19. 여기 부ㅏ

2.3K 393 28
                                    

Aditya bermain dengan Kia, padahal tadi Kia sudah mengantuk tapi waktu melihat Adit anak itu jadi bersemangat lagi. Bahkan dia teriak khas balita sambil menyembur. Arga dari dalam kamar mandi mendengar ocehan mereka berdua.

Tanpa sadar dia mengulas senyum, dia sadar ada sesuatu yang berbeda dengan perasaannya pada sang sahabat, dan perasaan yang selama ini ia tepis itu semakin kuat.

Setelah selesai, dia keluar dari kamar mandi mengenakan handuk sebatas pinggang. Aditya mengalihkan pandanganya pada Arga, dia tertegun dan terpesona. Dia sering melihat tubuh Arga tapi sekarang rasanya berbeda, ada sesuatu yang aneh dan tubuhnya bereaksi.

"Gue pinjem baju Tae" tanpa menunggu jawaban, Arga pergi kelemari begitu saja, dia semalu itu sialan. Sekarang rasanya beda sekali, padahal dulu mereka biasa aja telanjang bulat sekalipun.

"Mandi sana Dit, lo capek kan"

"Oke" Aditya bergegas kekamar mandi.

Sial, ini gila. Gimana bisa gue turn on liat badan Arga!

Adit mengacak rambutnya, ia merasa frustasi dengan dirinya sendiri.

Apa iya gue suka sama Arga?

Selama dikamar mandi Aditya merenung, dia juga tak berhenti membayangkan tubuh Arga yang begitu mulus dan menggoda. Sementara itu, Kia akhirnya tidur setelah menyusu pada Arga.

Tidak lama, Aditya keluar dari kamar mandi. Arga sedang melamun sambil menyusui Kia. Adit yang melihat itu entah kenapa merasakan hangat dihatinya. Dia merasa jika dia melihat istrinya tengah menyusui anaknya. Adit hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan, kebiasaan dirinya.

"Ga, lo kenapa ngelamun?"

"Eh? Nggak kok. Lo udah kelar? Pake baju Dit, udah sore lo mau masuk angin apa?" Adit tidak menghiraukan Arga, dia malah menyamankan diri disamping Kia, memeluk Kia dan Arga seperti memeluk istri dan anaknya kemudian memejamkan mata.

"Met tidur Ga" Arga menghela nafas, dia meraih selimut dan menyelimuti tubuh mereka.

"Hm, tidur yang nyanyak Dit" Adit membuka matanya kembali dan dia bertatapan dengan Arga. Entah kenapa dia tiba tiba saja membelai wajah Arga dengan begitu lembut, membuat Arga merona karenanya.

"Kenapa?"

"Muka lo merah Ga" lirih Adit sambil terkekeh.

"Diem lo setan" entah kenapa, perasaan Arga mendadak tidak enak. Arga menggenggam tangan Adit seolah Adit akan pergi jauh.

"Lo nggak akan kemana mana kan? Lo nggak akan ninggalin gue sama Kia kan?" Belakangan ini dia suka merasa bahwa Adit akan pergi jauh, sangat jauh meninggalkan dirinya.

Adit malah tertawa kecil. "Apaan sih, mana mungkin gue ninggalin lo sama si kecil? Jangan mikir yang aneh aneh"

"Janji ya?"

Adit malah terkekeh dan mencubit gemas hidung Arga.

"Gemesin banget sih lo"

"Apasih" entah kenapa Arga merasa semakin gelisah. Sungguh sekarang dia tengah berusaha berfikir positif.

"Hei, gue boleh nanya nggak?" Arga mengerutkan kening.

"Apaan? Lo nanya ya nanya aja" Adit memilih untuk bangun dan keluar dari kamar menuju balkon. Sementara Arga mengerutkan kening, dari pada Kia terbangun lebih baik dia ikutan keluar.

"Kenapa sih?" Arga berdiri disamping Adit.

"Lo jangan nyebat loh, kasihan Kia" Adit tersenyum tipis. Tipis sekali, tatapan matanya menerawang dan raut wajahnya menyendu tanpa Arga ketahui.

Just Extraordinary Friend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang