26

11.5K 3.2K 931
                                    

Tertabrak.

Itu yang dialami Yuvin saat ini.

Dia sedang berjalan kaki menuju rumahnya setelah menghadiri acara pemakaman Yunseong, tapi dirinya ditabrak dari belakang dan membuatnya jatuh tersungkur ke tanah.

"Woi! Kalo jalan liat-liat, dong!" Serunya tak terima karena pakaiannya kotor semua.

"Ya elah, cuma kotor sedikit doang kok marah."

Yuvin membulatkan matanya. Sedikit darimana, jas hitam beserta celananya kotor kena tanah becek karena habis hujan dan masih dibilang sedikit?!

"Lo kenapa sih? Kayaknya lo gak suka sama gue." Yuvin berdiri sembari mengelap jasnya dengan kertas tisu yang dia bawa.

Seungyoun, orang yang menabrak Yuvin tadi malah mendecih sinis. "Lo pilih kubunya Donghyun? Anak pembawa sial itu? Cih, otak lo ditaruh dimana sih, Vin?"

"Seenggaknya gue diperlakukan seperti manusia, gak kayak lo yang diperbudak Jungmo. Gila uang, sih," balas Yuvin mengejek.

Tertohok? Tentu saja! Hati Seungyoun bagai ditusuk pisau yang sangat tajam, perkataan Yuvin menusuk hatinya.

"Lo pikir pake logika, deh," ujar Yuvin tiba-tiba. "Jungmo cuma memperbudak lo, buat apa lo gabung sama dia yang jelas-jelas ada di pihak antagonis."

"Cih, gak usah menghasut gue."

"Gue gak menghasut, gue cuma mengatakan fakta." Yuvin mengedikkan pundaknya tak peduli. "Gue tau lo sempat menyesal karena gabung sama Jungmo. Tapi karena uang, lo rela 'jual' diri lo buat dia."

"Tunggu sebentar, maksud lo 'jual' apaan?"

Yuvin terkejut lagi. "Lo gak tau?!" Tanyanya keras.

Seungyoun menggelengkan kepalanya polos.

"Lo gabung sama Jungmo itu berarti lo rela jadi tumbal untuk makanan setan di cermin itu, Seungyoun!"

Sekarang, Seungyoun merasakan penyesalan untuk yang kedua kalinya.







































Saat ini, Donghyun dan Eunsang duduk di sofa dengan perasaan canggung karena pertama kali berkunjung ke kediaman Yunseong.

Mereka diajak oleh ibunya Yunseong, katanya ada hal penting yang mau disampaikan, lebih tepatnya Yunseong ingin menyampaikan sesuatu namun belum sempat tersampaikan. Jadinya dia minta tolong pada ibunya.

"Hyun, ibunya Kak Yunseong aneh juga gak sih kayak Kak Yunseongnya?" Tanya Eunsang berbisik melihat Ibunya Yunseong diam saja menatap mereka.

Donghyun menyikut pelan lengan Eunsang, memberinya kode untuk tidak berbicara macam-macam.

"Tapi liat tuh, kita diajak kesini tapi gak ngomong apa-apa, aneh gak sih?" Tanya Eunsang lagi karena merinding.

"Yunseong gak pulang selama tiga hari." Ibunya Yunseong membuka pembicaraan, membuat Eunsang terkejut dan berdeham pelan.

"Terakhir kali dia bilang, dia mau pergi menolong seseorang. Tapi ketika malam, dia tidak pulang," lanjut Nyonya Hwang sendu.

"Maaf tante, kalau boleh tahu, Kak Yunseong kasih tahu lokasinya?" Tanya Donghyun hati-hati.

Nyonya Hwang mengangguk. "Komplek Perumahan Akinda," jawabnya.

Donghyun terkejut. Itu kan komplek perumahan tempat ia tinggal. Yunseong menolong siapa disana?

"Kak Yunseong kasih tau siapa yang mau ditolong sama dia gak, tante?" Tanya Eunsang yang ikut deg-degan seperti Donghyun.

Nyonya Hwang tersenyum. "Yang dia tolong laki-laki baik, gak salah Yunseong pilih dia untuk jalanin tugasnya," ujarnya, membuat kedua pemuda itu terheran-heran.

"Tugas apa?"

"Ada tradisi keluarga dan sudah turun temurun, khusus untuk anak tunggal atau anak satu-satunya."

"Memangnya, siapa yang Kak Yunseong pilih?"

"Dia pilih Geum Donghyun, itu kamu, kan?"

Tak hanya Donghyun, Eunsang ikut terkejut ketika Nyonya Hwang menunjuk Donghyun. Yunseong memilihnya? Kenapa?

"Nak, kalian jaga diri baik-baik, ya," pinta Nyonya Hwang serius. "Semakin hari, saya merasa atmosfer di sekolah kalian semakin memburuk."

"Maaf sebelumnya tante, kenapa Kak Yunseong pilih saya?"

Diam-diam, Eunsang memaki dirinya dalam hati karena pikirannya mulai bercabang kemana-mana. Ayolah Eunsang, sekarang bukan waktunya memikirkan hal itu.

"Kamu orang baik, kamu orang penting yang bisa menyelamatkan semua orang yang ada di sekolah kamu," jawab Nyonya Hwang.

"Lalu, tugas yang Kak Yunseong jalankan itu apa ya?"

Nyonya Hwang tersenyum lagi, namun kali ini senyumannya lebih lebar dari sebelumnya.

"Menggagalkan rencana jahat dan melindungi kamu, itu tugas Yunseong."



































Diam-diam, Eunsang tersenyum dengan kepala tertunduk. Karena dia sudah tahu sejak lama kalau Yunseong lah si penggagal itu.

Dan dia lega, karena identitasnya belum terbongkar sampai sekarang.

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora