19

12K 3K 807
                                    

Hari ini hari Jumat, hari dimana ulangan fisika yang gurunya terkenal galak dilaksanakan. Junho udah ketar-ketir sendiri sejak tadi karena belum belajar sama sekali.

Eunsang? Jangan ditanya, dia malah sibuk memindahkan contekan ke kertas kecil dan memasukkannya di dalam rautan agar tidak kelihatan.

Kalau Donghyun? Manusia yang satu ini terlampau santai karena hanya tidur dengan earphone yang tersumpal di kedua telinganya.

"Oh ya, sebelum kita ulangan, ada murid yang akan pindah kelas kesini. Saya harap kalian berteman baik dengannya," kata sang guru fisika ketika selesai menata laptop dan bukunya di atas meja.

Tak lama kemudian, seorang siswa bertubuh tinggi masuk ke dalam kelas, membuat Junho yang sedang minum tersedak sampai terbatuk-batuk.

Lain halnya dengan Eunsang yang langsung menggebrak meja hingga membangunkan Donghyun yang tertidur pulas.

"Lee Eunsang, kamu kenapa pukul meja?!"

"Tadi ada nyamuk bu, maaf ya hehehe."

Donghyun geleng-geleng kepala dan memilih lanjut tidur seraya menunggu lembar soal dan jawaban diberikan padanya.

"Kamu duduk di kursi kosong di sebelah Donghyun. Hei kamu, kenapa tidur di jam pelajaran saya?!"

Donghyun tak mendengarkan, dia ngantuk berat memikirkan ucapan Seungwoo kemarin seharian.

Sampai akhirnya, suara sapaan yang terdengar mengusiknya membuatnya membuka mata.

"Tidur mulu, nanti nilai ulangannya jelek loh," celetuk siswa bertubuh tinggi itu sebelum duduk di bangkunya.

Donghyun mengerjap-ngerjapkan matanya kaget. "Mi-Minhee?"

Yang disebut namanya hanya tersenyum seraya mengeluarkan alat tulisnya.

"Jangan ngeliatin gue kayak gitu ah, gue udah kayak buronan aja," kata Minhee sambil tertawa pelan.

Donghyun menunjuk Minhee dengan tatapan terkejutnya. "Minhee, kenapa kamu makin pucat?"

Dan Minhee hanya tertawa tanpa suara.






















































Hangyul kesal. Katanya dia mau ditraktir sama Dohyun, tapi anak itu malah tidak datang juga. Dia semakin kesal ketika sadar kalau dia sudah menunggunya di kantin sekitar sepuluh menitan.

"Aneh, biasanya kalo ada urusan dia bilang dulu," gumamnya bingung.

Dohyun itu bukan tipe orang yang seenaknya membatalkan janji. Kalaupun memang harus dibatalkan, dia pasti bilang dulu. Tidak seperti sekarang.

Hangyul yakin pasti terjadi sesuatu yang menyebabkan temannya itu tidak datang menemuinya.

Dari pesan terakhir yang dikirim padanya, Dohyun bilang dia mau ke toilet untuk berganti pakaian setelah olahraga.

Apa mungkin dia masih berada di toilet?

Lebih baik dia menyusulnya kesana daripada sendirian di kantin kayak jomblo.

"Eh Hangyul, mau kemana lo?" Sapa Seungyoun yang baru saja tiba untuk makan.

"Ke toilet," jawab Hangyul singkat dan pergi begitu saja.

Dia terlanjur penasaran apa yang dilakukan Dohyun sampai tidak bisa dihubungi. Iya, ponselnya Dohyun mati.

Tapi apa yang dia lihat ketika ia sampai di toilet, dia melihat Dohyun sedang memungut ponselnya yang rusak.

"Hp lo kenapa?!"

Mendengar itu, Dohyun hanya mendengus saja dan menyelipkan ponselnya di baju olahraganya.

"Gue yakin telinga lo masih berfungsi," ucap Hangyul mempertegas nada suaranya.

Dohyun berteriak kesal. "Argh! Semuanya kebongkar, dia tahu siapa gue, Kak Hangyul!"

Hangyul melotot terkejut. "Siapa yang tahu?! Jungmo?! Bahaya kalo dia tahu, dia bisa habisin lo!" Serunya panik.

Dohyun mengerang kesal. Dia tidak menjawab pertanyaan Hangyul dan malah terus mengumpat.

"Siapa yang tahu? Kok bisa? Emangnya lo lagi ngapain?"

Dohyun meletakkan baju olahraganya di atas wastafel lalu menatap Hangyul dengan tatapan pasrah.

"Tadi, gue lagi ngobrol sama arwahnya Dongpyo, Kak Jinhyuk, sama Kak Wooseok."

"Anjir, dia kapan matinya?!" Seru Hangyul terkejut, membuat Dohyun menatapnya tajam.

"Kak Wooseok meninggal dibunuh sama si paranormal gadungan itu karena Kak Wooseok menolak buat bunuh Donghyun. Kalo gak salah kejadiannya tadi malem."

"Terus?"

"Dia tahu gue bisa lihat hal semacam itu. Sialan, dia jadi tahu kalau gue anak indigo juga. Dan yang bikin gue kaget, ternyata Cha Junho juga sama kayak gue dan Donghyun. Tapi level Donghyun lebih tinggi di atas kita."

"Emangnya lo ngapain anjir sampe ketahuan?"

Dohyun menggeleng lemas. "Gue gak inget, yang gue inget dia tanya soal Donghyun ke gue. Tapi gue bilang gue gak tau apa-apa. Habis itu gue gak inget apapun," jawabnya.

Hangyul terdiam. Seperti dia tahu siapa yang dimaksud Dohyun. Cih, orang itu licik sekali memanfaatkan kemampuannya untuk menggali informasi seseorang.

"Kak Hangyul, mau gak mau kita harus gabung sama Donghyun, kita gak bisa terus-terusan kayak gini. Lo mau ditumbalin ke cermin?"

Hangyul menautkan kedua alisnya tak mengerti. "Maksudnya?"

"Cuma Donghyun yang bisa tolong kita karena dia punya kemampuan jauh lebih tinggi dari gue. Gak cuma itu, ada Junho dan Eunsang, serta si pelindung itu. Kalau kita gabung sama mereka, kita aman," jelas Dohyun serius.

"Keuntungannya?"

"Kita bisa musnahin cermin itu dengan mudah dan semua akan kembali normal."

Hangyul terdiam kembali untuk berpikir. Sebenarnya dia tidak tahu siapa pelindung Donghyun yang dimaksud Dohyun. Namun sepertinya pelindung itu tidak akan mudah ditebak.

"Gue setuju, gue males bareng Kak Seungyoun, dia pasti memihak ke Jungmo karena uang. Kalo Kak Seungwoo, dia pasti punya rencana sendiri."

"Gue gak akan biarin itu."

Mereka berdua kaget dan langsung menoleh ke arah pintu toilet, dimana seorang murid laki-laki berdiri menatap mereka tajam.

"Sayang sekali, kalian gak akan bisa gabung sama Donghyun, karena gue akan masukin roh kalian ke cermin sekarang juga. HAHAHA!"




















Kayaknya ini bakal lebih dari 30 chapter(?)

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Where stories live. Discover now