04. Boy With Luv?

3.5K 510 28
                                    

Setelah acara perkenalan organisasi itu, semua bersiap untuk memulai kegiatan ospek. Para senior yang bertugas memberikan ospek berubah menjadi galak. Aditya melihat dari kejauhan gimana kerasnya mereka ngomong, dia menghela nafas berat. Seharusnya semua ini bisa dia hentikan.

Ini masih awal, karena akan ada dua hari penyiksaan dari para senior untuk mereka, dan Adit benci itu. Arga melihat Adit berdiri disana dengan bahu turun, dia tau Adit sedang benar benar unmood. Dia memang masih kesal dengan Adit tapi dia tidak bisa jauh dengan Adit.

"Adit" Adit menghembuskan nafas lelah dan kemudian menoleh dan tersenyum pada Arga.

"Hm? Maafin gue soal yang tadi Ga" Arga mendengus dan memeluk Adit.

"Hm.." Adit balas memeluk Arga, karena tubuh Arga bisa dibilang kecil jadinya dia tenggelam di dalam dekapan Adit.

"Lo jangan badmood terus dong dit" Adit tertawa kecil.

"Kenapa?"

"Ya gue nggak suka. Biasanya lo banyak omong terus rese terus kocak, kalo lo jadi diem gini gue nggak suka"

"Hm? Kenapa nggak suka?" Arga melonggarkan pelukan dan menatap sahabatnya.

"Kayak bukan elo, nggak suka gue" Adit terkekeh dan mencubit hidung Arga.

"Balikin mood gue makanya" Arga terus menempelkan kedua kening mereka.

"Ck. Lo nyebelin tau nggak" ngomong gitu sambil mulutnya ngepout lucu, membuat Adit tertawa kecil.

"Lo lucu banget Kookie, nggak heran mereka pada gemes sama lo." Panggilan ini lagi, artinya Aditya sedang dalam mode manis. Arga menjauhkan wajahnya dan tersenyum lebar.

"Eum, lo harusnya bersyukur Tae punya sahabat yang uwu kek gue" Adit mengerutkan kening.

"Uwu? Lo gue bilang senorita aja marah" Arga bersandar pada Adit.

"Jaga image lah Tae, lo gimana sih" Adit menggelengkan kepalanya gemas sekali dengan sahabatnya ini. Tapi kalo kelakuan mereka gini apa pantas disebut sahabat?

"Terus kalo sekarang gue bilang lo senorita lo nggak marah?"

"Nggak. Kan lo yang bilang. Lagian gue sekarang nyadar, gue berarti kek dewa dionysus bisa ganteng bisa cantik"

"Hmm lo tuh kalo nggemesin kenapa cuma dihadapan gue?" Arga tertawa kecil.

"Karena lo sahabat kesayangan gue"

"Oh gitu.."

"Kenapa?? Lo nggak suka?"

"Bukan gitu.. Kasian aja yang lain nggak pernah liat lo se ngegemesin ini"

"Biarin, biarin mereka taunya gue macho" dan Adit akhirnya tertawa.

"Lo selalu bisa bikin mood gue balik Kook, sohib gue tersayang emang the best ya"

"Iya dong, harus! Udah mood lagi kan?" Adit mengangguk.

"Bagus" Arga melepaskan diri dari Adit.

"Kita masih banyak tugas Taetae" Adit terkekeh.

"Ayo kita selesaikan Kookie" dan mereka berdua tertawa bersama. Tanpa mereka sadari interaksi mereka tadi menjadi tontonan bahkan senior yang tadi bentak bentak ikut terdiam sambil menyaksikan momen uwu keduanya.

"Sahabatan katanya? Serius nggak sih mana bisa kita percaya!"

Sementara Squad Adit dan Arga nahan gemes.

"Duh mereka nggemesin banget anjir!" Pekik Irina.

"Hooh duh uwu banget!! Kenapa nggak jadian aja sih!" Agata geregetan.

Just Extraordinary Friend [END]Where stories live. Discover now