8

15.6K 3.6K 1K
                                    

Jinhyuk membuang remukan kertas berisi tulisan yang acak-acakan ke dalam tempat sampah. Dia garuk-garuk kepala frustasi, dia pusing.

Sudah lima jam dia berada di sekolah untuk belajar di perpustakaan dan sekarang sudah malam. Hanya ada Seungwoo yang sedang keluar entah kemana.

Jinhyuk takut, sungguh. Sekolah mereka menyeramkan, apalagi kalau sendirian seperti sekarang. Cahaya lampu perpustakaan tidak terlalu terang, udara disana menusuk kulit, membuat kesan seram semakin menjadi-jadi.

Karena dia merupakan orang yang penakut, dia segera membereskan buku-buku yang dia baca dan mengembalikannya ke rak.

Lalu, dia merogoh saku celananya dan meraih ponselnya. Dengan tidak sabaran dia mencari kontak seseorang dan menghubunginya.

"Seungwoo, lo ada dimana?!"

"Ya ampun, sorry banget. Tadi gue ke kelas buat ambil buku biologi gue, tapi gue lupa kalo ada lo dan gue pulang."

"Hah?! Demi apa?! Kok lo jahat banget sama gue?! Disini serem woi, gue sendirian!" Seru Jinhyuk marah bercampur takut.

"Sorry, lo hati-hati ya. Gue tutup dulu, ibu gue manggil."

"Woi! Lah si anjir, kok dimatiin!"

Jinhyuk mengumpat sambil menendang rak buku yang ada di sampingnya, menyebabkan sebuah buku terjatuh dan terbuka..

Jinhyuk semakin kesal. Disertai dengan umpatan, dia mengambil buku itu untuk dikembalikan ke tempatnya.

Namun, dia berhenti bergerak. Halaman buku tersebut menunjukkan foto siswa-siswi kelas 10 angkatan tahun lalu, 10 Mipa 1.

Dari semua murid yang ada di kelas itu, hanya empat orang saja yang dia kenal.

Hwang Yunseong, Ham Wonjin, Koo Jungmo, dan Kim Minkyu.

Jinhyuk tersenyum miris. Di foto mereka terlihat bahagia atas kenaikan kelas mereka. Tapi sekarang apa, mereka bertiga terambil rohnya dan tidak tahu bisa kembali atau tidak.

"Jinhyuk, lo dimana?"

Suara seseorang dari luar mengagetkannya. Dia meletakkan buku tersebut di rak lalu berlari keluar perpustakaan.

Setelah dia pergi, seseorang datang dan mengambil buku tersebut. Dia membuka halaman yang terbuka tadi, lalu menyeringai.

"Sampai kapanpun, roh kalian gak bakal balik ke tubuh kalian."

Pria bertubuh tinggi itu tertawa kecil, lalu merobek foto ketiga orang tersebut dan memasukkannya ke dalam kantung celana.

Sebelum pergi lewat jendela dan lari secepat mungkin agar tidak ketahuan oleh siapapun, termasuk Wooseok yang sedang mencari Jinhyuk.

Padahal tanpa perlu lewat jendela dia bisa teleportasi ke rumahnya.












































































Hujan turun dengan lebat malam ini, membuat Eunsang gelisah dalam tidurnya. Dia terus guling ke kanan dan kiri.





Eunsang berdiri di koridor sekolahnya yang sepi dan gelap. Dia celingak-celinguk kebingungan, mengapa dia bisa berada disini?

Daripada hanya berdiam diri, dia memutuskan untuk berjalan sebentar untuk mencari tahu mengapa dia bisa ada di sekolahnya malam-malam begini.

Hujan masih turun dengan lebat, suara petir yang menyambar membuatnya tidak tenang sekaligus was-was.

Sekolahnya terkenal angker, apalagi setelah roh sebagian murid di sekolahnya masuk ke dalam cermin.

Eunsang bergidik ngeri. Dalam hati dia merapalkan doa agar dirinya tidak ikut masuk ke dalam cermin.

Drap drap drap

Langkah kaki terdengar dari arah belakang. Eunsang segera bersembunyi di balik pot bunga. Kemudian matanya membola, dia melihat kakak kelasnya berlari ketakutan, kabur dari sesuatu yang mengejarnya.

Gawat, dia dikejar oleh setan perempuan itu!

Setan perempuan itu tertawa melengking di tengah gelapnya malam. Petir yang menyambar memperseram suasana.

Eunsang nyaris tak bernafas ketika setan tersebut melesat dengan cepat ke depan kakak kelasnya tersebut.

Yang selanjutnya terjadi adalah teriakan Eunsang menggema di lorong sekolahnya sebelum setan itu menoleh ke arahnya.














































Eunsang terbangun dengan nafas yang tak beraturan. Keringat membasahi keningnya. Dia memandangi sekelilingnya yang terang benderang.

Dia menoleh ke arah jendela, matahari bersinar cerah di luar sana. Dia mengusap keningnya sambil mengatur nafasnya. Mimpi buruk, begitu pikirnya.

"Gue lupa baca doa kali ya sampe mimpi kayak gitu."

Tak ingin memikirkannya, Eunsang memilih menyalakan televisi untuk menonton film kartun kesayangannya.

[Breaking News]

Telah ditemukannya mayat laki-laki berinisial LJH di SMA Jima dalam kondisi yang menggenaskan. Diduga dia tewas karena sosok hitam misterius yang terlihat di kamera cctv.

Namun untuk saat ini, polisi belum memastikan penyebab kematian LJH tersebut. Saya Choi Byungchan pamit undur diri.

Eunsang terpaku, tak percaya dengan apa yang dia lihat. Itu sma nya, itu sekolahnya. Itu berarti, dia memimpikan kejadian tadi malam.

Seketika dia marah. Semenjak kehadiran laki-laki bermarga Geum itu, kematian menghantui SMA Jima. Eunsang tidak akan tinggal diam, dia harus meminta pertanggung jawaban.

Geum Donghyun harus bertanggung jawab, apapun alasannya. Karena Eunsang merasa, dia lah penyebab kematian mereka.

Iya, Donghyun harus bertanggung jawab.

Oh, apa perlu Donghyun ditumbalkan saja agar setimpal dengan kematian Dongpyo dan kakak kelasnya itu?

|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓Where stories live. Discover now