tenang."

Junho mengerjapkan matanya dan menoleh dengan kaku.

"Eun-sang..."

"Junho, please tatapan lo jangan kosong. Setan itu lagi ngeliatin kita, Jun, please. Gue gak mau kehilangan orang kayak lo, gue gak mau kehilangan sahabat kayak lo."

Perkataan Eunsang membuat sosok pria yang berdiri di bawah lampu jalan marah karena rencananya gagal.

"Awas lo, Eunsang. Kali ini gue gak akan biarin lo hidup lagi. Tunggu kedatangan gue."

Setelah itu sosok pria tersebut menghilang.

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Where stories live. Discover now