4 | Dan Akhirnya...

15.7K 1.2K 13
                                    

Singkat cerita, setelah mengalami masa "reses pacaran" bertahun-tahun dan tahap seleksi yang mengalahkan seleksi ketua KPK, akhirnya aku dilamar oleh pacarku di ulang tahunku yang ke-28. Iya, akhirnya setelah aku berserah diri pada Tuhan aku mendapat pacar di usia 27 menjelang 28 tahun. Namanya Ganjar, rekan mengajarku di tempat kursus. Oh iya, aku akhirnya diterima bekerja setelah sebelas bulan menganggur. Ganjar adalah pengajar komputer di tempat kursus itu. Kami menikah setelah setahun pendekatan jadi aku resmi menyandang gelar istri di usia 29.

Jujur saja, aku memang agak buru-buru memutuskan menikah waktu itu. Kupikir kalau bukan sekarang menikah lantas kapan lagi. Ketakutan menjadi perawan tua itu diam-diam membayangiku juga. Ibuku juga terus mendesakku untuk segera menikah dengan memberi kata mutiara andalannya 'kalau kamu nggak menikah sekarang terus mau nikah umur berapa' dan selalu menceritakan kisah Mbak Anjani berulang kali agar aku segera membuat keputusan. Aku juga mulai berpikir kalau perempuan ada masa kadaluwarsa rahim. Makin tua aku menikah, makin tipislah kesempatan punya anak dari rahimku sendiri. Meski aku sendiri juga tidak yakin mau punya anak sih. Punya anak pasti repot apalagi aku terbiasa jadi makhluk mager tiada tara. Buat makan aja kadang males apalagi ngurus anak. Tapi, yah, mengingat Mas Ganjar adalah laki-laki paling beres di antara laki-laki yang pernah jadi pacarku, kuputuskan untuk membulatkan tekad menikah dengannya.

And here it is... When my story begins...

***

Balada Ibu Rumah Tangga | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang